Dunia anak-anak identik dengan dunia bermain dan belajar, bahkan dalam bermain pun sebenarnya juga mempelajari sesuatu. Otak mereka ibarat seperti spon dengan kapasitas penyerapan air yang luar biasa. Semua hal di serap baik hal-hal yang positif maupun hal-hal yang negatif. Lalu bagaimana proses penyerapan itu terjadi bisa melalui banyak hal, baik itu disadari maupun tidak disadari oleh anak-anak tersebut. Dengan mengetahui bagaimana cara seorang anak itu dalam mempelajari sesuatu, harapannya adalah kita sebagai orang tua bisa memberikan dan mengajak anak melakukan aktifitas yang bermanfaat dan memberikan hal positif bagi mereka. Meminimalisir hal-hal negatif sedapat mungkin yang dapat memberikan efek negatif bagi tumbuh kembang anak. Berikut merupakan berbagai macam cara anak-anak itu mempelajari sesuatu, antara lain:
- Bertanya.
Anak-anak di atas usia 3 tahun biasanya sudah mulai banyak bertanya tentang segala sesuatu yang dilihat, maupun di dengarnya. Orang tua juga perlu jeli dengan asal muasal pertanyaan yang dilontarkan si anak dan tidak serta merta menjawabnya, sehingga orang tua bisa memberikan jawaban yang efektif pada anak. Contoh kasus, ada seorang anak yang bertanya apa itu sex pada ibunya. Ibunya serta merta panik mendengar pertanyaan itu karena tidak menyangka darimana anaknya bisa mendapatkan kata-kata yang tabu diucapkan untuk anak seusianya, dan bagaimana cara dia menjawabnya. Namun sebelum lebih jauh, ibu bertanya darimana dia tahu kata-kata itu. Lalu si anak menunjuk pada sebuah isian formulir yang bertuliskan sex lalu ada pilihan male or female. barulah si ibu bisa kembali tenang dan memberi penjelasan bahwa kata sex yang dimaksud adalah jenis kelamin, male adalah laki-laki, dan female adalah perempuan. Dan anak langsung mengerti, dan menerima jawaban si ibu. Dengan mengetahui konteks pertanyaan yang tepat akan membantu orang tua memberikan jawaban yang efektif dan mudah dimengerti oleh anak.
Masih banyak lagi kegiatan-kegiatan yang dilakukan anak sebagai media untuk belajar. Rasanya setiap proses bermain yang dilakukan oleh anak-anak adalah bagian dari proses belajarnya, apapun itu. Bahkan saat isengnya anak-anak pun juga belajar. Misalnya ada seorang anak yang asyik menumpah-numpahkan bedak ke lantai, atau menggunakan lipstik ibunya sebagai alat tulis. Wah....si ibu yang tahu pasti akan langsung sesak nafas melihat bedak dan lipstik mahalnya bertebaran di mana-mana. Coba bersabarlah dulu, setidaknya jangan meledak di depan anak, nanti saja menangis di kamar mandi atau memarahi suami sebagai pelampiasan....ups. Jika si ibu tidak mampu bertanya langsung pada anaknya karena khawatir muncul kemarahan, maka alihkan tugas bertanya kepada ayah. Jika ditanya baik-baik pasti akan ada alasan yang tepat (dari sudut pandang anak tentunya) kenapa dia melakukan hal tersebut.
- Berinteraksi dengan saudara kandung.
- Gambar.
- Board Games (permainan papan).
- Menghafal.
- Bermain peran.
- Menonton televisi.
- Menari.
- Cerita.
- Bernyanyi.
- Memasak.
- Komputer.
- Playdough.
- Pekerjaan Rumah.
- Olah raga.
- Musik.
- Berkunjung.
Masih banyak lagi kegiatan-kegiatan yang dilakukan anak sebagai media untuk belajar. Rasanya setiap proses bermain yang dilakukan oleh anak-anak adalah bagian dari proses belajarnya, apapun itu. Bahkan saat isengnya anak-anak pun juga belajar. Misalnya ada seorang anak yang asyik menumpah-numpahkan bedak ke lantai, atau menggunakan lipstik ibunya sebagai alat tulis. Wah....si ibu yang tahu pasti akan langsung sesak nafas melihat bedak dan lipstik mahalnya bertebaran di mana-mana. Coba bersabarlah dulu, setidaknya jangan meledak di depan anak, nanti saja menangis di kamar mandi atau memarahi suami sebagai pelampiasan....ups. Jika si ibu tidak mampu bertanya langsung pada anaknya karena khawatir muncul kemarahan, maka alihkan tugas bertanya kepada ayah. Jika ditanya baik-baik pasti akan ada alasan yang tepat (dari sudut pandang anak tentunya) kenapa dia melakukan hal tersebut.
Sumber materi:
Lynn from First Step
Keeping Up With The Kids
Tidak ada komentar:
Posting Komentar