Senin, 07 April 2014

Menu Pembangkit Selera dan Masa Lalu


Beberapa hari lalu saya minta dibikinkan sambal terasi pada suami. Rasanya lama sekali suami sudah tidak bikin sambal terasi kesukaan kami berdua. Maklum semenjak habis operasi, suami memutuskan untuk menghindari makanan-makanan pedas dan aneka sambal. Tapi hari itu saya meminta jika tidak keberatan, boleh lah bikin sambal terasi buat saya, alhamdulillah dengan senang hati, suami mengabulkan permintaan saya.

Saya tak menyia-nyiakan waktu lagi, segera saya menyiapkan lauk padanan yang cocok dengan sambal terasi bikinan suami, yaitu ati ayam dan terong goreng waw.....pikiran saya langsung melayang ke masa lalu. Semasa saya dan suami awal-awal menikah dulu, semasa masih di Surabaya, kami sering sekali menikmati Lele penyet lesehan di sepanjang jalan Dharmawangsa, Karangmenjangan, maupun Kertajaya. Menunya kurang lebih seperti itu, nasi putih hangat, lele goreng, ati ampela goreng, terong, dan sambal bajak, sesekali kadang ditambah telur dadar. MasyaAllah sungguh nikmat.

Dulu di Surabaya karena nge-kos jarang sekali masak, jadi lebih sering beli. Lele penyet sudah seperti menu wajib bagi kami berdua. Habis sholat magrib, kami berkeliling mencari lesehan yang tidak terlalu ramai pembelinya, agar kita bisa menikmati makan malam sambil ngobrol berdua, dan berlama-lama di sana. kami memang makannya sering lama, selain karena sambil ngobrol, terutama saya punya kebiasaan buruk, makannya lambat, tapi Alhamdulillah suami malah menikmati, biasanya kalau suami selesai makan duluan, dia meminum teh hangatnya sambil diam-diam menatap saya yang sedang konsentrasi memilah-milah duri ikan lele. Jika tiba-tiba mata kami beradu pandang, dia pura-pura mengalihkan pandanganya. Setelah saya paksa bertanya apa maksudnya liat-liat terus. Sambil tersenyum dia bilang pelan "Kamu cantik", lalu kami berduapun tertawa, sambil saya (pura-pura) sewot.

Kalau sudah gitu, biasanya ada pandangan aneh dari sekitar. Mungkin mereka mengira kami masih pacaran kali ya. Selesai makan, kami biasanya lanjut dengan ngobrol segala hal, tentang kuliah, tentang dosen di kampus, soal magang, atau skripsi. Ups....kalau ngomongin skripsi biasanya kita langsung adu argumen, sering tengkar malah kalau ngomongin topik yang satu ini. Maklum, waktu itu suami sudah mengajar di UMM, jadi saat membicarakan skripsi, ego sebagai dosennya muncul deh, nah jadi bete kan. Entah komentar teorinya kurang lah, metodenya tidak tepat, sample nya harus begini, begitu bla...bla...bla.... @X#!!!=[$% fyuh.... rasanya semua-muanya disalahin, gak ada bagus-bagusnya, kritik melulu.

Yah....sebenarnya tujuannya baik sih, dia cuma ingin skripsi istrinya tersayang bisa kelar dengan lancar dan harapannya dengan sarannya itu malah lebih mempermudah saya, intinya ingin membantu, itu saja bukan bikin down dan sebagainya. Setidaknya itu yang disampaikannya kalau mata saya sudah mulai berkaca-kaca, sambil berupaya meraih tangan saya.

Kalau sudah gitu, segera beranjak dari warung pecel lele lesehan. Kan wajah sudah mulai memerah, mata berkaca-kaca, udah nggak asyik dilihat banyak orang, malu. Sepanjang jalan kembali ke kos-kosan, suami keukeuh menggenggam tangan, sambil meminta maaf kalau ada sarannya yang menyinggung perasaan. Saya nya "Nggak semudah itu dong", dalam hati. Sampai di kos, suami masih berusaha merajuk, sambil menceritakan hal-hal yang lain untuk mengalihkan. Terakhir dia bertanya, "Besok mau nyobain warung pecel lele yang sebelah mana?". Saya masih diam saja.

Rasanya lucu sekali mengingat-ingat kenangan masa lalu kami berdua, mudah sekali terpicu untuk bertengkar gara-gara sesuatu yang bukan prinsip, maklum lah masih adaptasi, ego masih tinggi, jadi mudah tersinggung, untungnya suami orang yang sangat sabar menghadapi sifat kekanak-kanakan saya. Menu pecel lele dan warung-warung lesehannya akan tetap menjadi bagian kenangan indah bagi kami.

Hari itu sambil menikmati sambal terasi bikinan suami, saya bilang padanya, "Makasih ya Bi, sambalnya enak, suatu hari nanti kita ke Surabaya lagi ya Bi, kita cari lesehan yang dulu". Suami saya hanya tersenyum, sambil menatap hangat.....ke arah laptop di depannya....@@%%##**

Tidak ada komentar:

Posting Komentar