Kamis, 14 Mei 2015

Hal-hal Berikut Ini Yang Mungkin Membuat Kita Malas Berangkat Ke Suatu Pengajian

 
Menambah ilmu pengetahuan agama Islam sebenarnya adalah suatu hal yang mutlak bagi umat muslim, entah itu melalui lembaga pendidikan resmi maupun melalui kegiatan pengajian-pengajian yang ada di lingkungan sekitar kita. Namun mengikuti suatu kegiatan yang satu ini ternyata tidak cukup jika dengan niat yang kuat saja melainkan harus dibekali dengan mental yang kuat. Lho kok?
 
Kelompok pengajian ada banyak model dan macamnya dengan latar belakangnya masing-masing. Tak perlulah disebutkan satu-satu, seperti yang kita tahu, di Indonesia ada banyak macam perkumpulan pengajian dengan nilai-nilai yang berbeda antara perkumpulan yang satu dengan yang lain. Jadi saat diawal memilih kelompok pengajian pun sudah bingung, bahkan ada yang menyarankan untuk berhati-hati. Nah kan....
 
Tapi kali ini bukan itu yang hendak saya sampaikan, soal memilih silahkan ditentukan oleh ilmu dan hati nurani masing-masing, yang penting bagaimana pengajian itu menyenangkan untuk kita yang hendak mempelajari agama Rahmatan Lil Alamin ini. Menyenangkan artinya adalah membuat kita selalu bersemangat dan termotivasi untuk belajar, minimal kita tidak merasa malas untuk berangkat ke tempat pengajian.
 
Pengajian kok malas? Kedengarannya absurd dan tidak masuk logika (halah....), tapi memang sudah banyak faktanya, seperti yang saya alami dan beberapa pengalaman teman-teman saya. Awalnya sangat semangat, namun belakangan pamit satu-satu tanpa sepatah kata pun. Berikut adalah beberapa penyebabnya.
 
  • Salah Kostum
Pernahkah anda merasa salah kostum saat pertama mendatangi sebuah pengajian? Sehingga menjadi minoritas, mencolok, terlihat paling beda, dan sebagainya. Efeknya kita menjadi pemandangan yang aneh. Lebih parah lagi kalau tidak ada yang menyapa kita di pengajian itu, walah...tambah seperti alien kita. Padahal awal berangkat sudah semangat dan berniat, begitu responnya diluar dugaan, jadi enggan untuk datang kedua kali.
 
  • Kritik dan Judgement tentang ini dan itu
Awal pertama kali berangkat mengaji memang harus diniatkan untuk belajar, mengetahui dari hal-hal yang sebelumnya belum kita tahu atau belum kita yakini sehingga kita menjadi tahu dan yakin saat beramal, dan yang terpenting ikhlas karena Allah. Namun apa jadinya jika belum apa-apa yang muncul malah kritik sana-sini misalnya "jangan berpakaian yang begini dan begitu", "gaya jilbab syar'i dan tidak syar'i", "jangan melakukan ini", "yang itu haram", "akhwat yang pakai celana besok harus pakai rok", dan sebagainya. Sebenarnya bagus, intinya menasehati karena demikianlah sebenarnya inti dari agama. Akan tetapi biasanya yang lebih tampak adalah kita merasa disalahkan, begini salah, begitu tidak boleh. Padahal namanya juga belajar, tidak musti semua langsung dilakukan sesegera dan secepat mungkin, semua melalui proses, butuh dukungan, dan bukan kritikan.
  • Program Hafalan
Tidak semua pengajian ada program hafalannya, tapi saya dan teman saya pernah mengalaminya. Sebenarnya program hafalan ini sangat bagus agar kita bisa mengamalkannya dalam bacaan sholat, melafalkannya dengan benar, memahami maknanya, dan tentunya reward dari Allah. Hal ini pernah terjadi, katakanlah pada si A, suatu kali ada pengetesan hafalan, ustadzahnya sebenarnya sudah menyampaikan jika hafalannya bebas boleh surat apa saja. Saat ditanya hendak hafalan surat apa, si A menjawab dengan menyebutkan sebuah surat pendek, eh tanpa diduga ternyata si penanya berkomentar "Anak SD saja sudah sampai surat ini dan itu (menyebutkan nama surat panjang) masak nggak malu". Nah, silahkan bayangkan sendiri peasaan si A ini. Entah komentarnya ini bernada gurauan atau beneran, yang jelas sudah mampu menciutkan perasaan si A.
 
Itulah beberapa contoh kasus dan permasalahan yang selalu membuat kelompok pengajian jadi semakin menciut jumlah anggotanya. Setiap hendak berangkat, jadi muncul rasa malas dan cemas. Mengapa ikut klub arisan atau klub hobi lebih bersemangat daripada mendatangi sebuah pengajian? Ups, tapi jangan putus asa, tetap terus datang ke pengajian dan cobalah membuat suasana pengajian menjadi menyenangkan dengan kedatangan kita. Jangan sampai pengalaman pahit di pengajian terulang pada teman pengajian baru kita. Bismillah semoga Allah memudahkan.
 
Jika pembaca pernah mengalami hal yang serupa, silahkan share di kolom komen berikut, sebagai salah satu bentuk pelajaran buat kita semua agar kita dapat memperbaiki dan meningkatkan tidak hanya ilmu agama melainkan akhlak kita juga. Belajar berempati dan berkasih sayang dalam menyampaikan nasehat kepada saudara agar jauh dari bentuk menggurui dan menyalahkan. Sehingga kita semua bisa berangkat mengaji dengan senang hati.







Surat Al-Baqarah (Sapi Betina) ayat 186-190:

186. Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Aku, maka sesungguhnya Aku dekat. Aku kabulkan permohonan orang yang berdoa apabila dia berdoa kepada-Ku. Hendaklah mereka itu memenuhi (perintah) Ku dan beriman kepada-Ku, agar mereka memperoleh kebenaran.

187. Dihalalkan bagimu pada malam hari puasa bercampur dengan istrimu. Mereka adalah pakaian bagimu, dan kamu adalah pakaian bagi mereka. Allah mengetahui bahwa kamu tidak dapat menahan dirimu sendiri, tetapi Dia menerima tobatmu dan memaafkan kamu. Maka sekarang campurilah mereka dan carilah apa yang telah ditetapkan Allah bagimu. Makan dan minumlah hingga jelas bagimu (perbedaan) antara benang putih dan benang hitam, yaitu fajar. Kemudian sempurnakanlah puasa sampai (datang) malam. tetapi jangan kamu campuri mereka, ketika kamu beritikaf dalam mesjid. Itulah ketentuan Allah, maka janganlah kamu mendekatinya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada manusia, agar mereka bertakwa.

188. Dan janganlah kamu makan harta di antara kamu dengan jalan yang batil, dan (janganlah) kamu menyuap dengan harta itu kepada para hakim, dengan maksud agar kamu dapat memakan sebagian harta orang lain itu dengan jalan dosa, padahal kamu mengetahui.

189. Mereka bertanya kepadamu (Muhammad) tentang bulat sabit. Katakanlah, "Itu adalah (penunjuk) waktu bagi manusia dan (ibadah) haji." Dan bukanlah suatu kebajikan memasuki rumah dari atasnya, tetapi kebajikan adalah (kebajikan) orang yang bertakwa. Masukilah rumah-rumah dari pintu-pintunya, dan bertakwalah kepada Allah agar kamu beruntung.

190. Dan perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kamu, tetapi jangan melampaui batas. Sungguh, Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar