Rabu, 30 April 2014

Selamat Datang di Magic Worlds

Pintu masuk
Alhamdulillah, liburan sekolah kali ini, kami bisa berkunjung ke museum Hancock, The North Great Museum. Kami tertarik kesana karena sedang ada pameran yang bertema "Magic Worlds". Hemmm jadi penasaran, seperti apa ya kira-kira. Apalagi tidak perlu membayar tiket, alias gratis, jadi tambah semangat. Tinggal menyiapkan kamera dan bekal makan siang saja supaya tidak kelaparan di sana nanti.

Pameran berada di Hall lantai 3,begitu naik ke lantai 3 langsung terlihat petunjuk dimana lokasi pamerannya. Mari kita mulai berpetualang di "Magic Worlds".

Beragam baju fantasi
Begitu masuk ke dalam ruangan, disambut dengan sederta baju-baju fantasi dari berbagai macam cerita dongeng yang terkenal dan melegenda, misalnya Snow White, Alice in Wonderland, Narnia, Hansel and Gretel, Peter Pan,dan lain sebagainya.

Lubang kelinci dalam film Alice In Wonderland
Berikutnya adalah seting-seting cerita dalam dongeng. Foto atas adalah seting dalam cerita ALice in Wonderland. Lubang berbentuk kotak itu diumpakan sebagai lubang kelinci menuju dunia lain. Di dekatnya ada sebuah meja besar berbentuk persegi, di atasnya terdapat berbagai macam miniatur buah, hidangan, piring, gelas, sendok, pisau, dan perlatan makan lainnya. Maksudnya adalah menggambarkan suasana Alice saat makan bersama dengan para binatang di dunia lain itu.

Lukisan dalam kisah Narnia
Selnajutnya adalah lukisan yang menunjukkan potongan kisah dalam film Narnia 1. Gambarnya hanya hitam dan putih, mungkin menunjukkan kalau suasana alamnya penuh dengan salju tebal (he3....asumsi pribadi). Sebenarnya ada keeterangannya namun tidak sempat membaca, Ara sudah kesana-kemari (he3...alasan). Sementara kotak kecil itu, berisi miniatur karakter dalam kisah Narnia.

Set miniatur karakter Narnia

Rumah penyihir di kisah Hensel and Gretel
Ini adalah seting rumah dalam cerita Hansel and Gretel. Tahu kan ceritanya? Tentang 2 anak laki-laki, dan perempuan bersaudara yang hendak disingkirkan oleh ibu tirinya dengan cara disesatkan di hutan oleh ayahnya sendiri atas dorongan si ibu tiri tentunya. Mereka berdua akhirnya terperangkap dalam rumah yang terbuat dari aneka kue dan permen. Namun pemilik rumah yang ternyata seorang penyihir itu berhasil menangkap mereka dan hendak menjadikan salah seorang dari mereka sebagai santapannya. Hi....ngeri sekali ya ceritanya. Mampukah mereka menyelamatkan diri?

Ada fakta yang menarik tentang cerita ini, saat saya googling ternyata tokoh jahat sebenarnya adalah ibu kandung dan ayah kandung Hansel dan Gretel itu sendiri, namun beberapa waktu kemudian, ceritanya sedikit dikoreksi dengan menggantikan tokoh ibu kandung dengan sosok ibu tiri yang jahat. Kisah mengerikan ini diilhami oleh kehidupan sehari-hari masyarakat di Jerman pada tahun 1300 an. Pada masa itu kelaparan dan kemiskinan melanda seluruh daratan Eropa termasuk Jerman. Banyak terjadi perbuatan kriminal di antara warganya demi untuk dapat bertahan hidup termasuk kanibalisme, anak-anak dan bayi tentu menjadi sasaran empuk untuk itu. Bahkan yang melakukan bukan hanya orang lain terhadap anak orang lain, melainkan orang tua terhadap anak mereka sendiri. Masa kekacauan itu dikenal dengan istilah Great Famine.

Cermin ajaib dalam cerita Snow White
Eh ada cermin, ngaca dulu ah.... Lho kok wajah saya tidak terlihat? Cermin yang aneh, saya dekati dan saya pegang-pegang, masih btidak adajuga wajah saya di sana. Eh...setelah saya tidak bercermin lagi, nah baru muncul wajah saya di sana, jadi seperti ada delay, jarak waktu antara bercermin dan munculnya bayangan. Ternyata itu cermin dibuat dari semacam layar datar, cara bekerjanya seperti merekam wajah kita lalu dimunculkan beberapa menit kemudian. Jdi saat abinya Ara yang mendekati cermin, muncullah wajah saya, ya he3...... Jadi kita bisa berpura-pura jadi ibu tiri Snow White yang bercermin sambil bertanya ke cermin, siapa yang paling cantik? Lalu muncullah wajah orang lain di sana.

Perlengkapan untuk trik sulap dengan koin
Kotak kaca yang ini berisikan perlengkapan trik koin terbang atau koin yang bisa memanjat sendiri. Di dalamnya terdapat almari kecil dengan 2 laci di bagian bawahnya. Jika koin diletakkan dalam salah satu laci itu, koin bisa berpindah ke atas, atau memanjat. Sayang sekali alatnya tidak boleh di cek, dibuka, dibolak-balik, ataupun dipegang-pegang, padahal penasaran seperti apa di bagian dalamnya.

Perlengkapan trik sulap tubuh yang terpisah-pisah
Kotak yang ini juga tidak boleh disentuh, ada tulisan larangan besar-besar di bawah. Seperti yang kita lihat di televisi-televisi, alat ini digunakan untuk memisah-misahkan anggota badan "korbannya". Begitu sesorang masuk ke dalamnya, dibacakan mantra, lalu digeser-geser kotaknya ke kanan dan kiri, sehingga bagian kepala, dada, perut, dan kaki seperti tidak menyatu.

Menonton acara sulap tahuan 1980 an
Ara sedang melihat tayangan sulap dengan boneka tangan sebagai asisten pesulapnya, jadi acaranya terkesan lucu dan cocok untuk penonton anak-anak. Tayangan tersebut berasal dari sebuah acara pada tahun 1980 an. Gambarnya makanya agak sedikit buram, tapi masih asyik untuk dinikmati. Buktinya Ara terkagum-kagum terlihat serius, sementara saya tertawa-tawa karena bonekanya sangat lucu.

Foto berikut adalah percobaan membuat ramuan, bahannya adalah kodok, tikus, dan kelelawar kalau tidak salah, ngeri deh. Tentu saja bukan binatang asli tapi terbuat dari karet, bentuk dan teksturnya mirip. Saya saja tidak tega memegangnya, melihat saja rasanya geli sekali hiiii.....

Membuat ramuan sihir

Lukisan tentang mitos Mermaid
Ini lukisan jaman dulu, sayang sekali tidak terlihat tahun pembuatannya dalam foto meski sudah saya zoom. Lukisan itu mengisahkan tentang Putri Duyung dengan seorang pelaut yang sepertinya "tergoda" oleh kecantikan si Putri Duyung tersebut.

Baju peri jaman dulu
Ini adalah baju peri dari puluhan tahun yang lalu. Unik ya bentuk dan warnanya. Tidak terlalu banyak perbedaan dengan baju-baju peri yang ditemui saat ini, perbedaan yang mencolok di bagian warna saja. Baju peri saat ini didominasi warna pink, biru, dan warna-warna cerah lainnya. Sedangkan yang di foto berwarna coklat, lebih ke warna alam seperti batang pohon atau kayu.

Ini dia pemilik baju perinya
Masih banyak hal lain yang belum sempat diambil gambarnya, misalnya tentang Harry Potter, Peter Pan, dan lainnya. Plus ada stand juga yang menjual pernak-pernik tentang peri atau ksatria. Ara? Pastilah tertarik berkali-kali dia mendekati dan berusaha memegang-megang yang ada di stand tersebut. Kami hanya menungguinya, dan membiarkannya. Setelah puas melihat-lihat, kami mengajaknya pergi, Alhamdulillah dia tidak protes ataupun minta dibelikan he3....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar