Selasa, 06 Mei 2014

Bagaimana Cara Anak-anak Mempelajari Sesuatu?


Dunia anak-anak identik dengan dunia bermain dan belajar, bahkan dalam bermain pun sebenarnya juga mempelajari sesuatu. Otak mereka ibarat seperti spon dengan kapasitas penyerapan air yang luar biasa. Semua hal di serap baik hal-hal yang positif maupun hal-hal yang negatif. Lalu bagaimana proses penyerapan itu terjadi bisa melalui banyak hal, baik itu disadari maupun tidak disadari oleh anak-anak tersebut. Dengan mengetahui bagaimana cara seorang anak itu dalam mempelajari sesuatu, harapannya adalah kita sebagai orang tua bisa memberikan dan mengajak anak melakukan aktifitas yang bermanfaat dan memberikan hal positif bagi mereka. Meminimalisir hal-hal negatif sedapat mungkin yang dapat memberikan efek negatif bagi tumbuh kembang anak. Berikut merupakan berbagai macam cara anak-anak itu mempelajari sesuatu, antara lain:


  • Bertanya

Anak-anak di atas usia 3 tahun biasanya sudah mulai banyak bertanya tentang segala sesuatu yang dilihat, maupun di dengarnya. Orang tua juga perlu jeli dengan asal muasal pertanyaan yang dilontarkan si anak dan tidak serta merta menjawabnya, sehingga orang tua bisa memberikan jawaban yang efektif pada anak. Contoh kasus, ada seorang anak yang bertanya apa itu sex pada ibunya. Ibunya serta merta panik mendengar pertanyaan itu karena tidak menyangka darimana anaknya bisa mendapatkan kata-kata yang tabu diucapkan untuk anak seusianya, dan bagaimana cara dia menjawabnya. Namun sebelum lebih jauh, ibu bertanya darimana dia tahu kata-kata itu. Lalu si anak menunjuk pada sebuah isian formulir yang bertuliskan sex lalu ada pilihan male or female. barulah si ibu bisa kembali tenang dan memberi penjelasan bahwa kata sex yang dimaksud adalah jenis kelamin, male adalah laki-laki, dan female adalah perempuan. Dan anak langsung mengerti, dan menerima jawaban si ibu. Dengan mengetahui konteks pertanyaan yang tepat akan membantu orang tua memberikan jawaban yang efektif dan mudah dimengerti oleh anak.
  • Berinteraksi dengan saudara kandung. 
Saat mereka bermain bersama atau melakukan berbagai macam aktivitas sehari-hari, akan terjadi proses belajar di sana. Biasanya sang adik akan cenderung meniru perilaku kakak, belajar melakukan sesuatu yang mirip dengan sang kakak, misalnya kakak ingin bersepeda, maka adik pun demikian, meski sebenarnya belum bisa. Kakak juga bisa belajar dari adik, misalnya saat adik terjatuh ketika berlari, maka kakak bisa belajar untuk lebih berhati-hati saat berlari agar tidak terjatuh seperti yang adik alami. Sosok adik juga terkadang lebih banyak bertanya pada kakak tentang segala sesuatu yang sedang kakaknya lakukan, apa yang kakaknya pegang, atau apa yang kakaknya baca, pokoknya selalu ingin tahu.
  • Gambar
Dengan melihat gambar, anak belajar banyak hal, terutama beragam kosa kata baru yang berhubungan dengan gambar tersebut. Media ini juga mudah diterapkan pada anak-anak karena gambar yang menarik akan mudah sekali menyedot perhatian anak daripada hanya sekedar suara. Gambar juga bisa merangsang rasa keingintahuan anak, misalnya saat anak melihat sebuah poster di rumah sakit atau tempat umum lainnya, biasanya anak akan bertanya "Itu gambarnya kenapa?", "Kenapa orang di gambar itu?", dan sebagainya. Dari situ, orang tua bisa memulai memberikan penjelasan yang sderhana sesuai usia anak. Jangan diabaikan begitu saja jika anak menanyakan akan segala hal yang dilihatnya, karena itu merupakan momen belajar anak yang tepat, dimana anak merasa sangat tertarik dan sangat ingin tahu sesuatu.
  • Board Games (permainan papan)
Wujud permainan ini ada bermacam-macam, misalnya monopoli, halma, ular tangga dan lain sebagainya. Dari permainan ini anak bisa belajar tentang memahami aturan permainan, belajar untuk menunggu giliran, belajar menghitung dan mengenal bilangan, bermain strategi, dan lain sebagainya. Biasanya jika seorang anak kalah dalam permainan ini akan sangat merasa kecewa, dan yang menang akan sangat merasa gembira. Dari hal ini bisa juga anak belajar bagaimana berempati terhadap teman yang kalah, atau sebaliknya belajar mencoba menerima jika kalah, dan tidak patah semangat untuk melakukan permainan yang sama atau mencoba lain waktu. Menanamkan kepada anak bahwa apa yang dilakukannya adalah sebuah permainan dan tidak masalah jika pun menang atau kalah yang penting bisa bersenang-senang bersama.
  • Menghafal
Anak-anak juga belajar menghafal sesuatu dalam kesehariannya, misalnya menghafal perkalian matematika saat mereka duduk di sekolah dasar, menghafal lagu anak-anak, menghafal rute dari rumah ke sekolah dengan memperhatikan lingkungan di sekitarnya, menghafal kosa kata baru, menghafal nama-nama teman dan saudaranya, menghafal surat-surat dalam Al-Qur'an, doa saat sholat, doa sehari-hari, dan lain sebagainya. .
  • Bermain peran.
 Anak-anak sangat suka bermain peran, mereka belajar bagaimana cara berperilaku sesuai karakter yang mereka perankan. Anak perempuan biasanya cenderung bermain peran sebagai ibu, princess, kakak, juga karakter binatang yang mereka sukai seperti kupu-kupu, kelinci dan sebagainya. Sementara anak laki-laki biasanya bermain peran sebagai jagoan, ayah, pangeran, binatang buas, pilot, dan lain sebagainya. Sebagian anak tidak memerlukan alat untuk bermain peran, mereka cukup berpura-pura sambil menggerak-gerakkan anggota badannya saat menirukan sebuah peran. Anak-anak yang lain mungkin menggunakan alat untuk membantu permainannya, misalnya anak perempuan memakai tiara atau selendang ibunya untuk berpura-pura menjadi princess, atau anak menggunakan sapu untuk berpura-pura naik kuda. 
  • Menonton televisi
Menikmati acara televisi yang sesuai usia mereka juga mendorong anak-anak untuk belajar hal-hal yang baik. Misalnya saja saat melihat acara anak kecil memasak, maka dari situ anak belajar bahwa memasak itu sebenarnya mudah dan bisa dilakukan oleh anak-anak seusia mereka. Mereka juga bisa tahu bagaimana cara membuat menu yang sederhana.
  • Menari
Tentu saja kegiatan ini melatih banyak hal pada anak, seperti olah tubuh, sinkronisasi gerakan dengan musik, ekspresi wajah, tertib saat melakukan gerakan agar tarian terlihat indah.
  • Cerita
Bercerita, mendengarkan cerita, membaca buku cerita merupakan proses belajar yang mudah dan sangat menyenangkan bagi anak-anak. Dari proses ini, anak-anak dapat belajar banyak hal, misalnya berkonsentrasi, menghargai orang lain yang sedang membacakan cerita, memahami jalan cerita, mengenal tokoh, dan karakter, mengenal nilai moral yang disampaikan dalam cerita, dan banyak lagi.
  • Bernyanyi
Saat bernyanyi anak-anak dapat mengenali anggota tubuh mereka, misalnya saat menyanyikan lagi "Head, and Shoulders", berhitung dan mengenal angka, mengenal nada, mengekspresikan diri, melatih kepercayaan diri saat bernyanyi di hadapan orang lain, dan lain sebagainya.
  • Memasak
Anak-anak juga bisa mempelajari sesuatu saat diajak membantu memasak di dapur, misalnya mengenal berbagai macam alat yang dipergunakan, mengenal aneka bahan masakan, mengetahui urutan proses memasak yang benar, hal apa saja yang aman dan tidak aman dilakukan saat di dapur, dan lain-lain.
  • Komputer
Melalui fasilitas yang satu ini anak-anak tentu dapat mengambil banyak manfaatnya misalnya bermain game edukasi online, melihat tayangan yang bermanfaat, mengetahui bagaimana berkomunikasi dengan menggunakan komputer dan internet, mengenalkan pada anak tentang teknologi. Namun orang tua juga harus jeli dan waspada dengan penyalahgunaan komputer dan internet yang mungkin dilakukan si anak.
  • Playdough
Anak bisa membuat aneka bentuk dengan permainan ini, melatih motorik halus, dan konsentrasi, serta imajinasi untuk dapat menghasilkan aneka bentuk yang diinginkan.
  • Pekerjaan Rumah
Mengajak anak melakukan pekerjaam rumah yang sederhana seperti membuang sampah pada tempatnya, merapikan mainannya sendiri, menyimpan sepatu, maupun  jaket sesuai tempatnya dapat melatih anak untuk bertanggung-jawab, dan mengembangkan kemandiriannya.
  • Olah raga
Dengan berolahraga, anak melatih kemampuan motorik kasarnya. Melakukan olah raga bersama dengan teman atau keluarga dapat melatih anak membangun hubungan sosial dengan lingkungan sekitarnya, juga bekerjasama dengan orang lain. Anak juga dapat belajar tentang fungsi bermacam-macam alat olah raga, peraturan dalam berolah raga, serta kedisiplinan.
  • Musik
Anak bisa mengenali nada, mengenal alat-alat musik, juga memainkan alat musik yang disukainya. Selain itu anak juga bisa mengenali perbadaan suara yang ditimbulkan oleh alat musik yang berbeda-beda. Mendengarkan bunyi paduan alat musik yang satu dengan alat musik yang lain merupakan proses pengenalan kepada anak tentang simfoni. Anak juga bisa belajar tentang bermacam-macam cara memainkan alat musik yang berbeda-beda, jika gitar harus dipetik, seruling ditiup, gendang dipukul, dan lain-lainnya.
  • Berkunjung
Mengunjungi museum, taman bermain, perpustakaan, wahana rekreasi, ataupun sekedar mengunjungi rumah teman juga merupakan proses belajar yang dilakukan oleh anak-anak. Mereka mengenali tempat-tempat baru, mengenali fungsi dari bermacam-macam tempat yang dikunjungi, juga berlatih sopan santun saat mengunjungi rumah teman atau orang lain. Mengunjungi teman yang sakit atau yang sedang membutuhkan bantuan, juga dapat mengembangkan empati anak terhadap orang lain.

Masih banyak lagi kegiatan-kegiatan yang dilakukan anak sebagai media untuk belajar. Rasanya setiap proses bermain yang dilakukan oleh anak-anak adalah bagian dari proses belajarnya, apapun itu. Bahkan saat isengnya anak-anak pun juga belajar. Misalnya ada seorang anak yang asyik menumpah-numpahkan bedak ke lantai, atau menggunakan lipstik ibunya sebagai alat tulis. Wah....si ibu yang tahu pasti akan langsung sesak nafas melihat bedak dan lipstik mahalnya bertebaran di mana-mana. Coba bersabarlah dulu, setidaknya jangan meledak di depan anak, nanti saja menangis di kamar mandi atau memarahi suami sebagai pelampiasan....ups. Jika si ibu tidak mampu bertanya langsung pada anaknya karena khawatir muncul kemarahan, maka alihkan tugas bertanya kepada ayah. Jika ditanya baik-baik pasti akan ada alasan yang tepat (dari sudut pandang anak tentunya) kenapa dia melakukan hal tersebut.

Sumber materi:
Lynn from First Step
Keeping Up With The Kids

Tidak ada komentar:

Posting Komentar