"Love Food, Hate Waste"
Itu adalah salah satu slogan yang disebarkan oleh lembaga charity. Mereka mengajak kita semua untuk "memberdayakan" makanan yang akan segera habis masa konsumsinya, atau buah-buahan yang sekiranya tidak akan habis jika dimakan begitu saja.
Kebetulan hari itu di kulkas saya menemukan buah strawbery yang masih banyak, dan warnanya sudah sangat ranum. Mau dibuang sayang, tapi kalau dimakan langsung rasanya masam. Akhirnya saya mengobrak-abrik lemari dapur untuk menemukan ide. Ahaaaa......(gambar lampu menyala), saya menemukan nutrijel coklat yang dibeli dari Indonesia. Nutrijel manis, tambah strawbery yang masam, pasti rasanya seger, manis asem nano-nano..... Mari masak...
Bahan-bahan:
- Nutrijel coklat
- Gula
- Strawbery belah dua bagian
Cara membuat:
- Masak nutrijel sesuai instruksi yang tertera pada bungkusnya
- Siapkan cetakan persegi
- Tata strawbery sesuai keinginan ke dalam cetakan
- Masukan nutrijel yang telah masak, sedikit demi sedikit ke dalam cetakan
- Masukkan pelan-pelasn agar buah strawbery yang telah di tata tidak bergerak karena siraman nutrijel
- Diamkan, dan setelah agak mendekati suhu ruangan, masukkan nutrijel ke dalam kulkas
- Siap dnikmati saat siang hari dan matahari bersinar cerah he3....
Alhamdulillah begitu disajikan, Ara senang sekali, lahap makannya tapi strawberynya tetep disisihkan karena masam ha3....Tetep aja saya deh yang ngabisin strawberynya.
Oiya kembali ke masalah slogan, kenapa mereka menyerukan slogan Love Food, Hate Waste. Hal itu dikarenakan berdasarkan data yang mereka peroleh tentang kebiasaan membuang makanan di wilayah UK memunculkan angka yang mencengangkan yaitu:
Every day we waste the equivalent of:
Every day we waste the equivalent of:
- 5.8 million whole potatoes
- 1.4 million whole bananas
- 1.5 million whole tomatoes
- 24 million whole slice of bread
- 1.5 million sausages
- 1.9 million slices of ham
- 1.1 million eggs
Sungguh angka yang fantastis dalam hal membuang makanan setiap harinya, sadar ataupun tidak penduduk UK telah melakukan hal tersebut, fakta yang ironis di tengah sebuah krisis yang melanda negeri ini. Mungkin kalau penelitian ini juga dilakukan di Indonesia apakah akan muncul angka yang sedemikian mengejutkan? Mengingat kondisi di sana kebutuhan pokok masih menjadi masalah yang utama, jika itu benar terjadi, maka lebih ironis lagi.
Ada beberapa tips yang mungkin bisa kita terapkan untuk mengurangi perilaku membuang-buang makanan, terutama menyangkut perilaku kita dalam berbelanja, yaitu:
- Memeriksa bahan makanan apa saja yang masih tersedia di dalam kulkas, freezer, maupun dalam lemari makan kita sebelum membuat daftar belanja.
- Membuat rencana menu makanan yang akan kita masak untuk hari berikutnya atau seminggu berikutnya.
- Membuat daftar belanja yang kita butuhkan.
- Cek jika ada bahan makanan sesuai daftar kita yang di diskon, itu bisa membantu kita untuk menghemat keuangan.
- Jangan lupa selalu cek tanggal kadaluarsa bahan makanan yang akan kita beli.
- Tidak membeli suatu bahan makanan lebih dari apa yang kita butuhkan, biasanya jika ada diskon padahal tidak kita butuhkan, maka akan ada kecenderungan beli dalam jumlah banyak dengan slogan "mumpung murah" he3...harus tahan diri sedikit lah...
- Sesuaikan jumlah belanjaan dengan jumlah orang di dalam rumah atau berapa orang yang akan mengkonsumsi masakan kita nantinya.
- Ingat...! Jangan pergi berbelanja saat perut kita lapar, karena itu akan mendorong kita untuk membeli lebih banyak bahan makanan atau camilan dari apa yang kita butuhkan karena pengaruh lapar tadi.
Tips terakhir itulah yang paling saya suka. Saya baru ngeh kalau perut lapar itu berpengaruh luar biasa dalam hal belanja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar