Gara-gara lihat chef Alvin masak-masak di acara masak.tv, eh jadi tertarik cari-cari info tentang Kemiri atau Candlenut. Waktu itu chef Alvin masak sambal Andaliman, sambal khas Batak, dimana salah satu bahannya adalah menggunakan Kemiri. Nah ada catatan penting nih, bahwa sebelum menggunakan Kemiri baik untuk bumbu masak maupun sambal, Kemiri perlu disangrai dulu agar racun dalam Kemiri bisa terurai. Hah....racun? Saya baru tahu kalau di Kemiri ada racunnya, selama ini saya menggunakan kemiri langsung saya tumis dan campur dengan bumbu-bumbu lainnya.
Akhirnya saya coba googling, kira-kira racun apa sih yang terdapat dalam Kemiri. Sayangnya saya belum menemukan penjelasan detail tentang racun pada Kemiri, yang ada hanya Kemiri mengandung racun berkadar ringan sehingga tidak baik jika dimakan mentah-mentah. Saran penyajiannya ya itu....harus dipanaskan dulu melalui sangrai agar racun terurai. Kalau digoreng pakai minyak bisa ndak ya? Di artikel yang saya baca pun tidak dibahas soal itu.
Saya jadi teringat kisah ibu saya waktu kecil. Semasa beliau SD kalau ndak salah, sepulang sekolah biasanya sambil membawa kresek kecil, ibu dan teman-temannya pergi ke hutan terdekat untuk mencari Kemiri.Banyak pohon-pohon Kemiri liar di hutan itu, maksudnya pohon Kemiri itu tidak berpemilik, dan semua orang berhak untuk berburu Kemiri di sana. Penduduk desa tempat ibu saya tinggal dulu banyak juga yang berburu Kemiri dan mengandalkan hidupnya dari berburu ini. Mereka mencari Kemiri yang telah berjatuhan di bawah pohonnya. Setelah mengumpulkan cukup banyak, Kemiri-kemiri itu lalu dijual di warung-warung sekitar. Alhamdulillah untuk zaman itu, hasil penjualan Kemiri yang di dapat bisa untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Selain sebagai bumbu masak, Kemiri juga bermanfaat sebagai zat penumbuh rambut, minyaknya juga digunakan sebagai campuran cat.
Saat saya browsing, saya menemukan artikel tentang Kemiri Sunan untuk menyelamatkan Global Warming. Lho kok bisa? Pohon Kemiri ini cocok untuk timbuh di daerah dengan suhu seperti di Indonesia, pohon ini mampu hidup hingga usia di atas 75 tahun. Dengan kemampuannya yang dapat tumbuh tinggi hingga mencapai 15 meter, dan daunnya yang sangat rindang sehingga mampu menahan derasnya air hujan agar tidak langsung turun ke Bumi sehingga dapat mencegah erosi, juga mampu menghasilkan oksigen dalam jumlah yang banyak. Selain itu dengan akar tunggangnya mampu mencegah terjadinya tanah longsor.
Tumbuhan Kemiri Sunan berasal dari Philipina, namun sudah banyak tumbuh secara alami di Jawa Barat, dan kini sedang dikembangkan di kawasan Sumedang. Saya sendiri belum pernah melihat langsung wujud pohon Kemiri seperti apa, mungkin pun jika saya sebenarnya pernah melihatnya juga tidak menyadarinya kalau itu adalah pohon Kemiri.
Berhubung tidak punya foto tentang Kemiri, maaf-maaf jika ilustrasinya agak kurang nyambung he3.... Begitulah sedikit yang saya ketahui tentang Kemiri, yang jelas tidak perlu khawatir tentang racun pada Kemiri ini, karena ada juga yang memakannya mentah-mentah dan alhamdulillah tidak terjadi apa-apa. Namun baiknya tetap preventif dengan segala kemungkinannya.
Berhubung tidak punya foto tentang Kemiri, maaf-maaf jika ilustrasinya agak kurang nyambung he3.... Begitulah sedikit yang saya ketahui tentang Kemiri, yang jelas tidak perlu khawatir tentang racun pada Kemiri ini, karena ada juga yang memakannya mentah-mentah dan alhamdulillah tidak terjadi apa-apa. Namun baiknya tetap preventif dengan segala kemungkinannya.
Sumber:
- masak.tv
- id.wikipedia.org
- sunan-drajat.blogspot.com
- perlutahu.org
- lifestyle.kompasiana.com
Ayat hari ini:
Surat Al-Infithar (Terbelah) ayat 1-5
- Apabila langit terbelah,
- dan apabila bintang-bintang jatuh berserakan,
- dan apabila lautan menjadikan meluap,
- dan apabila kuburan-kuburan dibongkar,
- maka tiap-tiap jiwa akan mengetahui apa yang telah dikerjakan dan yang dilalaikannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar