Jumat, 04 April 2014

Good Citizen Award


Hari Kamis kemarin, sepulang sekolah, Ara tampak sangat gembira. Dia menunjukkan sebuah sertifikat yang bertuliskan namanya, dan ada gelar juga di dalamnya "Good Citizen Award". Saya pun turut senang melihatnya, meski tidak tahu pasti apa maksud sekolahnya memberikan award semacam itu.

Baru hari ini kemudian saya tanya dan ngobrol apa alasannya dia mendapat award itu, dan siapa yang menentukan siapa-siapa yang berhak mendapatkan award.

Award ini diberikan oleh pihak kepolisian setempat melalui sekolah-sekolah. Sedangkan yang menentukan siapa yang berhak mendapatkannya adalah melalui voting tertutup teman-teman sekelasnya sendiri. Caranya adalah, guru meminta anak-anak menuliskan sebuah nama dari salah satu temannya yang mereka anggap baik hati, suka membantu ataupun menolong. Kemudian dipilih 1 anak perempuan, dan 1 anak laki-laki yang memiliki suara terbanyak.

Saya bertanya lagi ke Ara, kira-kira kriteria perilaku seperti apa yang dianggap sebagai "baik"? Ara menjelaskan dengan memberikan beberapa contoh, misalnya:

  1. Jika ada anak yang menangis, ya harus didekati dan ditanya kenapa....kalau anaknya diam saja berarti harus lapor ke dinner lady, biar dia yang mbantu.
  2. Kalau ada anak yang bertengkar harus dilaporkan bu guru, biar bu guru yang menyelesaikan. Seperti kata bu guru, "If someone is fighting, you need to tell an adult because that's not the right thing, and dangerous".
  3. Punya banyak teman di sekolah, dan tahu nama-namanya.
Itulah beberapa contoh perilaku yang digambarkan Ara. Benar atau tidak, saya kurang tahu pasti, karena saya hanya mengumpulkan sumber dari seorang anak saja, yaitu Ara he3....

Saya pikir, award semacam ini sangat bagus juga. Karena menghargai anak dari perilaku baik yang telah mereka lakukan. Juga tidak membuat anak menjadi terlalu fokus pada kemampuan akademik saja, melainkan bagaimana mengembangkan kemampuan bersosialisasi mereka. Banyak sekolah-sekolah yang kini tidak lagi menghargai kemampuan anak dalam berbuat baik. Para guru cenderung fokus pada nilai-nilai pelajaran yang anak dapatkan, entah itu dari hasil belajarnya sendiri maupun dari hasil mencontek, asal nilainya tinggi pasti juara 1.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar