Alhamdulillah hari ini adalah hari terakhir Ara masuk sekolah, minggu depan libur selama 2 minggu untuk spring term. Pada hari Jumat ini di sekolah Ara diadakan kompetisi untuk menghias telur dalam rangka memperingati easter. Sekali lagi saya dan abinya perlu mengambil keputusan, apakah akan ikut atau tidak. Akhirnya kami memutuskan untuk mengijinkan Ara mengikuti kompetisi dengan alasan melatih kreatifitas Ara berkreasi dengan telur. Sejauh ini pemahaman Ara tentang easter hanya sebatas kompetisi menghias telur, dan kami masih belum mengajaknya berdiskusi jauh lagi tentang tema ini.
Baiklah, setelah kami memutuskan untuk memulai menghias telur, sebelumnya Ara saya minta untuk searching di youtube tentang cara-cara menghias telur. Teknik yang paling dia suka adalah membuat motif laba-laba pada telur, bukan pada kulitnya lho, tapi pada telurnya dengan menggunakan bahan pewarna makanan sehingga telur tetap aman untuk dikonsumsi. Berikut caranya:
Telur Motif Sarang Laba-laba
Alat dan bahan:
- beberapa butir telur rebus (white eggs)
- beberapa mangkuk berisi air
- pewarna makanan
- cuka makan
- sendok
Cara:
- Siapkan mangkuk yang berisi air, tetesi masing-masing mangkuk dengan pewarna makanan sesuai warna yang diinginkan. Untuk 1 mangkuk air, kurang lebih dibutuhkan 2 sendok makan pewarna makanan atau lebih sehingga warna yang dihasilkan akan sangat pekat.
- Beri 1 sendok teh cuka pada masing-masing mangkuk.
- Aduk dengan sendok sehingga pewarna, air, dan cuka tercampur dengan rata.
- Ambil telur, pukul kulit telur dengan menggunakan sendok sehingga timbul retakan-retakan kecil, usahakan retakannya tidak terkelupas.
- Lalu masukkan telur ke dalam mangkuk, masukkan kulkas, diamkan selama 2-3 jam.
- Setelah warna menempel pada telur, kupas kulit telur, maka akan terlihat motif sarang laba-laba pada telur tersebut.
Saya belum mengambil foto telur dari hasil proses tersebut karena hasilnya keburu dimakan Ara he3..... Telur yang kami beri warna kuning dan merah hasilnya kurang bagus, sedangkan telur yang kami rendam dengan warna biru hasilnya bagus dan sudah mendekati sempurna seperti yang dicontohkan di youtube.
Baiklah, kami bikin lagi dengan teknik yang hampir sama tapi telurnya tidak perlu diretakkan, dibiarkan saja karena kali ini yang ingin kami warnai adalah kulit telurnya. Begitu telur matang, rendam saja ke dalam mangkuk air yang sudah diberi pewarna dan cuka. Setelah menempel warnanya, sekitar 1 jam, keringkan telur dengan menggunakan tisu. Setelah itu hiasi telur dengan stiker atau glitter.
Ara memilih memakai gliter berbentuk bintang. Kami menempelkannya dengan menggunakan lem cair yang biasanya digunakan untuk mengelem kertas. Nah hasilnya bisa di lihat di foto atas. Menang ataupun tidak dalam kompetisis nanti, yang penting Ara sudah bersenang-senang dengan telur dan mendapatkan pengetahuan baru tentang bagaimana cara-cara berkreasi dengan telur.
Banyak hal yang dipelajari dalam proses ini, antara lain:
Banyak hal yang dipelajari dalam proses ini, antara lain:
- Problem solving, yaitu saat Ara menentukan berapa jumlah telur yang akan dihias, menentukan metode apa yang akan dilakukan untuk menghias, menentukan pemilihan warna, dan bahan apa saja yang akan digunakan.
- Melatih kesabaran, yaitu saat Ara menunggu proses merebus telur hingga benar-benar masak, menunggu proses saat mencelupkan telur ke dalam mangkuk pewarna yang membutuhkan waktu berjam-jam.
- Motorik halus, yaitu saat menggunting bahan, menempelkan glitter, memindahkan telur dari tempat yang satu ke tempat yang lain dengan hati-hati supaya tidak pecah, juga saat membuat retakan-retakan halus pada kulit telur.
- Mengenal tahapan sebuah proses dan kerja keras, yaitu bahwa untuk menghasilkan sebuah karya diperlukan tahapan-tahapan yang harus dikerjakan sesuai urutan tertentu agar menghasilkan karya yang baik. Sebuah karya tidak tiba-tiba muncul begitu saja.
- Penghargaan terhadap sebuah hasil dan karya, yaitu anak akan lebih menghargai baik hasil karya diri sendiri, maupun orang lain setelah mengetahui proses pembuatannya yang tidak mudah. Intinya mengembangkan kemampuan anak dalam mengapresiasi karya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar