Selasa, 12 Agustus 2014

Ngobrol Dengan Ara


Di suatu siang di kamar Ara, waktu itu Ara sedang makan jagung manis campur keju, dan susu. Tiba-tiba dia berkata;
Ara: Wow...senang sekali menjadi ayam.
Saya: Jadi ayam? (penasaran karena sebelum-sebelumnya jika ditanya dia selalu ingin menjadi meja karena tidak merasakan sakit dan tidak bisa meninggal, setidaknya itu menurutnya sih)
Ara: Karena ayam can eat sweet corn everyday....cos I love sweet corn.
Saya: Lho tapi ayam kan nantinya digoreng, panas.....
Ara: Ya.....gak papa (sambil terus mengunyah jagungnya), kan nanti aku bisa makan otakku sendiri, makan sayapku sendiri (secara dia suka sekali dengan otak, dan sayap ayam).
Saya: That's impossible.....
Ara: Yes I can....
# Pasrah aja wes....

Di suatu malam saat menjelang tidur, kami bertiga sudah berbaring, waktu itu Ara tidur bersama kami, posisi Ara di tengah, lalu saya dan suami memeluknya erat-erat, dan seperti biasa, jika kami peluk, dia akan merem sambil senyum-senyum.
Abi: Ehm....senengnya kalau dipeluk....
Ara: (senyum-senyum)
Abi: Sampai kapan kamu nduk tidur di tengah sambil dipeluk kayak gini....
Ara: Sampai nanti, sampai aku besar, until I have a daughter.... (menjawab dengan lantang)
Saya: Apa.....? (ala sinetron "Ganteng-ganteng sering galau")
Abi: Ha3.......

Sore itu kami akan sholat Ashar berjamaah di rumah. Waktu itu Ara baru saja mendapat sesuatu dari teman, salah satunya adalah bandana. Biasa barang baru, dipakai sambil mengaca berkali-kali, sambil nyanyi-nyanyi. Saya minta dia segera memakai mukena.
Ara: Okey Umi....
Saya: Cepetan ya....(sambil menata sajadah)
Ara: Umi, God will see us when we pray?
Saya: Of course...
Ara: Okey then I will put on may new bando so God know I got a new one
#Akhirnya sholatlah dia pakai mukena plus pakai bandana di kepalanya (geleng-geleng kepala)

Malam itu Ara dan Abinya Ara bergurau di atas tempat tidur. Mereka bermain menirukan, yaitu Abi menirukan kata-kata dan gestur apapun yang Ara lakukan. Abinya tentu saja selalu berhasil menirukan apa yang Ara katakan meskipun kata-katanya diucapkan dengan cepat dan tidak jelas, karena toh Abinya juga asal menirukan saja he3.... Nah berikutnya giliran Ara yang harus menirukan kata-kata yang diucapkan Abinya.
Abi: Ara cantik
Ara: Ara cantik
Abi: Ara jelek
Ara: Ara jelek
Abi: Umi galak (sambil cekikikan)
Saya: (melirik ke abinya Ara)
Ara: Umi....gaaaaaaa......jah (sambil melihat ke arah saya)
Abi: (ketawa ngakak) Umi galak
Ara: Umi.....gaaaaaaa.....jah (kalem)
Abi: (ketawanya makin ngakak)
Abinya tahu kalau Ara takut sama saya, dia khawatir kalau menirukan apa yang abinya bilang nanti ending nya akan saya marahi hi3.....sementara abinya puas bisa mengalahkan Ara

Suatu hari kami pergi berombongan bersama ibu-ibu lain beserta anak-anaknya. Sepanjang perjalanan Ara sibuk menghitung-hitung sesuatu dengan angka ratusan, rupanya dia menghitung mobil berwarna merah yang dia temui di sepanjang jalan. Jumlahnya hingga hari itu sudah seratusan sekian. Dia kemudian berpesan ke saya,
Ara: Umi can you count the red cars for me?
Saya: Kenapa:
Ara: Karena biar aku nggak lupa.
Saya: Lho kan mbak Ara yang mau menghitung mobilnya, jadi mbak Ara harus hitung sendiri.
Ara: Tapi ini sudah banyak Umi, nanti aku lupa sampai berapa
Saya: Ya...kalau gitu hitung seingatnya mbak Ara aja
Ara: Aaaa.....(merajuk) please Umi (dilanjutkan dengan kata-kata panjang kali lebar seluas 2 kali lapangan bola)
Saya: Penting ya? (tanya saya ingin tahu alasannya)
Ara: Not really......
#Capek deh......karena awalnya sempat mengira itu tugas sekolah atau gimana

Di lain hari, masih soal menghitung mobil berwarna merah. Waktu itu saya sedang membuka-buka majalah anak-anak, dia lalu mendekat.
Ara: Three hundred....and.....sixty....four (sambil menunjuk gambar mobil berwarna merah di majalah yang sedang saya pegang)
Saya: Lho kan cuman gambar bukan mobil beneran, kok dihitung? (tanya saya heran)
Ara: Soalnya tadi aku juga ngitung mobil merah di movie yang aku lihat
#Weleh-weleh...tugasmu semakin berat nak


#Ayat hari ini
Surat At-Tariq ( Yang datang di malam hari) ayat 1-4:
Tiap-tiap manusia itu ada yang menjaganya.

  1. Demi langit dan yang datang pada malam hari.
  2. Dan tahukah kamu apakah yang datang pada malam hari itu?
  3. (Yaitu) bintang yang bersinar tajam,
  4. setiap orang pasti ada penjaganya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar