Senin, 09 Juni 2014

Otak Kambing Goreng Tepung


Mendengar kata otak saja rasanya gimana gitu, terbayang bentuknya yang berlekuk-lekuk. Tapi anak saya sangat suka dengan otak ayam, bukan otak kambing. Selama di Newcastle saya tidak pernah menemukan kepala ayam, jadi keinginan anak saya untuk makan otak ayam selalu tertunda.

Saya sendiri sebenarnya juga tidak suka memasak kepala ayam, rasanya tidak tega melihat "wajah" si ayam. Selama di Indonesia pun anak saya bisa makan otak ayam sepuasnya hanya jika sedang berada di rumah orang tua saya atau mertua.

Kemarin saya kami bertiga (saya, anak saya, dan suami saya) berbelanja ke sebuah toko daging halal, melihat sesosok otak kambing itu yang disimpan dalam kotak-kotak kecil. Otak kambing itu dijual seharga £2.99 perkotak. Setiap kotaknya berisi 6 otak kambing yang sudah dicuci bersih jika melihat penampilannya.

Sesampainya di rumah saya mencoba searching resep di google. Rupanya sulit sekali menemukan resep olahan menu yang pas. Jika ada pun, bentuk otaknya masih terlihat, sehingga kurang membangkitkan selera. Anak saya menyarankan agar di kukus saja, tidak perlu di olah yang aneh-aneh karena menurut dia, makanan yang dikukus itu lebih enak daripada yang digoreng. Ok, akhirnya saya putuskan untuk mengukus saja otak kambing itu dengan ditaburi garam, ketumbar, dan kunyit bubuk.

Setelah masak, eh....anak saya tiba-tiba merasa ragu saat melihat penampakannya he3.... Tapi saya minta untuk mencicipinya, setelah mencicipi sedikit yang terjadi malah dia bilang "kenyang". Sudah bisa ditebak maksudnya kalau dia sebenarnya tidak suka. Akhirnya saya putuskan untuk menggorengnya dengan tepung bumbu instan yang saya dapatkan dari Indonesia.

Saya lumuri terlebih dahulu otak kambing dengan kocokan telur, lalu saya guling-gulingkan ke dalam tepung instan. Lumuri lagi otak yang sudah terbungkus tepung dengan kocokan telur untuk yang kedua lagi, dan gulingkan lagi dalam adonan tepung. Setelah terlumuri semua bagiannya, lalu goreng dengan minyak banyak, dan panas sedang.

Selesai digoreng, alhamdulillah anak saya mau memakannya, terutama di bagian yang banyak tepungnya. He3....tetep sebenarnya kurang suka, malah saya yang suka karena rasanya gurih di luar dan lembut di bagian dalamnya. Ehmmm yummi.....dan satu lagi, bentuk otaknya sudah tidak terlihat lagi. Ehmm.....mantap.

Tidak perlu merasa ngeri lagi saat memakannya. Ada cerita lucu saat acara perpisahan relawan yang mengajar ESOL. Semua murid diminta membawa makanan khas dari negara masing-masing. Waktu itu saya membawa otak-otak ikan Pangasius. Sesampainya di sana, salah seorang guru bertanya makanan apa yang saya bawa. Lalu dengan agak bingung saya jawab "Otak-otak in English is brains....". Walah dia terkejut, langsung saya sambung dengan penjelasan kalau bahannya buka otak beneran melainkan daging ikan yang digiling dan dibumbui. Nah baru dia lega dan tertawa karena membayangkan betapa ngerinya jika otak beneran yang dimasak he3.....

# Ayat hari ini:
Surat An-Nazi'at (Malaikat-malaikat yang mencabut) ayat 27 - 30

27. Apakah penciptaan kamu yang lebih hebat ataukah langit yang dibangun-Nya?
28. Dia telah meninggikan bangunannya lalu menyempurnakannya.
29. dan Dia menjadikan malamnya (gelap gulita), dan menjadikan siangnya (terang benderang).
30. Dan setelah itu bumi Dia hamparkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar