Senin, 14 Juli 2014

Hadist Arbain ke 6


Hadist ini menjelaskan tentang perkara halal dan haram.

عَنْ أَبِي عَبْدِ اللهِ النُّعْمَانِ بْنِ بَشِيْرٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا قَالَ سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُوْلُ : إِنَّ الْحَلاَلَ بَيِّنٌ وَإِنَّ الْحَرَامَ بَيِّنٌ وَبَيْنَهُمَا أُمُوْرٌ مُشْتَبِهَاتٌ لاَ يَعْلَمُهُنَّ كَثِيْرٌ مِنَ النَّاسِ، فَمَنِ اتَّقَى  الشُّبُهَاتِ فَقَدْ اسْتَبْرَأَ لِدِيْنِهِ وَعِرْضِهِ، وَمَنْ وَقَعَ فِي الشُّبُهَاتِ وَقَعَ فِي الْحَرَامِ، كَالرَّاعِي يَرْعىَ حَوْلَ الْحِمَى يُوْشِكُ أَنْ يَرْتَعَ فِيْهِ، أَلاَ وَإِنَّ  لِكُلِّ مَلِكٍ حِمًى أَلاَ وَإِنَّ حِمَى اللهِ مَحَارِمُهُ أَلاَ وَإِنَّ فِي الْجَسَدِ   مُضْغَةً إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ  أَلاَ وَهِيَ الْقَلْبُ
[رواه البخاري ومسلم]

Dari Abu Abdilah Nu'man bin Basyir Ra, dia berkata; Saya mendengar Rasulullah Saw. bersabda; "Sesungguhnya yang halal itu jelas. Di antara keduanya terdapat perkara-perkara yang syubhat (samar-samar) yang tidak diketahui oleh orang banyak. Maka siapa yang takut terhadap syubhat berarti dia telah menyelamatkan agama dan kehormatannya. Dan siapa yang terjerumus dalam perkara syubhat, maka akan terjerumus dalam perkara yang diharamkan. Sebagaimana penggembala yang menggembalakan hewan gembalaannya di sekitar (ladang) yang dilarang untuk memasukinya. Ketahuilah bahwa setiap raja memiliki larangan, dan larangan Allah adalah apa yang Dia haramkan. Ketahuilah bahwa dalam diri ini terdapat segumpal daging, jika dia baik maka baiklah seluruh tubuh ini dan jika dia buruk, maka buruklah seluruh tubuh; ketahuilah bahwa dia adalah hati." 
(HR Bukhari dan Muslim)

Catatan:
Hadist ini merupakan salah satu landasan pokok dalam syari'at. Abu Daud berkata, Islam itu berputar dalam empat hadist, kemudian dia menyebutkan hadist ini salah satunya.

Pelajaran yang dapat kita ambil dari hadist ini antara lain:

  • Termasuk sikap wara' (menjauhi dosa) adalah meninggalkan syubhat. Menurut Dr. Yusuf Qardawi, syubhat itu sendiri artinya perkara yang tidak diketahui hukumnya oleh orang banyak, yang masih samar-samar kehalalannya maupun keharamannya.
  • Banyak melakukan syubhat akan mengantarkan seseorang kepada perbuatan haram. Jika seseorang senantiasa melakukan hal yang syubhat, sesungguhnya jiwanya akan mengajaknya untuk melakukan sesuatu yang lebih jelas (keharamannya), maka pada saat itulah ia akan binasa.
  • Menjauhkan perbuatan dosa kecil karena hal tersebut dapat menyeret seseorang kepada perbuatan dosa besar.
  • Memberikan perhatian terhadap masalah hati, karena padanya terdapat perhatian fisik. Setiap orang hendaknya memberikan perhatian khusus pada hatinya agar tetap terjaga dan selalu dalam jalan yang lurus.
  • Baiknya amal perbuatan anggota badan merupakan pertanda baik hatinya.
  • Pertanda ketakwaan seseorang jika dia meninggalkan perkara-perkara yang diperbolehkan karena khawatir akan terjerumus kepada hal-hal yang diharamkan.
  • Menutup pintu terhadap peluang-peluang perbuatan haram serta haramnya sarana dan cara ke arah sana.
  • Hati-hati dalam masalah agama dan kehormatan serta tidak melakukan perbuatan-perbuatan yang dapat mendatangkan persangkaan buruk.
Tema-tema yang berhubungan dengan hadist ini dalam Al-Qur'an antara lain:
  • Penetapan halal dan haram
Surat 2 (Al-Baqarah / Sapi Betina) ayat 275
"Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat), sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah, orang yang kembali (mengambil riba), maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya."
  • Menghindari syubhat
Surat 49 (Al-Hujurat / Kamar-kamar) ayat 12
"Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang."
  • Kedudukan hati
Surat 26 (Ash-Shu'ara / Penyair) ayat 89
"kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih."
  • Allah Maha Berkuasa (Raja)
Surat 5 (Al-Ma'idah / Jamuan) ayat 40
"Tidakkah kamu tahu, sesungguhnya Allah lah yang mempunyai kerajaan langit dan bumi, disiksa Nya siapa yang dikehendaki Nya dan diampuni Nya bagi siapa yang dikehendaki Nya. Dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu."

Kisah

Sikap Rasulullah dalam hadist yang diriwayatkan oleh Anas ra.; "Aku pergi kepada keluargaku, lalu mendapatkan sebiji buah yang terbuang di atas ranjangku, maka aku mengambilnya untuk memakannya, kemudian aku khawatir kalau dia berasal dari buah yang disedekahkan maka akupun membuangnya."

Dalam kitab Shahih Bukhari dari Aisyah ra. diriwayatkan pula bahwa Abu Bakar pernah menuntahkan makanan yang diberikan oleh pembantunya. Hal tersebut beliau lakukan setelah pembantunya memberitahu bahwa makanan tersebut berasal dari upah yang didapatkannya dari hasil meramal seseorang ketika jaman jahiliyah. Padahal pembantunya bukanlah peramal yang baik. Hanya saja ia berhasil menipunya.

Sumber tulisan:

  • Qur'an Cordoba Apps
  • http://haditsarbain.wordpress.com/2007/06/09/hadits-6-dalil-haram-dan-halal-telah-jelas/
  • http://media.isnet.org/islam/Qardhawi/Prioritas/Syubhat.html
  • http://www.baitulamin.org/tasawuf/amanah/333-sikap-wara-menjaga-kebersihan-hati.html

Ayat hari ini:
Al-Mutaffifin (Orang-orang yang curang) ayat 21-25

21. yang disaksikan oleh (malaikat-malaikat) yang didekatkan (kepada Allah).
22. Sesungguhnya orang-orang yang berbakti benar-benar berada dalam (surga yang penuh) kenikmatan,
23. mereka (duduk) di atas dipan-dipan melepas pandangan.
24. Kamu dapat mengetahui dari wajah mereka kesenangan hidup yang penuh kenikmatan.
25. Mereka diberi minum dari khamar murni (tidak memabukkan) yang (tempatnya) masih dilak (disegel).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar