Rabu, 23 April 2014

Hadist Arbain ke -12 An Nawawi


Dari Abu Hurairah Ra, dia berkata, Rasulullah Saw bersabda:

"Merupakah tanda baiknya Islam seseorang, dia meninggalkan sesuatu yang tidak berguna baginya."
Hadist Hasan riwayat Tirmizi dan lainnya

Imam Ibnu Rajab Al Hambali menyatakan bahwa kedudukan hadist ini sangat agung atau penting dalam hal sumber pokok mempelajari adab.
Sebagaian ulama menyatakan bahwa hadist ini mengumpulkan 1/2 dari agama.

Maksud dari dari hadist di atas adalah:
bahwa tanda kebaikan agama dari seorang muslim adalah dia meninggalkan perkara-perkara yang tidak bermanfaat baginya.

Kapankah sesorang itu Islamnya dianggap baik?

1. Ketika sesorang itu telah melaksanakan perkara yang wajib dan meninggalkan perkara yang dilarang, seperti yang terkandung dalam surat Al Fatir ayat 32. Ada 3 golongan manusia dalam hal ini, yaitu:

  • golongan pertama: yaitu orang yang mendzolimi atau menganiaya diri sendiri dengan meninggalkan perkara yang wajib dan melaksanakan perkara yang dilarang
  • golongan yang kedua: yaitu golongan pertengahan, orang ini mampu melaksanakan perintah dan menjauhi larangan Allah Swt.
  • golongan yang ketiga: yaitu orang yang mendahului melakukan kebaikan dengan izin Allah, serta melaksanakan sunnah dan menjauhi yang makruh
2. Jika orang tersebut telah mencapai derajat ikhsan.
Seperti yang telah kita ketahui bersama bahwa derajat keimanan manusia ada 3, yaitu:
  • Islam, jika orang tersebut melaksanakan amalan-amalan dhohir yang terkandung dalam rukun Islam yang 5.
  • Iman, yaitu yang terdapat dalam rukun Iman yang 6, amalan-amalan batin.
  • Ikhsan, yaitu jika orang tersebut beribadah kepada Allah seolah-olah melihat Allah, atau setidaknya dia yakin bahwa Allah selalu melihatnya.
3. Pahala seseorang tergantung dari kebaikan keislamannya. Allah akan melipatgandakan pahal kebaikannya, minimal 10 kali lipat, hingga 700 kali lipat. Allah tidak akan menyia-nyiakan amal baik yang dilakukan oleh seseorang yang derajat keislamannya baik.

Faedah dari hadist ini adalah:

Islam memberi petunjuk kepada pemeluknya untuk membentuk sebuah masyarakat yang aman dan harmonis. Contoh-contoh petunjuk itu antara lain:
  • Memberi bimbingan agar bisa hidup dalam kebahagiaan, bisa mencintai, dan dicintai. contoh amalannya adalah menebarkan salam diantara manusia.
  • Islam melarang ikut campur dalam masalah orang lain yang tidak ada manfaatnya bagi orang itu karena bisa menimbulkan pertikaian. Contohnya seperti menguping atau mencuri dengan pembicaraan orang lain.
  • Islam menjelaskan kepa kita cara untuk mendapatkan kecintaan orang pada kita. Bagimanakah caranya? Yaitu dengan cara bersikap zuhud kepada dunia maka Allah akan mencintaimu, dan bersikap zuhud kepada harta orang lain akan memunculkan cinta dari orang lain tersebut kepada kita. Hal ini sangat masuk akal, karena pada umumnya manusia akan marah jika dimintai harta, atau terus-menerus dimintai harta oleh orang lain, akan merasa sebal dan benci pada orang tersebut. Sementara Allah tidak demikian, justru Allah akan marah jika manusia tidak mau meminta kepada Allah, dan diancam dengan neraka jahanam. Karena doa, meminta, adalah inti dari peribadatan kepada Allah. Sedangkana maksud zuhud kepada dunia adalah tidak merasa iri atas apa yang Allah rizkikan kepada orang lain, serta menerima dan mensyukuri apa yang Allah berikan kepada kita.
Ayat-ayat dalam Al Qur'an yang berkaitan dengan teman ini antara lain:
  • Surat Al Asr ayat 1-3
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ وَالْعَصْرِ
Demi masa. 

إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ
Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, 

إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ
kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran. 

  • Surat Al Baqarah ayat 148
وَلِكُلٍّ وِجْهَةٌ هُوَ مُوَلِّيهَا ۖ فَاسْتَبِقُوا الْخَيْرَاتِ ۚ أَيْنَ مَا تَكُونُوا يَأْتِ بِكُمُ اللَّهُ جَمِيعًا ۚ إِنَّ اللَّهَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
Dan bagi tiap-tiap umat ada kiblatnya (sendiri) yang ia menghadap kepadanya. Maka berlomba-lombalah (dalam membuat) kebaikan. Di mana saja kamu berada pasti Allah akan mengumpulkan kamu sekalian (pada hari kiamat). Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. 

  • Surat AL Munafiqun ayat 9
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تُلْهِكُمْ أَمْوَالُكُمْ وَلَا أَوْلَادُكُمْ عَنْ ذِكْرِ اللَّهِ ۚ وَمَنْ يَفْعَلْ ذَٰلِكَ فَأُولَٰئِكَ هُمُ الْخَاسِرُونَ
Hai orang-orang beriman, janganlah hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barangsiapa yang berbuat demikian maka mereka itulah orang-orang yang merugi. 

  • Surat Luqman ayat 6
وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَشْتَرِي لَهْوَ الْحَدِيثِ لِيُضِلَّ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ بِغَيْرِ عِلْمٍ وَيَتَّخِذَهَا هُزُوًا ۚ أُولَٰئِكَ لَهُمْ عَذَابٌ مُهِينٌ
Dan di antara manusia (ada) orang yang mempergunakan perkataan yang tidak berguna untuk menyesatkan (manusia) dari jalan Allah tanpa pengetahuan dan menjadikan jalan Allah itu olok-olokan. Mereka itu akan memperoleh azab yang menghinakan. 

Sumber tulisan:
  1. Qur'an Cordoba Apps
  2. http://quran.telkomuniversity.ac.id/?sid=31&pid=arabicid
  3. Ceramah ustadz Zakaria Ahmad di http://dakwahislamiyah.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar