Sabtu, 30 Mei 2015

Copy Right Vs Copy Wrong?

 
Hari ini adalah hari dimana anak saya tampil menari untuk sesi 1 dari total 4 sesi. Sebagai orang tua tentu saja saya dan suami saya merasa antusias sekali.Tak lupa saya menyiapkan tiket, kamera dan handphone dengan baterai penuh agar dapat digunakan bergantian untuk memotret dan merekam aksi anak saya. Setelah semuanya siap, kamipun berangkat naik bus menuju ke Theatre People tempat di mana pertunjukan diadakan.
 
Sesampainya di sana, kami mengantri untuk check in anak, lalu kami menuju ke pintu utama teater yang ternyata belum buka. Tergopoh-gopoh petugas dari dalam membuka pintu sesaat hanya untuk menjelaskan bahwa teater masih tutup. Kami harus menunggu kurang lebih selama 15 menit. Lima belas menit kemudian, pintu teater dibuka, dan saya pun masuk. Suami tidak ikut menonton pertunjukkan sesi 1, hanya saya saja.
 
Setelah di dalam, saya dan orang-orang calon penonton yang lain diarahkan ke kantin yang berada dekat dengan pintu tempat pertunjukkan. Kantin belum buka, masih terlihat petugas kantin lalu lalang menyiapkan barang dagangan berupa aneka minuman dan snack ringan. Ternyata kami semua harus menunggu lagi selama 45 menit, wow...sedikit terkejut saya.
 
Kantin sudah siap, orang-orang mulai memesan minuman sekedar teman menunggu menghabiskan waktu. Saya melirik daftar menu, tidak kelihatan harganya, saya pun tidak penasaran toh saya tidak mungkin beli minuman karena dompet saya titipkan suami di dalam tasnya, hanya ada £1.10 di saku jaket. Tidak ada teman ngobrol, saya melihat-lihat ruangan, membaca keterangan di tiket berulang-ulang, menyeting kamera, membuka-buka hape, yah pokoknya biar terlihat sibuk lah, jangan sampai dikira pengangguran.
 
Salah sorang petugas mengumumkan bahwa kita semua sudah bisa masuk ke dalam ruangan teater. Alhamdulillah, lega sekali rasanya karena penantian telah berakhir. Tempat duduk saya berada paling depan, sengaja suami saya memilih tempat spesial ini agar nanti bisa puas merekan dan mengabadikan aksi anak kami selama tampil nanti. Kami masih menungguh 15 menit lagi sebelum tampilan benar-benar dimulai.
 
Orang-orang masih lalu lalang mencari tempat duduk, ada juga yang mencarikan posisi yang pas bagi keluarganya yang menggunakan kursi roda dan bayi dengen kereta dorongnya agar dapat menikmati pertunjukkan dengan tenang tanpa mengganggu penonton yang lain. Di sana memang disediakan area bagi mereka yang membutuhkan space lebih luas untuk bayi maupun orang-orang dengan kebutuhan khusus.
 
Lampu teater dipadamkan. Nah...ini dia, batin saya. Terdengar pengumuman dari mikrofon bahwa penonton diminta mematikan hape agar tidak mengganggu. Saya mengambil hape dan segera mematikannya, kemudian saya membuka tas yang berisi kamera dan hendak mengambilnya. Sebelum mengambil, eh ada kelanjutan pengumuman bahwa penonton dilarang memotret dan merekam dengan apapun pertunjukkan yang sedang berlangsung dengan alasan berkaitan dengan hak cipta alias copy right. Ya Allah...batin saya menjerit, lha terus buat apa suami saya pesan tempat duduk di depan, buat apa saya mengisi batrei kamera sampai penuh, buat apa saya membeli tiket yang harganya mahal ini, ya Allah...mana teman suami saya meminta tolong ke saya untuk memotret putrinya lagi. Lemas kaki saya, untung saya duduk jadi kaki lemas pun tidak terlihat, dan saya berusaha tetap cool di tempat duduk saya, seperti tidak ada masalah apa-apa.
 
Hemmm...ternyata pertunjukkan anak kami ini mengandung copy right, padahal itu anak saya sendiri lho, latihan sendiri (eh ada yang melatih ding), sewa baju sendiri, tampil sendiri (ya sama teman-temannya lah), beli tiket sendiri, lha kok dikomersilkan sama sekolahnya harusnya saya dong selaku orang tua yang meminta bayaran dari sekolah (emosi jiwa ini). Dan ada embel-embelnya jika menginginkan video pertunjukkan, dapat memesan melalui sekolah dengan membayar di muka sebesar £20.00, subhanallah... harga yang fantastis bagi kami. Tapi belum jelas, membayarnya di muka siapa.
 
Saya membayangkan, ini kalau di negara kami mungkin sudah ada solusi, yaitu dengan memasukkan kamera dan merekam dari balik jaket, hemmm. Tapi kalau saya ya tidak mungkin melakukannya, lha wong kameranya segedhe gaban (lebay dikit). Lagian itu sudah masuk ke dalam ranah copy wrong karena prosedurnya sudah salah. Saya pun menonton pertunjukkan dengan angan-angan yang masih melayang-layang tentang copy right ini, tepuk tangan saya pun tidak semeriah tepuk tangan orang yang duduk di sebelah saya. Mungkin lain kali jika ada pertunjukkan lagi, benar-benar perlu saya pastikan apakah mengandung copy right atau copy wrong.
 
 
 
 
 
 
 
Surat Al-Baqarah (Sapi Betina) ayat 206-210:
 
206. Dan apabila dikatakan kepadanya, "Bertakwalah kepada Allah," bangkitlah kesombongannya untuk berbuat dosa. Maka pantaslah baginya neraka Jahanam, dan sungguh (Jahanam itu) tempat tinggal yang terburuk.
 
207. Dan di antara manusia ada orang yang mengorbankan dirinya untuk mencari keridaan Allah. Dan Allah Maha Penyantun kepada hamba-hamba-Nya.
 
208. Wahai- orang-orang yang beriman! Masuklah ke dalam Islam secara keseluruhan, dan janganlah kamu ikuti langkah-langkah setan. Sungguh, ia musuh yang nyata bagimu.
 
209. Tetapi jika kamu tergelincir setelah bukti-bukti yang nyata sampai kepadamu, ketahuilah bahwa Allah Mahaperkasa, Mahabijaksana.
 
210. Tidak ada yang mereka tunggu-tunggu kecuali datangnya Allah bersama malaikat dalam naungan awan, sedangkan perkara (mereka) telah diputuskan. Dan kepada Allah lah segala perkara dikembalikan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar