Selasa, 13 Mei 2014

Catatan Sore


Alhamdulillah akhirnya bisa bercengkrama dengan lepi juga jam segini. Kalau pekerjaan rumah sudah beres, rasanya pikiran menjadi plong. Hari ini rasanya saya sangat bersemangat sekali untuk mengunjungi dapur, bukan untuk masak yang serius sih, hanya ingin sedikit bersenang-senang di dapur saja.

Pagi hari saya terpikir untuk membuat kue kering yang bernama keciput, kue khas Mojokerto, di sana disebutnya kue rotan. Sebelumnya saya sudah pernah satu kali membuat kue ini, tapi hasilnya keras dan perlu usaha yang luar biasa untuk mengunyahnya. Meski demikian, keciput itu habis juga lho. Karena itulah saya merasa penasaran untuk membuat kue ini lagi, berhubung masih punya wijen juga di dapur. 

Kali ini saya ingin mencoba resep yang lain, siapa tahu lebih berhasil dan tidak keras. Saya putuskan untuk untuk memakai resep NCC. Pagi itu saya dibantu oleh baby Zahra lho, dibantuin ngobrol maksudnya he3.... Saya menguleni adonan sambil mengajak ngobrol Zahra yang sedang duduk di car seat sambil memegang mainannya. Begitu melihat adonan yang saya pegang, langsung diletakkannya mainannya, dan mulai teriak-teriak sambil tangannya mencoba meraih-raih adonan di tangan saya. Tidak saya kasih karena khawatir dia masukkan ke dalam mulutnya, eh....malah tantrum sambil mengangkat-angkat kaki dan pantatnya, sambil mulutnya menirukan suara motor yang di gas, eemmmm....emmmmmm.....dengan suara seraknya dari tenggorokan. Saya tertawa saja melihat ekspresinya yang lucu,eh...diketawain ternyata semakin kenceng gas nya ha3......

Zahra kembali bermain dengan mainannya, saatnya saya membentuk adonan menjadi bulat-bulat kecil lalu digulingkan di atas wijen yang sudah saya letakkan di atas piring. Terus goreng adonan satu-persatu. Begitu agak kecoklatan, keciput saya angkat, lalu ditiriskan. Alhamdulillah kali ini hasilnya lumayan memuaskan, lumayan renyah, dan sama sekali tidak keras. Oiya kali ini saya membuat versi keciput pandan, jadi kuenya berwarna hijau dan beraroma pandan.

Hasilnya tidak banyak sih tapi lumayan untuk obat kangen dengan kue yang satu ini, dua kali goreng,dua kali pula langsung habis he3...alhamdulillah. 

#Subhanallah, kaget tiba-tiba ada kilat dan suara gemuruh di langit, tumben Newcastle cuacanya seperti ini. Allahuakbar kilat lagi, kali ini lebih terang.Tutup jendela dulu, biar tidak terlalu ngeri.

Sorenya saya terpikir untuk membuat cilok berisi udang kering, kali ini inspirasinya datang dari teman saya. Dulu pernah main ke rumahnya, dan dibikinkan cilok isi udang kering itu, emmmm hasilnya enaaaak sekali, masih terbayang-bayang.

Tapi hari ini belum kesampaian karena saya harus memasak sayur untuk besok terlebih dahulu, supaya pagi harinya tidak terburu-buru. Sore ini suami request soto, berhubung bumbu soto instan habis, akhirnya googling resep.

#Tiba-tiba hujan deras disertai gemuruh di langit. Kilat sudah tidak terlihat karena kelambu jendela kamar sudah saya tutup. Abi dan Ara sudah lelap di samping saya.

Kali ini saya ingin resep soto ayam lamongan karena teringat masa-masa dulu bersama suami sering mangkal di warung soto Lamongan di Surabaya, hemmm that was very romantic (nah kan....jadi senyum-senyum sendiri). Saatnya menyiapkan bumbu-bumbu, suami juga bantuin lho, potong-potong kentang untuk kentang gorengnya.

Kentang goreng sudah siap, sekarang goreng kerupuk dulu, ada request dari Ara untuk goreng krupuk bawal lagi buat sarapan besok pagi. Baru lanjut bikin sotonya. Semua bumbunya hanya saya rajang kecil-kecil, tidak saya haluskan,, biar praktis saja. Kemiri, jahe, dan kunyit, saya pakai yang bubuk, yang biasanya dijual di swalayan-swalayan. Jadi soto bumbu cemplung-cemplung (bahasa Jawa, artinya tinggal masuk-masukin).

MasyaAllah, aromanya luar biasa, saya sendiri kaget lho dengan aroma masakan saya. Aromanya mengingatkan saya pada soto yang dijual di warung-warung dekat rumah, langganan suami saya saat di Malang. Suami pun datang ke dapur dan bilang kalau aromanya sangat sedap. Alhamdulillah, rasanya pun tak kalah nikmat. Baru kali ini saya membuat soto ayam dengan aroma sekuat itu. Aroma yang mengingatkan kampung halaman itu sangat membuat saya bahagia. Eh...saya makan dulu ya he3....

Di sela-sela makan, ada pesan masuk melalui WA, masyaAllah ternyata dari teman saya yang ada di Malang. Di Indonesia tentu saja sudah jam 12 malam, tapi dia belum tidur, katanya baru saja ada pekerjaan, dan baru sampai rumah. Di rumah pun dia melanjutkan pekerjaannya. Teman saya yang satu ini memang pekerja keras, single mum dengan 1 anak perempuan seusia anak saya. Setelah ngobrol dan kangen-kangenan, dia pun pamit hendak istirahat. Dalam hati saya berdoa semoga Allah SWT selalu melimpahkan kebahagiaan pada sahabat saya dan anaknya, amin.

Besok semoga rencana membuat ciloknya berjalan dengan lancar, eh...jadi ragu soalnya besok sore ada rencana mengantar anak ke Nunsmoor ikut Ranger Club di sana. Hemmm wallahualam.

#Mmuah buat gadis kecilku dan abinya


Tidak ada komentar:

Posting Komentar