Minggu, 27 Januari 2013

JOURNEY

devsal
ilustrasi: koleksi pribadi

Hari ini rasanya lelah sekali, tapi juga puas dengan segala yang telah dilakukan seharian ini. Sungguh menguras energi dan emosi. Boleh istirahat untuk sesaat, selanjutnya berjuang lagi, dan lagi. Begitulah hari-hari orang dewasa atau boleh dibilang mulai tua mungkin. Selalu berkejar-kejaran dengan segala hal, tak hanya waktu, semuanya saja, sebutkanlah satu persatu.

Hari demi hari berganti, kecemasan demi kecemasan terpaksa terlampaui, kepuasan demi kepuasan terjalani. Semuanya tentang hari esok, demi hari esok, yang tak kan pernah kita tahu pasti apa yang ada di sana. Tidak ringan memang. Belum lagi jika hati terbebani kisah kemarin, masa lalu yang mengganggu, berlalu lalang dalam ingatan, seakan memberi enggan untuk langkah ini. Berat dan semakin berat, bagai menarik pedati penuh dengan kapas putih melawan arus di sungai yang deras.

Tiba-tiba saja aku rindu, dengan masa kecilku yang dulu. berlari bebas menerjang hujan tanpa payung dan alas kaki. Menari dengan irama titik-titik hujan, melambai kesana-kemari, dan tak peduli saat ibu memanggil-manggil untuk menghentikan tingkahku itu. Ibu marah sekali, dua kali. Lalu hujan datang lagi di lain hari, akupun dengan riang hati menari lagi, ibu pun marah untuk kesekian kali. Tapi aku bisa menikmati, tak ada kecemasan di hati. Semua begitu menyenangkan, hari-hari begitu riang, begitu bebas. Aku bisa mengarungi sungai seharian, menelusuri pematang sawah sepanjang siang, sekedar berlarian di kebun kacang, dan istirahat di bawah pohon yang rindang. Sungguh menentramkan.
ilustrasi: koleksi pribadi

Jangan takut dengan hari esok....bukankah hari ini adalah kecemasanmu yang kemarin? Kata sebuah buku yang aku lupa siapa penulisnya, namun kata itu selalu muncul begitu saja dalam ingatan. Yah, begitulah seharusnya seorang yang dewasa, berdiri di atas pundaknya sendiri, tak ada lagi ibu yang senantiasa memarahi. Menghadapi sendiri semua yang serba tak pasti. Hidup terpaksa harus memilih, tumbuh mendewasa, atau berhenti, menua dalam ego kekanak-kanakan.

(Menarik nafas ........) Yah......harus bisa memulai,....tidak, bukan,....aku ingin memulai, melangkah lagi, berlari lagi. Meski lelah tak apa sesekali berhenti, sejenak saja, sekedar menikmati guyuran hujan yang lembut, atau duduk menengadah menikmati sejuknya pohon rindang dan berlalu lagi. Menjadi dewasa bukanlah sebuah hasil, melainkan perjalanan panjang tiada henti. Aku, berjuanglah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar