Minggu, 28 April 2013

Kepada Kekasih Ku


Wahai Engkau yang selalu mencintaiku....
Dengarkanlah kisahku
Hari itu tiba-tiba aku merasa kelabu
Perasaanku tiada tentu
Kesedihanku bertalu-talu

Wahai Engkau yang selalu mencintaiku....
Saat aku mendengarkan lagu tentangMu
Luluh lantak dadaku
Kemarahanku tersapu
Kepedihanku mulai berlalu

Saat itu
Sudah banyak aku mengadu
Mungkin sudah terlalu
Awalnya aku hitung satu persatu
Namun lelah...
Kubiarkan saja

Wahai Engkau yang selalu mencintaiku....
Mungkin aku egois
Selalu ingin dicintai
Hingga selalu meminta bukti-bukti

Kadang aku merasa Engkau benci
Aku merasa Engkau jauhi
Aku merasa Engkau tak mendengar
Aku merasa Engkau menghilang

Sebenarnya
Akulah yang tak setia....
Akulah yang berlari....pergi....
Akulah yang merajuk....membisu
Akulah naif...menjauh

Aku yang tak paham
Membaca tanda-tanda yang Engkau berikan
Menerima kasih yang Engkau pancarkan
Belaian dalam setiap desahan nafas

Aku yang bodoh
Aku yang dikuasai
Kemarahan dan benci
Tak sanggup membaca tanda yang Engkau berikan
Tak mampu menerima sayang yang Engkau curahkan

Wahai Engkau yang selalu mencintaiku....
Bukalah mataku
Ajari aku untuk mencintai Mu

Rabu, 24 April 2013

Yang dirindukan di Indonesia itu.....



Suara Adzan
Rasanya aneh juga selama disini tidak ada suara adzan yang bersahutan, meski dari rumah kurang lebih 500 meter ada masjid. Suara yang dikumandangkan itu tidak melalui pengeras suara, maklum disini hal itu tidak diijinkan, semoga bukannya tidak diijinkan melainkan belum saja sehingga nantinya diijinkan, amin. Padahal muslim di kota ini lumayan banyak, bisa ditemui setiap kali jalan keluar rumah. Di kota ini lumayan banyak pendatang dari jazirah Arab, jadi banyak muslimnya. Kembali ke soal adzan, jadi jika ingin  mengetahui waktu sholat, ya harus melihat jadwal sholat online atau mengambil jadwal sholat yang ada di masjid-masjid, gratis. Ada alternatif lain yaitu mendengar adzan dari hp, yah lumayanlah untuk mengobati kerinduan. Sebelum-sebelumnya saya tidak pernah merasakan kekangenan seperti ini untuk mendengar suara adzan, di Malang, di rumah saya, adzan terdengar bersahut-sahutan, terdengar begitu saja di telinga karena sudah menjadi kebiasaan, jadi ya kesannya lewat begitu saja. Tapi setelah disini, subhanallah, mendengar adzan menjadi kenikmatan tersendiri yang luar biasa. Berbahagialah bagi siapa saja yang bisa mendengar adzan bersahut-sahutan, rasanya dekat dengan Allah, mudah menemukan Allah.

Pengajian
Alhamdulilah di tempat saya tinggal masih ada forum pengajian, baik itu dari sesama warga Indonesia maupun dari komunitas negara lain. Meskipun ada, mungkin tidak sebanyak dan sesering yang ada di Indonesia, pesertanya juga tidak ramai. Berangkat mengaji disini banyak tantangannya, misalnya cuaca yang dingin, rasanya lebih enak tinggal di rumah, meringkuk di kamar dan menyalakan penghangat hemmmm sambil nge-teh atau ngopi. Belum lagi kita harus berjalan kaki, tidak bisa naik motor seperti biasa yang saya lakukan selama di Malang he3.... ya gitu harus jalan kaki dingin-dingin. Alhamdulillah tempat pengajiannya biasanya dekat, kalaupun jauh ya tidak terlalu. Di forum pengajian seperti inilah biasanya kita semua saling melepas rindu dengan saudara-saudara senegara, juga melepas rindu dengan berbagai hidangan nusantara yang sulit ditemukan disini. 
Ini mengingatkan saya, sebelum saya disini, di tempat tinggal saya banyak sekali pengajian-pengajian, namun hambatannya tidak lain tidak bukan adalah malas, padahal Allah memberi fasilitas motor untuk saya, cuaca yang cerah dan hangat, tapi ya itu rasa malas begitu menguasai. Dan kalaupun datang ke pengajian, kadang ilmunya kurang masuk ke dalam diri saya, mungkin karena saya sudah menganggapnya biasa, sudah biasa ada pengajian di mana-mana. Sementara disini, karena untuk mendatangi forum pengajian itu membutuhkan perjuangan dan kemauan yang lebih dari diri sendiri, rasanya rugi jika hanya datang namun tidak dapat ilmunya. Berbahagialah mereka yang dimudahkan Allah untuk mendatangi forum-forum pengajian. Saya pernah mengungkapkan kepada teman saya, bahwa saya kangen liqo' seperti di Malang dulu.

Pedagang keliling dan kaki lima
He3...saya kangen suara tukang bakso lewat tok...tok...tik...tok... atau beli pecel di Bumi Asri yang murah meriah dan lezat, beli susu jahe anget dan sate kelinci di alun-alun Batu. Hari minggu biasanya saya sama keluarga keliling naik motor cari sarapan pagi, biasanya sampai ke Batu, sekalian ikut senam paginya he3...setelah sarapan, senam, baru duduk-duduk menikmati pemandangan atau sambil membaca koran...emmm Subhanallah...damai dunia. Malem-malem lapar, tapi males masak, tinggal naik motor nyari tukang nasi goreng pak Bos temen abinya di depan kecamatan Sengkaling sambil ngobrol ngalor ngidul dengan penjualnya yang ramah. Pagi-pagi kalau nggak keburu masak, tinggal ngeeeng....ke warung Mak Mike, atau Bu Asih atau di depannya Lab Brawijaya itu, tapi saya lupa nama penjualnya. Dengan harga murah, rasa wah...bisa untuk seharian pula, ndak perlu masak deh (he3...pada dasarnya saya memang tergolong perserikatan emak-emak males masak).
Kalo disini mau makan yang enak dan murah ya harus masak sendiri. Ndak ada cerita makanan murah disini, atau pedagang bakso lewat depan rumah, tungguin aja sampai Bang Toyyib pulang ke rumah he3...kapan pulangnya yah... Mau ndak mau saya harus nekat masak, kenapa nekat? Ya karena ketrampilan yang satu ini  termasuk salah satu kelemahan saya, tes di depan mertua dapat nilai D waktu itu, Alhamdulillah tetep dianggap menantu he3....

Ngobrol dengan tetangga
Disini tetangga sebenarnya banyak, rumahnya dekat-dekat juga, tapi dari berderet-deret tetangga yang kenal cuma 3 rumah itupun karena mereka semua dari Indonesia juga he3.... Jadi nggak ada cerita juga belanja sayur sambil curhat, yang ada begitu masuk rumah, ya sudah, asyik dengan kegiatan di dalam rumah masing-masing. Mbak Ara yang biasanya suka bermain di depan rumah sama anak-anak tetangga juga ndak bisa dilakukan disini. Saya kangen beli krupuk, ketemu temen trus ngobrol. Beli krupuknya bisa jadi nggak sampai 5 menit, tapi curhatnya bisa sampai sore ck...ck...ck....tapi seru he3.... 

Semua memang harus dijalani, tidak ada yang perlu disesali, bahkan dengan mengingat-ingat yang seru-seru bisa menambah rasa syukur bahwa terlalu banyak hal yang indah di Indonesia untuk dilupakan begitu saja. Semakin kangen dengan Malang. Jika saya tidak beranjak dari Malang mungkin saya tidak merasakan kekangenan yang seperti ini.

Salam kangen untuk semua sahabat, dan pedagang kaki lima
juga para muadzin dan teman-teman liqo'
Semoga Allah mempertemukan kita kembali
Amin

Jumat, 19 April 2013

Berkenalan dengan Bahasa Inggris

Bismillahirrahmaanirahiim
mbak Ara di sekolah

Ini adalah pengalaman saya pribadi bersama suami dalam mengenalkan bahasa Inggris pada mbak Ara. Alasannya tentu saja karena cemas dengan sekolah he3... Sekolah SD zaman sekarang sudah harus mengenal bahasa Inggris. Dulu saat zaman saya kecil, bahasa Inggris baru dikenalkan saat saya masuk SMP, nah sekarang anak kecil-kecil sudah cas cis cus terutama mereka-mereka yang sekolah di SD swasta mahal hmmm. Jadi saya sama suami menyiapkan jangka panjang, sejak kecil beberapa kosa kata sudah kami kenalkan pada mbak Ara, seperti take a bath, eat, drink, dan sebagianya yang sifatnya praktis-praktis. Agar lebih jelas mungkin rinciannya saya bagi dalam beberapa masa.

# Sejak mbak Ara bisa mengucapkan kata-kata sampai TK A
Lama banget ya masa yang pertama ini he3....karena selama ini yang kami lakukan metodenya sama yaitu mengenalkan kosa kata yang praktis-praktis, dan bukan mengenalkan kalimat, misalnya "ayo mbak Ara take a bath", "mbak Ara mau eat?", jadi ya seperti itu aja, atau menunjukkan gambar yang saya tempel-tempel di tembok, misalnya gambar bentuk dengan beraneka warna mis; "red circle" dan lain-lain, atau gambar binatang, buah-buahan, dan sayuran. Jika longgar saat sore hari saya bermain tebak-tebakan. Saya juga mulai mengenalkan beberapa lagu bahasa inggris, misalnya ABC, twinkle-twinkle, dan sebagainya. Saya belum ada rencana untuk menambah metode lagi karena dalam benak saya, sambil lalu saja, santai.

# Masa TK B
Pada masa-masa ini kebutuhan untuk meningkatkan bahasa Inggris mbak Ara sudah suatu keharusan dan mepet waktunya. Kami sempat agak panik juga bagaimana caranya. Saya sempat mencari kursusan Bahasa Inggris untuk anak-anak, namun yang ada jauh dari rumah, dan yang jelas harganya itu lho....muahal menurut ukuran kantong kami, jadi bakalan menghabiskan biaya dan tenaga. Akhirnya saya memutuskan mencari mahasiswa/wi yang mau memberikan les privat pada mbak Ara, Alhamdulillah ada yang bersedia. Selanjutnya saya serahkan mbak Ara pada yang berwenang he3....biar lebih intensif. Lesnya kurang lebih seminggu 2 sampai  3 kali masing-masing selama 2 jam. Selain itu kami juga memutuskan untuk berlangganan TV untuk membiasakan ketrampilan listeningnya. Kami juga membelikan mbak Ara buku-buku bahasa Inggris untuk anak-anak. Sebenarnya kami juga mulai membiasakan berbicara bahasa Inggris dengan mbak Ara, namun mbak Ara selalu menolak karena merasa capek. Yah...bisa dimengerti karena memang jadwal mbak Ara bersentuhan dengan bahasa Inggris tiba-tiba padat karena kepanikan kami, jadinya mungkin mbak Aranya lelah juga. He3...maaf ya nak.
Hasilnya hingga tahap ini  Alhamdulillah penguasaan kosa katanya jauh bertambah banyak, untuk mengucapkan kalimat belum maksimal, namun jika diberi instruksi mbak Ara sudah mulai mengerti. Untuk menulis, nah...ini tantangan tersendiri untuk mbak Ara, beberapa kata sederhana sudah bisa seperti book, apple, namun seperti butterfly, flower, itu mbak Ara masih kesulitan.

# Masa kelas 1 SD
Pada masa ini, mbak Ara mau ndak mau harus menggunakan bahasa Inggris baik secara verbal maupun tulisan selama di sekolah. Awalnya mbak Ara mengalami kesulitan beradaptasi, Alhamdulillahnya mbak Ara masih bisa ceria setiap pulang sekolah, tidak sedih ataupun menangis, cuma beberapa kali saja mengungkapkan kalau tidak mau masuk sekolah, jika ditanya mengapa, mbak Ara cuma menjawab capek aja setiap hari sekolah.
Kami juga mulai lagi mengajak berbicara bahasa Inggris, dan kali ini mbak Ara benar-benar menolak, sama sekali tidak mau mendengar ataupun berbicara bahasa Inggris, pokoknya yang berbau-bau bahasa Inggris mbak Ara ndak mau sama sekali. Dan mbak Ara lebih suka melihat internet film-film berbahasa Indonesia. Ya sudah saya biarkan dulu lah...kalau dipaksa nanti malah berakibat buruk, mogoknya tambah panjang.
Setelah 4 bulan di sekolah, mbak Ara mulai-mulai sendiri berbicara bahasa Inggris, yang diucapkan hanya kosa kata saja, dan jarang sekali. Jika ada orang asing misalnya teman saya atau teman abinya, mbak Ara tidak mau berbicara dengan bahasa Inggris. Setelah 6 bukan di sekolah, tiba-tiba mbak Ara memulai sendiri berbicara bahasa Inggris, kali ini sudah berupa kalimat. Biasanya mbak Ara mengoceh bahasa Inggris saat bermain pura-pura dengan bonekanya, jika saya bergabung, mbak Ara langsung diam. Akhirnya saya pura-pura tidak memperhatikan jika mbak Ara berbicara bahasa Inggris dengan boneka-bonekanya. Satu bulan kemudian mbak Ara sudah mulai percaya diri berbicara bahasa Inggris di depan siapa saja. Tapi saya masih belum tahu jika di sekolah seperti apa he3...penasaran. Sesekali mbak Ara bercerita kalau siangnya ngobrol dengan bu gurunya, tapi ketika saya tanya ngobrolnya seperti apa, mbak Ara cuma bilang "ya gitu aja".
Kemampuan menulisnya masih ada kesulitan, mbak Ara lebih sering menulis bahasa Inggris dengan ejaan Indonesia yang disempurnakan, Alhamdulillah bu gurunya ngerti kok. Kalau soal membaca, Alhamdulillah mbak Ara lancar tidak ada kesulitan.

Hingga sekarang mbak Ara masih dalam tahap adaptasi untuk meningkatkan kemampuannya dalam berbahasa Inggris. Selama di rumah mbak Ara lebih sering menggunakan bahasa Indonesia untuk bercakap-cakap dengan kami. Jika dengan anak tetangga yang sama-sama Indonesia, mbak Ara lebih banyak menggunakan bahasa Inggris.

Kamis, 18 April 2013

Pengalaman mbak Ara Belajar Membaca

Bismillahirahmaanirrahiim
mbak Ara mau berangkat sekolah PAUD
ini juga pas mau berangkat










Mbak Ara mulai saya masukkan sekolah saat usia 2 tahunan
yaitu di PAUD PKK dekat rumah saya. Alasan utamanya adalah karena saya mulai bekerja, jadi daripada mbak Ara bermain di rumah saja bersama budhe, ART kami (asisten rumah tangga) lebih baik mbak Ara bermain di PAUD dan mendapatkan stimulus yang lebih banyak. Seminggu masuk 3 kali, dari jam 8 sampai jam 10 tapi kata budhenya bilang kalau mbak Ara lebih banyak bermain sendiri selama kegiatan, jika memasuki jam 9, mbak Ara selalu tidur sampai jam pulang, jadi bangun-bangun sudah di rumah he3... Selama masa ini saya hanya mengajaknya bermain atau bernyanyi sambil memperlihatkan gambar yang saya tempel-tempel di tembok, entah diperhatikan atau tidak.

Usia hampir memasuki 3 tahun, bersamaan tahun ajaran baru mbak Ara saya daftarkan ke Playgroup yang jam sekolahnya mulai jam 7 sampai jam 10, seminggu 3 kali juga. Disana sudah mulai diajarkan huruf-huruf dan angka-angka, menulisnya juga, tapi lebih banyak membuat prakarya, jadi masih banyak porsi bermainnya. Di rumah masih belum saya ajarkan menulis, kadang saya kasih lembar yang menghubungkan titik-titik, itupun masih sering corat-coret. Soal membaca tetap saya kenalkan sambil lalu, artinya tidak ada jam khusus untuk belajar. Masih menggunakan media gambar-gambar yang saya tempel di tembok, gambarnya tiap minggu saya tambah biar semakin banyak macam stimulus yang mbak Ara terima.

Memasuki TK A bu guru sudah memberi banyak PR mengenal huruf dan menulis, sudah tidak menebali lagi melainkan mencontoh. Stimulus yang saya berikan terkait membaca masih tetap, sambil melihat gambar di tembok, ditambah berbagai macam gambar binatang yang ada tulisan di bawahnya, misal gambar sapi, dibawahnya ada tulisan sapi, lalu saya minta untuk menyebutkan huruf apa saja yang ada disitu. Saya sempat tertarik juga dengan program software anak cerdas, dan suami saya sempat membelikannya dan diajarkan kepada mbak Ara. Mengasyikkan sih sebenarnya, cuma jika terlalu lama di depan komputer rasa-rasanya saya kurang sreg. Selama di depan komputer, mbak Ara tetap kami dampingi untuk membaca instruksi atau memberi penjelasan jika dia tidak mengerti.

Terkadang saya mengajaknya bermain mencari huruf, misalnya huruf S, lalu mbak Ara menunjuk gambar yang mengandung huruf S, misalnya pada gambar Sapi, atau huruf K pada gambar Kambing. Saya juga mengajak mbak Ara untuk menggunting alfabet, dan menyusunnya kembali secara acak, lalu ditempel di tembok, kemudian kita menyanyi lagu A-B-C sambil menunjuk huruf-huruf yang sudah diacak tadi. Mbak Ara terlihat senang karena beberapa kali mengulangnya sendiri dan kadang meminta tolong karena merasa tidak menemukan huruf yang dimaksud, "mi...huruf K nya hilang", lalu saya temani untuk mencari, "nah ketemu kan", "oiya hurufnya ndak ilang" begitu jawabnya.

Memasuki TK A semester kedua, saya memutuskan keluar dari pekerjaan sehingga sejak saat itu waktu saya kembali full untuk mbak Ara. Saya memutuskan untuk fokus mengajari mbak Ara terutama dalam hal membaca. Akhirnya saya memutuskan untuk menggunakan metode a-ba-ca-ba-ca yang saya kenal melalui tempat kerja saya. Alhamdulillah saat seusianya, mbak Ara sudah sangat mudah sekali untuk diajak bekerjasama, sudah bisa saya ajak duduk bersama, mengamati tulisan yang ada di buku, dan pelan-pelan mulai membaca mulai a-ba, a-a, ba-a, dan seterusnya. Yang saya fokuskan saat itu mengajari mbak Ara membaca dulu, sedangkan menulisnya nanti dulu menunggu giliran. Saat itu hampir setiap hari saya berikan stimulus a-ba-ca itu kadang sehari lebih dari sekali. Jika mbak Ara capek, kadang saya baca, mbak Ara mendengarkan, atau saya bisarkan mbak Ara sekedar membolak-balik bukunya dan hanya mengamati gambarnya saja.

Belum sampai halaman dalam buku itu habis, kira-kira masih setengahnya, dan dalam tempo kurang dari 6 bulan Alhamdulillah mbak Ara sudah bisa membaca. Saat itu kira-kira menjelang kenaikan kelas ke TK B. Karena sudah bosan dengan buku a-ba-ca, akhirnya mbak Ara beralih membaca buku yang lain. Yang lebih sering, mbak Ara membaca petunjuk di jalan, atau tulisan di bungkus-bungkus produk dan semacamnya. Ketika memasuki TK B, Alhamdulillah sudah siap membaca, tinggal meningkatkan kemampuannya saja misalnya membaca yang konsonannya menumpuk seperti kata "mainannya", "tanggung-jawab", dan semacamnya.

Alhamdulillah saya tidak mengalami kesulitan yang berarti saat mengajari mbak Ara membaca. Saya juga merasa setelah tidak bekerja jadi lebih rajin memberikan stimulus bacaan kepada mbak Ara karena otomatis perhatian saya terfokus pada tumbuh kembang mbak Ara. Hingga saat ini saya masih terus mengupayakan agar mbak Ara tetap suka membaca buku, karena menurut penilaian saya dan suami, mbak Ara kurang begitu tertarik dengan kegiatan membaca yang harus "duduk manis", sukanya menari, menyanyi, atau jika menemukan buku bagus lebih suka dibacakan, dan suatu hari dia akan menceritakan kembali ke orang lain entah teman, guru, atau saudaranya. Jika di sekolah dibacakan cerita oleh gurunya, maka sampai di rumah biasanya dia menceritakan kepada kami. Tiap malam mbak Ara juga sering minta untuk dibacakan buku, alasannya tidak bisa tidur jika tidak dibacakan cerita. Anak kecil memang suka didongengin ya...






Mengajari Anak Membaca Sejak Batita?

Bismillahirrohmaanirrohiim

Jaman sekarang anak masuk SD wajib bisa membaca, tidak hanya sekedar membaca malah, melainkan sepaket dengan menulis dan berhitung. Selain itu anak juga harus mampu memahami pertanyaan, tidak sekedar membaca, juga memahaminya, maklum sekarang sudah bejibun sekolahan yang melakukan psikotes sebelum masuk SD. Nah kan...jaman sekarang bukan cuma orang yang nyari kerja saja yang harus lolos psikotes ck...ck...ck...

Biasanya kebanyakan orang tua akan kebingungan jika anaknya akan mendaftar ke SD, beberapa diantara panik dengan memasukkan anak mereka ke lembaga belajar, atau les privat yang menjanjikan 1 bulan bisa lancar membaca, wow....

Para orang tua sebenarnya tidak perlu terlalu panik jika mengetahui ada beberapa cara sederhana mengajari anak membaca sejak batita bahkan? He3...batita kok sudah belajar membaca, ngomong aja belum he3... Mari kita gali lagi, sebenarnya semua orang sudah tahu tentang ini tapi mungkin kebanyakan dari kita termasuk saya sendiri kurang menyadari hal ini. Padahal banyak sekali buku atau literatur yang menyarankan agar memberi suatu rangsangan pada anak sejak dini. Nah boleh juga dong mengajari anak membaca sejak batita? Mungkin nggak ya...

Yang perlu diperhatikan adalah cara, tidak perlu cara yang aneh-aneh atau terlalu ruwet. Orang tua kadang bersenandung jika sedang bermain dengan bayi atau saat menidurkannya, nah bersenandung saja lagu tentang huruf-huruf, atau memperdengarkan lagu-lagu alfabet pada anak namun suaranya saja dulu tidak perlu ada visualnya khawatirnya si anak malah kecanduan TV...

Saat anak mulai belajar berdiri dan berjalan, biasanya mulai suka nempel-nempel di tembok untuk berpegangan tangan, nah sekarang saatnya menambah lagi stimulus yaitu menempel aneka gambar dan huruf-huruf alfabet di tembok. Sesekali kita tunjukkan huruf apa yang ada di tembok, kita sebutkan, mungkin bisa kita nyanyikan, oiya jangan lupa, gambarnya harus menarik ya....jika anak tertarik dengan gambar itu bisa mendorong anak untuk mencoba bergerak mendekati gambar yang kita tunjuk, sambil belajar baca, otomatis belajar jalan juga kan... Selain gambar alfabet, pasang juga gambar bentuk-bentuk seperti segitiga, lingkaran dan lain sebagainya, tujuannya mengenalkan bentuk sehingga anak lebih peka mengenal perbedaan bentuk-bentuk huruf. Pada tahap ini sesekali bisa juga dibacakan buku sederhana sesuai dengan peruntukkan usianya, buku semacam itu bisa dengan mudah ditemukan di toko-toko buku.

Memasuki usia 3 tahun biasanya anak-anak sudah bisa untuk mulai diajak kerjasama misalnya duduk tenang dan memberikan perhatiannya pada sesuatu. Jika si anak sudah bisa mulai memberikan perhatiannya bisa dikenalkan dengan metode belajar membaca yang banyak dikenalkan beberapa ahli saat ini. Ada banyak sekali metode membaca dengan langkah-langkah terperinci yang bisa kita temukan di internet. Orang tua bisa memilih sendiri kira-kira metode mana yang lebih nyaman untuk diterapkan pada anaknya karena orang tualah yang lebih mengetahui karakeristik belajar anaknya dan tidak disama-ratakan antara anak yang satu dengan yang lain.

Pengalaman saya pribadi, pada tahap ini, saya menggunakan metode membaca a-ba-ca-ba-ba. Saya merasa metode ini cocok untuk diterapkan pada anak saya. Sehari biasanya 1 halaman, kemudian semakin meningkat jika anak saya bisa lebih lama mempertahankan perhatiannya. Alhamdulillah sebelum buku itu tamat, anak saya sudah bisa membaca lancar tanpa mengeja (sejak awal memang tidak pernah saya ajari untuk mengeja melainkan langsung membaca). Anak saya pada waktu itu usianya hampir 4 tahun, sehingga saat TK B anak saya sudah lancar membaca, Alhamdulillah.

Jika anak sudah bisa membaca, jangan berhenti mengajarinya lagi, pertahankan agar anak suka membaca, dan meningkatkan keragaman buku yang dibacanya, tapi ini juga tergantung minat si anak. Beberapa anak memang suka sekali mengamat-amati dan membolak-balik buku hingga hafal isi buku, namun ada juga yang membaca sebentar lalu bermain motorik atau yang lain. tidak masalah, kita hanya memberinya stimulus saja, hasilnya bukan kita yang menentukan.

Catatan:
# menyanyikan lagu-lagu alfabet bermanfaat sebagai dasar agar anak mulai terbiasa hal-hal yang berkaitan dengan membaca sebagai perkenalan awal. Anak akan mudah mengingat melalui lagu-lagu.

# ajarkanlah anak membaca sedini mungkin tidak sekedar menjelang masuk sekolah saja, karena membaca adalah proses pembiasaan yang panjang seperti halnya anak belajar berbicara jika proses mendadak atau ngebut karena deadline malah akan membuat orang tua dan anak panik sehingga target keberhasilannya malah rendah.

# sebelum mengajari anak membaca, ada baiknya jika orang tua mengetahui situasi pribadi anak dan diri sendiri, misalnya jika si anak kelelahan bermain atau orang tua sedang gelisah sebaiknya ditunda dulu

# lebih baik jika bertumpu pada proses bukan pada hasil agar orang tua dan anak sama-sama bisa menikmati bukan terus-terusan tegang jika menurut orang tua si anak tidak lekas-lekas bisa membaca juga

# pilihlah metode yang sesuai dengan karakteristik kepribadian anak, orang tua bisa mencari informasi terlebih dahulu terkait aneka ragam metode membaca yang berkembang saat ini

# hasil terbaik jika orang tua sendirilah yang mengajari anaknya membaca

Selasa, 16 April 2013

Nunsmoor Park

hamparan bunga

Bismillah
Sebenarnya saya kesini sudah beberapa kali, mainnya insyaAllah cuma 3 kali seringnya cuma lewat aja waktu berangkat kursus bahasa Inggris di UWIG atau jalan-jalan ke kampus abinya Ara. 

Dari Wingrove Avenue tempat saya tinggal taman ini sangat dekat, tinggal jalan kaki aja kurang lebih 10 menit sudah sampai jika jalan santai sambil mengajak anak-anak dan beramai-ramai dengan kawan.

Pertama kali saya mengunjungi park ini saat autumn, jadi pemandangan yang terlihat adalah pohon-pohon yang daunnya tinggal sedikit, bahkan sudah banyak daun yang berguguran dan menutupi rerumputan yang ada, jadi kalau melihat ke bawah ya penuh dengan hamparan daun-daun berwarna coklat, jika diinjak nyuut, rasanya empuk-empuk di kaki. Udaranya sudah mulai dingin, ditambah lagi dengan angin kencang yang sesekali datang menerbangkan daun dan menghempas jaket sampai menembus ke dalam, langsung serrr dingin...tapi tetep asyik buat bermain. 
Nunsmoor autumn

Mbak Ara sepertinya tidak merasa terganggu sama sekali dengan cuaca yang demikian. Dia dengan asyik berlari kesana-kemari dan mencoba semua wahana. Sementara saya menunggu sambil sesekali merapikan dan merapatkan jaket yang beberapa kali terhempas angin.

Selama musim salju saya dan keluarga tidak pernah berkunjung kesana, sempat terbersit keinginan untuk bermain sledge disana tapi saat itu rumah saya masih di Hmapstead yang lumayan jauh dan capek jika berjalan kaki di cuaca yang sangat dingin.

Beberapa hari yang lalu yang nota bene memasuki spring, saya dan kawan-kawan memutuskan untuk pergi ke park, mengajak anak-anak bermain dan menikmati matahari, mumpung matahari bersinar cerah. Jam setengah 2 sinag setelah sholat dhuhur kami berangkat beramai-ramai, sesampainya di sana, Subhanallah park nya ramai sekali tidak seperti waktu sebelum-belumnya. Mungkin semua berpikiran sama, yaitu ingin menikmati cerahnya matahari siang hari setelah sekian lama menunggu berakhirnya musim salju yang seperti tahun ini enggan beranjak pergi.
bermain skuter

Subhanallah, pemandangan yang lebih indah lagi adalah deretan bunga-bunga yang bermekaran di sepanjang tepian pagar di park, warnanya putih dan ungu, saya lupa bertanya bunga apakah itu. Saya masih menikmati mengambil gambar bunga, sedangkan mbak Ara sudah asyik kesana-kemari bermain dengan skuter. Pergantian musim di negri ini sungguh drastis rupanya, jika kemarin saat autumn sepanjang mata memandang hanya daun-daun yang berjatuhan, lalu berganti putih berhampar-hampar salju memenuhi pelupuk mata, lalu musim ini disambut dengan warna-warna cerah bunga yang mulai bermekaran. Indah sekali, diiringi matahri yang sinarnya sudah begitu sangat dinanti. Tak ayal lagi jika musim ini memang sangat dinanti, dan semua ingin berpesta dengan bermain-main di luar rumah demi merayakan kemunculan sinar matahari. Subhanallah.
bermain putar-putar

Setelah puas mengambil gambar dan berpose bersama hamparan bunga, selanjutnya saya mengamati mbak Ara yang sedang bermain-main dengan teman-temannya. Emmm sudah lama rupanya mbak Ara sudah tidak bermain di luar seperti ini, dengan pakaian nyaman dan tidak takut lagi kedinginan. Sebelumnya jika kemana-mana mbak Ara saya haruskan memakai jaket tebal dan itu yang membuat dirinya sama sekali tidak nyaman, merasa lehernya gerah, kakinya sakit jika memakai sepatu boot, ribet karena harus memakai sarung tangan, dan lain sebagainya. Hari itu mbak Ara cukup memakai jaket satu lapis dan sepatu sport, lebih santai jadi lebih nyaman saat bermain.

Matahari lumayan cerah, namun meski demikian cahayanya hanya mampu menghangatkan tubuh, tidak menyengat. Rupanya matahari sangat jinak di negeri ini, makanya warga sini rela-rela saja jika kulit dan rambutnya dibelai sinar matahari. Kalau di tempat asal saya, pastilah gosong itu kulit mulus yang dijilat matahari he3...galaknya minta ampun.
Alhamdulillah cerah

Oiya hati-hati dengan efek sampingnya, karena kebanyakan warga sini suka dengan belaian matahari beberapa dari mereka membiarkan kulit (baca: aurat) mereka terbuka agar semakin banyak mendapat sinar matahari, jadi harus hati-hati ya berjalannya jangan sampai melongo ntar nabrak lho, atau jatuh tersandung, sakitnya sih enggak seberapa, malunya cyiiiin..... Pameran kulit menjadi hal yang biasa disini, menurut beberapa teman disini, apa yang saya lihat saat ini belum seberapa, nanti deh kalau bener-bener sudah masuk summer, banyak ikan asin dijemur dimana-mana, ndak usah ke pantai, di taman-taman pinggir jalan buanyak he3...

Jadi kita harus pilih-pilih atau selektif deh memilih pemandangan apa yang ingin kita nikmati, mau bunga yang bermekaran atau jemuran-jemuran manusia di pinggir jalan? Emm.... Ah kembali ambil gambar Nunsmoor ah...mumpung lagi disini...baterei kamera belum habis kok.

Senin, 15 April 2013

London....London....(lagu Changcutter)

London Bridge

Kemarin adalah pengalaman pertama saya dan keluarga jalan-jalan ke London, tujuan utamanya untuk mengurus passpor suami, side effect nya ya jalan-jalan biar nggak rugi. Saya jadi teringat lagunya London dari Changcutter, dalam benak saya kenapa mereka menciptakan lagu tentang London, pastilah kota itu sangat mengesankan bagi mereka terutama bagi si pencipta lagunya. Masih dalam benak saya lagi, kenapa Changcutter badannya kurus-kurus dan nada suaranya terdengar lemas saat menyanyikan lagu itu? Kemarin itulah saya menemukan jawabannya....begini ceritanya

Beberapa hari sebelum hari H saya banyak-banyak berdoa, memohon kepada Allah semoga perjalanan saya dan keluarga dilancarkan. Saya memohon secara khusus kepada Allah untuk perjalanan ini karena saya merasa nervous sekali meskipun ada suami tapi mendengar beberapa teman-teman yang pernah ke sana kok "mengerikan" menurut saya jadinya saya merasa ngeri juga sebelum berangkat, maklum perjalanan ke kota besar untuk yang pertama kalinya. Jangankan ke London, ke Jakarta aja begitu sampai di stasiun Gambir saya akan mempertahankan posisi dimana saya turun dari kereta api, menunggu hingga bantuan datang (red: suami datang menjemput di tempat saya berdiri he3....). selain itu saya gampang sekali panik orangnya.

Nah hari H tiba. Jam setengah 9 pagi kita berangkat ke central station Newcastle, Alhamdulillah ndak nyasar. Begitu sampai langsung melihat jadwal, mencari platform yang dimaksud, menunggu kereta, naik, mencari tempat duduk, pass, duduk dengan enak. Ah...lega begitu dalam hati, langkah pertama sudah terlewati dengan lancar. Masih deg-deg an karena tantangan yang saya khawatirkan adalah saat naik tube.

Sampai di King Cross (yang kata mbak Ara artinya Raja menyeberang, ya....betul juga sih) kita kebingungan karena melihat banyak orang berlalu lalang, ada yang berjalan tergesa-gesa, ada yang antri panjang di loker tiket, ada juga yang antri di mesin mirip ATM, ada juga yang sibuk melihat-lihat petunjuk. Kita memutuskan melihat petunjuk dan peta tube yang berukuran besar di depan pintu masuk. Kita muterin papan itu 2 sampai 3 kali kal ndak salah seperti orang thawaf karena bingung membaca petunjuk itu dari mana dulu. Nah...ada lampu di kepala, akhirnya misteri terpecahkan juga, kita menemukan tube mana yang akan kita naiki. Oiya waktu itu kita sudah membeli tiket online sampai ke Paddington.

Ini dia tube yang sesuai tujuan, kita bergegas lari menuju platform sesuai panah petunjuk...tiba-tiba...eits...di ujung lorong kok tiba-tiba panah petunjuk memisah tapi nama tubenya sama...nah lho, mau masuk platform yang mana? Tarik nafas, saya dan suami baca petunjuk lagi yang mana yang menuju Paddington, ini dia. Huff...lega setelah masuk ke tube. Tinggal nunggu dan melihat papan pengumuman digital untuk menunggu kapan kita turun. ALhamdulillah sampai Paddington jam 1, belum terlambat untuk mengurus passpor di KBRI. Saatnya mencari petunjuk selanjutnya untuk menuju ke KBRI. Suami mengambil tablet, menyalakannya, ditunggu....loading...masyaAllah internetnya tidak bisa digunakan, disana tertulis "SIM block" bla...bla..bla... yang intinya SIM tidak bisa digunakan untuk internet, padahal dulu bisa lho, karena pulsa pernah over limited jadi SIM nya dipindah ke HP yang jadul, skrg dipindah ke tablet lagi tidak bisa berfungsi...ya Allah. Saya mulai panik namun hanya diam saja biar suami tidak bertambah panik. Mbak Ara...terlihat santai dia, malah menyanyi-nyanyi...karena senang sudah sampai di London, belum tahu kepanikan emak bapaknya he3...
panik, ngutak-atik internet

Kita memutuskan untuk mencari papan-papan petunjuk, ndak ada....kita bertanya ke orang sekitar tentang alamat yang tertulis di situs KBRI yang telah disalin oleh suami, dan...jawabannya beragam ada yang bilang di ujung jalan setelah jembatan, ada yang bilang harus naik tube dulu, tapi semua akhiran jawabannya sama kok "but I'm not sure"....eeeaaaaa puyeng kan kita??? Akhirnya kita putuskan untuk berjalan kaki sambil mencari petunjuk, sambil mencoba terus menyalakan internet di tablet, capek, tarik nafas, duduk. Cling....lampu di kepala, telepon ke KBRI, agak lega....tapi beberapa kali telepon tidak ada yang angkat...ya Allah...rasanya bingung kemana lagi harus bertanya. Jadi ingat tausyiahnya ustad Yusuf Mansyur, "Allah dulu, Allah lagi, Allah terus"...dalam kepanikan saya coba terapkan berharap ada keajaiban. Saya bershalawat dalam hati, sementara suami mengutak-atik tablet, kita bertiga duduk di bangku pingiran danau buatan di Paddington sambil melihat pemandangan indah, sambil teteap bershalawat mengharap tiba-tiba ada yang datang nyamperin, nanya ke kita, terus nganterin ke tempat tujuan plus keliling jalan-jalan....astaghfirullah...jadi menghayal...sholawat lagi ah.... Mbak Ara merengek..."Ayo jalan....aku dah capek nih ke hotel dulu aja ya...". Nah dari situ abinya dapat ide untuk menelepon ke Wisma....Subhanallah, Allah telah menunjukkan pertolongannya lewat mbak Ara, kita sudah 2 jam di situ muter-muter. Alhamdulillah ada yang menerima telepon, mbak Ledy namanya, kita disaranin naik tube ini, turun di stasiun itu, dan jalan ke arah anu, begitulah kira-kira petunjuknya. Kita balik ke stasiun Paddington....lagi. Sekali lagi dapet piring cantik kayaknya.
tersesat

Walah...tantangan berikutnya...kita sudah tidak memegang tiket, lha terus naik tube pakai apa ya....beli oyster. Dimana?...yang ada mesin-mesin oyster dimana-mana untuk top up, lha kartunya? Ngubek-ngubek isi stasiun Paddington deh...tanya ke sana-kemari, Alhamdulillah ketemu. Nah nyari tube kali ini lancar, aman dan terkendali karena pengalaman pertama tadi. Sampai juga ke stasiun yang dimaksud. Keluar dari stasiun tengok kanan kiri nyari petunjuk menuju Grosvenor Road...ya ini dia   ayo kita let's go....Kok KBRI belum keliatan batang hidungnya ya....setelah jalan lumayan jauh samar-samar saya melihat bendera merah putih dari kejauhan tertutupi ranting-ranting pohon yang tinggi. Subhanallah senangnya rasa hati menemukan apa yang selama ini dicari-cari. Saya segera mengambil kamera dan mengambil gambar bendera kebangsaan sang saka merah putih yang berkibar di bumi London. Ingin rasanya berlari dan berteriak "berhasil...berhasil...hore...." ala Dora...tapi faktor U mengurungkan niat saya.
ini lho yang dicari-cari

Eh jam berapakah sekarang? KBRI tutup jam 4 kan? Ya Allah ini sudah jam 4 lewat 10 menit....ingin menangis rasanya. Akhirnya kita tetap mencoba untuk mengetuk pintu KBRI, memencet-mencet bel di pintu...agak lama, tiba-tiba muncul perempuan muda yang mempersilahkan kita masuk. Kita meminta maaf karena terlambat, mbaknya bilang "ndak papa kok". Trus bertanya kira-kira ada keperluan apa? "Mengurus passpor mbak" jawab suami. "O di bawah pak kantornya, tapi jam segini kayaknya sudah tutup, coba lihat aja ke bawah masih ada orang atau tidak". Nyuuuut...dalam hati saya...oh no...kita segera turun ke tangga bawah, mengetuk berkali-kali, saya antusias ngintip-intip di jendela, masih ada orang terlihat sedang mengetik sesuatu, tambah semangat lagi mengetuk pintunya. Alhamdulillah dibukakan oleh bapak-bapak, kita dipersilahkan masuk dan ditanyai keperluan kami. "Masih bisakah kami mengurus perpanjangan passpor Pak?", "oiya ndak papa, bisa-bisa, wah kelihatannya capek ya...sini ibuk sama adiknya duduk dulu istirahat". Subhanallah....terharu karena Allah telah memberikan pertolonganNya lagi, padahal waktu itu sudah jam 4 lewat 20 menit tapi beliaunya masih mau melayani. Alhamdulillah, dikasih coklat pula sama bapaknya.

Semua proses selesai jam 6 kalau tidak salah. Kita pamit pulang dan tidak lupa mengucapkan banyak terimakasih atas kebaikan hatinya mau lembur demi melayani kita. Naik tube lagi menuju ke wisma merdeka. Sampai sana kira-kira jam 6.30 an. Begitu sampai wisma, makan, sholat, terus siap-siap bobo. Kita sudah ndak sanggup lagi melakukan perjalanan malam itu, capek kelas berat, capek tingkat kabupaten pokoknya.
di Wisma Merdeka

Besok paginya kita memutuskan untuk mengunjungi Buckingham Palace, harapannya semoga bisa melihat pergantian pasukan kerajaan, atau dapat bonus melihat prince dan princess. Mbak Ara sangat pengen sekali bertemu dengan Cinderela, dalam benaknya disanalah tempat para princess Disney tinggal, ada Snow White, Rapunzel dan kawan sejawatnya he3...

Sesampainya di sana, wow...sudah berjubel manusia dari segala penjuru negara. Samar-samar terdengar suara drum band. Rupanya kita sedikit terlambat menyaksikan adegan pergantian pasuka kerajaan itu. Akhirnya dengan modal badan kecil, kita merangsek masuk diantara jubelan manusia untuk mendapatkan pemandangan yang kita nantikan itu. Yang berhasil saya lihat sementara ini hanya hitam-hitam helm para prajurit, atau kalau ndak ya...sepatunya prajurit, bagian badannya belum terlihat he3....maklum ngliatnya kalo ndak mendongak ya...nyelip dari bawah jadi dapetnya kalo ndak helm ya kaki....yah...disyukuri saja dulu.
berjubel

Beberapa saat kemudian, para penonton melonggar, nah...saya kebagian tempat yang enak akhirnya...tapi lho kok....mana tontonannya? Mana prajuritnya? Walah mereka sudah bergeser to posisinya, pantesan penonton di sekitar tempat saya berdiri kok pada melonggar, ternyata mereka bubar pindah ke lokasi lain mengikuti prajurit yang ternyata berbaris menuju tempat lain. Nggak papa lah saya tetap bertahan di tempat itu, optimis barangkali prajuritnya kembali ke tempat itu lagi, ternyata ndak juga. Ya sudah kita melihat sedapatnya saja, motret sedapetnya saja campur dengan kepala-kepala penonton lain, merekam sedapatnya juga....positif thinking.

Eh...ternyata rejeki, ada 2 pangeran yang sedang berdiri jauh di depan tempat kita berdiri. Langsung saya ambil gambar, di zoom untuk memastikan siapakah mereka berdua. Nah dapet fotonya, tapi sampai sekarang kita penasaran itu pangeran siapa ya? Emang pangeran beneran? Begitu dalam benak. Yakin sih itu pangeran karena penonton lain pun juga mengambil gambar mereka, atau jangan-jangan penonton pun nggak yakin siapa mereka? Walah-walah...
pangeran bukan ya?

Setelah melihat pergantian pasukan kerajaan hingga usai, kita melanjutkan perjalanan ke Big Ben. Perhatikan kata "perjalanan", itu berarti menunjukkan bahwa kita menempuhnya dengan jalan pakai kaki, lumayan. Sepanjang perjalanan kita melewati taman yang indah, di dalam taman itu kita melihat sejenis pohon yang kita duga sakura dari Jepang. Kita sempat bertanya kepada turis yang kita kira dari Jepang, ternyata mereka menjawab tidak tahu karena mereka ternyata orang China, bukan Jepang...we...kecele... Ambil gambar bunga Sakura ah....
Sakura bukan?

Sampai di Big Ben kita foto-foto lagi, eits penasaran gedhe an mana Big Ben sama jam Gadang ya? Kita lanjutkan perjalanan lagi dengan jalan kaki....Kita melewati kasil-kastil ,museum-museum, ambil gambar sudah, kita ndak masuk ke dalam museum karena menghemat waktu dan tenaga. Kita berjalan lagi menuju ke London Eye. Ambil gambar dari jauh...ckrik...ckrik... Dari situ untuk ke London Eye ternyata perlu naik perahu motor. Kita beli tiket, Alhamdulillah dapet diskon banyak karena abinya menunjukkan kartu mahasiswanya, dan Mbak Ara menunjukkan oysternya, saya menunjukkan niat baik saya saja he3...karena ndak punya kartu apa-apa. Kartu pelajar saya yang jaman SMP tidak laku disini. Lanjut, oiya tapi kita memutuskan untuk tidak naik London Eye, kita langsung meluncur ke Tower of London. Di sana kita tidak naik towernya juga, kaki sudah mulai capek lagi soalnya. Kita duduk-duduk menikmati es krim dan pemandangan, berrrr London dingin hari itu.
Dingin-dingin makan yang dingin?

Setelah es krim habis, kita memutuskan untuk ke King Cross saja, jalam-jalan di sekitar sana sambil menunggu jadwal kereta api kembali ke Newcastle. Sampai King Cross, kita ndak tahu mau kemana, melihat peta kok ya ndak nemu tempat wisata di sana. Akhirnya kita jalan kaki menyusuri trotoar, semampunya kaki kita dah pokoknya. Capek, kita berhenti di depan sebuah bangunan besar dengan patung besar berpose jongkok, dalam hati itu bangunan apa ya....setelah lama duduk-duduk di situ baru kita tahu kalau itu adalah British Library...ahai...kok ya ndak dibaca dari tadi lho petunjuknya. Kemudian kita memutuskan untuk masuk ke Library untuk sekedar beristirahat memulihkan lutut dan pundak yang mulai cenut-cenut karena beban bawaan yang lumayan. Di sana kita ke kamar kecil dan sholat di lorong perpustakaan.
British Library

Puas beristirahat, lalu jalan lagi deh ke stasiun King Cross. Kita sempet salah masuk ke stasiun yang internasional, karena memang letaknya berhadap-hadapan dengan stasiun nasional, jadi wajar dong salah masuk. Pas lihat pengumumam kok tujuannya Paris, bla...bla...bla...pokoknya nama kota yang aneh-aneh. Akhirnya kita bertanya ke petugas san ditunjukkan stasiun yang di depannya. Nah baru lega karen papan pengumumannya sudah bukan yang aneh-aneh lagi. Cari tempat duduk ah....mbak Ara masih sibuk senyam-senyum, mengatur pose karena sedang dipotret abinya.
menunggu jadwal kereta

Oh London.....oh lututku.... Pengalaman pertama yang membawa bahagia juga pegal dan linu-linu. Sekarang jadi tahu mengapa Changutter badannya kurus, mungkin kesasar-sasar juga di London. Mungkin pengalaman kesasar di London itulah yang membuat mereka sangat terkesan dengan kota itu dan menggubahnya dalam sebuah lagu....London...London. Andaikan prasangku salah tentang kurusnya Changcutter, setidaknya saya memang kesasar di London he3...dan saya juga kurus....jauh sebelum saya kesasar di London.

Semoga pengalaman ini bermanfaat bagi pembaca terutama untuk mengantisipasi kesasar, dan kecapekan di jalan. Teman saya memberi tips, sebaiknya membawa cadangan lutut selama melakukan perjalanan di sana, terutama seperti kita yang nota bene back-packer alias paket hemat.




Minggu, 07 April 2013

Canning Park

Canning Park
Sebenarnya hari itu bukan hari yang cukup cerah untuk berjalan-jalan ataupun bermain di park karena hari itu sudah mulai dingin menjelang musim salju jadi matahari sudah mulai enggan menari dan angin berhembusan kesana-kemari. Tentu saja karena suatu hal akhirnya kita sampai disini. Yang pertama karena taman ini sangat dekat dengan flat yang saya tinggali, dan kedua, inilah alasan utamanya karena Mbak Ara baru saja membeli roller skate, tidak baru sih, second di carboot, tapi mbak Ara seneng banget dan tidak sabar untuk berlatih di tempat yang luas. Dan jadilah awal cerita ini.
memanjat

Sebelum berangkat ke tujuan yang sebenarnya jaraknya kurang lebih tidak sampai 500m kami semua harus memakai baju lengkap, jaket, glove, penutup kepala dan sebagainya, tidak lupa bekal kue kalau-kalau mbak Ara lapar. Siap berangkat deh...oiya tentu saja roller skatenya di bawa. Sesampainya di taman wow....suuueepi, cuma kami saja yang ada di sana dan bermain di sana, bertahan di sana dengan angin yang cukup kencang. Beda dengan mbak Ara, begitu sampai langsung berlarian kesana-kemari, mencoba satu-persatu wahana mainan yang ada di sana, sesekali terlihat bingung memilih wahana mana dulu yang akan dicobanya, sesekali berteriak juga untuk minta bantuan abinya untuk mengayun ayunan atau sekedar memegangi tangannya saja jika merasa cemas akan jatuh. Kalau saya? Duduk manis, membawa tas, dan sesekali mengambil beberapa gambar....rasanya tidak bisa bergerak tangkas karena dingin sementara mbak Ara seperti bola bekel yang dipantulkan kuat-kuat.

makan siang
Beberapa kali orang berlalu-lalang melewati taman itu, dengan langkah tergesa tentunya, beberapa
menengok ke arah kami agak lama, atau berulang, mungkin heran kali ya...kok ada yang mau bermain di taman dengan cuaca seperti ini he3....Tiba-tiba mbak Ara minta kue katanya lapar, jadilah makan siang di taman itu, piknik kecil-kecilan...mbak Ara makan sambil bermain tentunya....Seelah puas mencobai semua wahana...mbak Ara belum mau juga diajakin pulang padahal saya dan abinya sudah mulai kedinginan. Tapi mbak Aranya belum puas bermainnya apalagi dari tadi roller skatenya blm dicoba sama sekali karena keasyikan bermain yang lain. Akhirnya kita putuskan berlatih skatenya sambil jalan pulang saja he3...agak enggan juga tapi akhirnya mbak Ara mau juga nurut daripada enggak sama sekali.

berlatih
Alhamdulillah mbak Ara cukup senang, latihan skatenya dilanjutkan di dalam rumah, di rung tengah. Nggak papalah meski bersempit-sempit, kadang mbak Ara mau ke kamar atau ke dapur juga memakai roller skatenya, hati-hati tertabrak atau terinjak...rasanya sakiiit sekali. Itulah salah satu hiburan mbak Ara selama di Newcastle.

Mengendalikan Hawa Nafsu


Liqo' Jumat 28 Maret 2013
By: Mbak Ira (Asri Kirana Astuti)

Allah menganugerahkan atau mengilhamkan jiwa manusia itu dengan 2 jalan, yaitu fasik dan takwa. Oleh karena itulah manusia selalu dipenuhi dengan pilihan-pilihan dalam hidupnya, dan setiap pilihan harus dipertanggung-jawabkan nantinya.

Tanda-tanda orang yang dikuasai hawa nafsu:
* lupa, misalnya saja ingin berbuat baik namun pada akhirnya lupa sehingga tidak jadi melakukan kebaikan yang telah diniatkan, dalam hal ini sepertinya ada yang menghambat kita untuk melakukan kebaikan, yaitu hawa nafsu.
* rasa was-was / khawatir / bimbang. Oleh karena itu baiknya kita membekali diri kita dengan ilmu agar tidak selalu was-was dengan apa yang kita lakukan.

Cara membentengi diri dari godaan syetan agar tidak terjerumus ke dalam hawa nafsu:
* selalu menghiasi hari-hari kita dengan Al-Quran
* menutup 10 pintu masuk syetan,
pintu-pintu itu antara lain:
1. hasad / dengki dan tamak
2. amarah
3. suka menghias-hiasi tempat tinggal ataupun pakaian
4. kenyang / berlebihan dalam makan, tidur, dan syahwat
5. tamak pada orang lain, atau menjilat sehingga menghambat keberanian untuk menyampaikan kebenaran
6. bersifat tergesa-gesa dan tidak mau bersabar
7. cinta harta, karena harta membuat manusia menjadi kikir
8. Mengajak orang lain untuk fanatik terhadap suatu mahzab atau menjadi taklid buta
9. mengajak orang awam untuk memikirkan zat nya Allah karena sebenarnya yang boleh kita renungkan adalag sifat-sifat Nya saja
10. berburuk sangka terhadap muslim lainnya

Semoga kita senantiasa dilindungi oleh Allah SWT dari jeratan hawa nafsu dan godaan syetan yang terkutuk, amin.

Sabtu, 06 April 2013

Adaptasi Terus, Terus Adaptasi


Adapatasi memang suatu proses sepanjang hidup, dijalani terus, terus seperti lingkaran yang tak putus garisnya. Mana ada coba orang yang merasa berhenti beradaptasi, berarti sudah berhenti berproses dong. Paling tidak itulah yang saya rasakan. Tiap hari adalah proses adaptasi terhadap apapun, sekecil apapun. Mungkin saya tidak begitu menghiraukannya karena bukan suatu hal yang besar, jadi ya tidak perlu dibesar-besarkan. Intinya kali ini saya ingin menuliskan proses adaptasi selama saya disini, tak lama setelah saya sampai disini, hingga saat ini, paling tidak hingga saya menulis renungan ini.

Perubahan waktu
Sesampainya di bandara, harus segera mengubah jam di HP nih, biar tahu jam berapa sekarang. Ini sangat penting karena ada hubungannya dengan jadwal sholat. Sebelum turun dari pesawat buru-buru mengambil HP dan mencocokkan jamnya sesuai dengan jam yang ada di pesawat. Keluar dari bandara waktu itu sekitar jam 2 siang lah, tapi kenapa badan ini rasanya ngantuuuuuk berat. Mungkin kecapekan kali ya....wajar kan perjalanan selama kurang lebih 14 jam, pastilah badan remuk redam. Begitu sampai di flat baru (baru disewa maksudnya), udah nggak kuat ngapa-ngapain, pengennya tidur terus. usut punya usut, ternyata fisik ini masih jet lag.
Di Indonesia sebenarnya sudah larut malam, tapi disini masih sore, karena tubuh masih mengikuti jam biologis Indonesia, jadilah ngantuk berat di sore hari. Jadi ngantuknya bukan sekedar kecapekan tapi tubuh masih belum seratus persen "ngeh" dengan situasi baru, jadilah adaptasi. Oiya jadwal sholat juga jadi sedikit
tiba di bandara
membingungkan jam biologis ini, bayangin aja Isya pertama kali disini jam setengah 9, jadi lah abinya Ara menahan-nahan kantuk nunggu waktu sholat, kalau saya sedang libur waktu itu, jadi ya langsung lelap.....zzzzzzz.
Waktu sholat, hingga saat ini juga harus terus dipantau, karena perubahan jadwalnya ekstrim, dan drastis, proses penyesuaian terus berjalan....Seperti saat ini saja jadwal shalat magrib jam 07.30 an, dan sholat isya 09.30 an itu blm di akhir bulan semakin malam lagi jadwal sholat maghrib dan isya'nya, maklum ini masuk spring.

Perubahan suhu
Selama di bandara masih hangat, pakai jaket dari Indonesia, tetep, masih anget waktu itu. Nengok keluar bandara, Alhamdulillah cerah, ada matahari. Syukurlah, saya waktu itu cuma takut mimisan karena dingin,
persiapan tidur
atau biduran karena saya memang alergi dingin, selama di Malang kalau dingin langsung bentol-bentol. Eh begitu keluar bandara, angin menyambut dengan gegap gempita....serrrrr langsung kerasa dinginnya, meski ada matahari lho....
Sesampainya di flat, nah belum bisa nyalain heater, jadi malam pertama waktu itu cuma tidur berselimut duvet, meringkuk, berpakaian super lengkap mulai ujung kaki sampai ujung kepala seperti orang mendaki gunung lah pokoknya. Ini namanya penyesuaian diri untuk bertahan hidup dari udara dingin di dalam rumah he3....
Besoknya sudah diajari bagaimana cara menyalakan heater dengan baik dan benar. Asyik...merdeka....nanti malam tidurnya sudah hangat. Malam harinya, tetep berpakaian lengkap dari ujung kaki sampai ujung kepala, berselimut duvet dan kruntelan bertiga. tetep dingin, menurut saya masih kedinginan juga. Kadang saya menyandarkan punggung ke heater jika merasa sangat kedinginan. Terus adaptasi ya....padahal belum salju lho, masih autumn waktu itu.

jaket ini sudah tidak
 pernah saya pakai lagi
Pakaian
Saya nyiapain banyak baju lengan panjang dan jaket yang saya kira sudah cukup hangat, dan "sumuk" menurut standar Indonesia. tapi begitu sampai disini, baju-baju itu malah jarang terpakai, akhir-akhir ini malah tidak pernah saya pakai karena bahan bajunya belum cukup menghangatkan tubuh untuk cuaca disini. Meskipun berlengan panjang, tapi begitu nempel di kulit berasa cesss.....dingin. Akhirnya beralih memakai sweater-sweater yang saya peroleh dari sini. Itupun menurut saya masih belum cukup, jadilah akhirnya pakai baju berlapis-lapis, minimal 3 lapis plus hoodie atau jaket. Itu juga yang disarankan oleh Jenny salah seorang pengajar di kursus untuk menyiasati dingin, apalagi seperti saya yang berasal dari negara sumuk alias negara tropis he3....

Olah Raga
Selama disini frekuensi saya untuk berolah-raga meningkat drastis, hampir tiap hari rutin berolah raga terutama jalan kaki he3.... Alasannya yang pertama pastilah untuk berhemat, jadi ya jalan kaki lumayan bisa menabung beberapa pound jika dibanding naik bis. Semenjak di sini berjalan kaki beberapa kilo sudah menjadi hal yang wajar, padahal di Indonesia kemana-mana naik motor, bahkan ke warung sebelah pun yang jaraknya tidak sampai 1/2 kilometer juga naik motor ck...ck.... Selain itu cuaca dan trotoar di sini memang sangat mendukung bagi para pejalan kaki, jadi jalan itu tidak malas rasanya, awalnya capek sekali
jalan kaki kemana-mana
tapi Alhamdulillah lama-lama terbiasa juga. Bahkan mbak Ara sekarang juga sudah bisa saya ajak jalan kemana-mana. Oiya dan kecepatan berjalan disini tidak lenggang kangkung seperti saat saya berjalan-jalan di rumah dulu, kalau ada tetangga, sapa dulu, ngobrol dulu. Sedangkan disini kalau berjalan ya...."ngujlug" alias pandangan lurus ke depan dengan kecepatan penuh mencapai 50km/ jam he3... lebay...yah pokoknya cepat lah. Kalau saya masih ngos-ngosan jika harus menyamakan langkah dengan orang asli penduduk sini, selain langkahnya kalah cepat juga ukuran kaki yang kalah panjang he3....

Jadwal Belanja
Kalau di rumah saya bisa belanja sayur dan aneka daging ataupun ikan segar setiap pagi karena banyak abang tukang sayur yang lewat depan rumah, atau kalau lagi malas memasak bisa langsung beli jadi di warung Mak Mike, Bu Asih dan harganya murmer alias murah meriah, misalnya rawon seporsi 5000 sudah bisa untuk sehari. Nah di sini berhubung tidak ada abang sayur keliling, saya biasanya belanja seminggu sekali, nye-tok belanjaan untuk seminggu dan disimpan di kulkas. Jika seminggu kok belanjaan sudah menipis ya kalau tidak males, keluar belanja, kalau males keluar karena dingin ya masak seadanya, ngorek-ngorek isi kulkas atau isi lemari. Alhamdulillah masih ada yang dikorek.Biasanya kita di rumah membeli beberapa kilo daging ayam dan telur, itu yang utama. Awalnya tidak terbiasa membeli segitu banyak daging dan telur, akhirnya lama-lama ya terbiasa juga. Belanjanya disini seperti sayur dan daging di tempat semacam minimarket, kita bisa ambil sendiri (terutama sayuran) setelah itu tinggal antri untuk bayar.