Selasa, 02 September 2014

Syirik, Perbuatan Pembatal Syahadat


Beberapa hari lalu saya mendengarkan ceramah dari Ustad Syafiq Basalamah melalui You Tube, temanya tentang hal-hal yang dapat membatalkan syahadat. Saya baru menyadari bahwa syahadat ternyata bisa batal, oleh karena itu kita harus berhati-hati terhadap hal-hal yang dapat menyebabkan batalnya syahadat kita. Kemudian saya pun mencari sumber lain, agar lebih jelas hal-hal yang menyebabkan batalnya syahadat, nah salah satunya adalah sifat syirik.

Saya merangkum materi ini dari link dakwatuna.com. Berikut ringkasannya, yang mungkin akan bermanfaat baik bagi diri saya sendiri maupun pembaca semuanya. Bismillah, semoga Allah memudahkan kita semua untuk selalu lurus di jalanNya, amin.

Konsekuensi bagi seseorang yang mengucapkan syahadat adalah bahwa baginya hanya Allah SWT saja sebagai Tuhan yang harus ditaati, diikuti ajaran Nya, dipatuhi perintah Nya, dan dijauhi larangan Nya. Ini adalah pondasi ketauhidan seseorang yang harus dijaga kemurniannya seperti yang dicontohkan nabi kita Rasulullah SAW, seorang hamba hendaknya menghindar jauh-jauh dari hal-hal yang merusak kemurnian tauhid sebagai cerminan dua kalimat syahadat tersebut.

Setidaknya ada 3 hal yang bisa membatalkan syahadat seseorang, yaitu:

  1. Asy-syirku: yaitu menyekutukan Allah SWT.
  2. Al-ilhaadu: yaitu menyimpang dari kebenaran.
  3. An-nifaaku: yaitu berwajah dua, menampakan diri sebagai muslim sementara hatinya kafir.
Kali ini saya rangkum dulu perihal tentang syirik karena seluk-beluk tentang hal yang satu ini sangat panjang dan detil, semoga sabar ya yang membaca he3....

Syirik, adalah lawan kata dari tauhid, yaitu sifat menyekutukan Allah secara dzat, secara sifat, secara perbuatan, dan ibadah. Biar lebih jelas, begini contohnya:
  1. Secara dzat adalah dengan meyakini bahwa dzat yang dimiliki Allah seperti dzat makhluknya, akidah ini dianut oleh kelompok mujassimah (sekelompok orang yang meyakini bahwa Allah memiliki jissim atau fisik, mereka mengimani bahwa Allah memiliki tangan, mata, telinga secara fisik).
  2. Secara sifat artinya seseorang meyakini bahwa sifat-sifat makhluk sama dengan sifat-sifat Allah, dengan kata lain makhluk mempunyai sifat-sifat seperti sifat-sifat yang dimiliki Allah, tidak ada bedanya sama sekali.
  3. Secara perbuatan artinya seseorang meyakini bahwa makhluk mengatur alam semesta dan rizki manusia seperti yang telah diperbuat Allah selama ini.
  4. Secara ibadah artinya seseorang menyembah selain Allah dan mengagungkannya seperti mengagungkan Allah dan mencintainya seperti mencintai Allah.
Syirik-syirik dalam pengertian tersebut baik secara eksplisit maupun secara implisit telah ditolak oleh Islam. Contoh-contoh bentuk syirik, antara lain:
  • Menyembah patung / berhala, seperti pada firman Allah SWT dalam surat Al-Hajj ayat 30 "Barangsiapa mematuhi perintah dan larangan Allah dalam ibadah haji, maka ia telah melakukan sesuatu yang mendatangkan kebaikan di dunia dan di akhirat. Allah telah menghalalkan daging unta, sapi, dan kambing kepada kalian, kecuali pada situasi-situasi tertentu seperti apabila mati tanpa disembelih dan lain sebagainya yang telah disebutkan dalam Al-Qur'an. Dari itu, hindarkanlah diri kalian dari penyembahan berhala, karena hal itu merupakan kotoran akal dan jiwa yang tidak pantas untuk disandang manusia. Hindari juga berkata bohong, baik yanag berkenaan dengan Allah maupun manusia."
  • Menyembah matahari, bulan, atau bintang, seperti dalam firman Allah SWT surat Al-A'raaf ayat 54 "Sungguh, Tuhanmu (adalah) Allah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas Arsy. Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat. (Dia ciptakan) matahari, bulan, dan bintang-bintang tunduk kepada perintah Nya. Ingatlah! Segala penciptaan urusan menjadi hak Nya, Mahasuci Allah, Tuhan seluruh alam." 
  • Menyembah malaikat dan jin, seperti dalam firman Allah SWT dalam surat Al-An'aam ayat 100 "Dan mereka (orang-orang musyrik) menjadikan jin sekutu-sekutu Allah, padahal Dia yang menciptakannya (jin-jin itu), dan mereka berbohong (dengan mengatakan), "Allah mempunyai anak laki-laki dan anak perempuan", tanpa (dasar) pengetahuan. Mahasuci Allah dan Mahatinggi dari sifat-sifat yang mereka gambarkan."
  • Menyembah para nabi seperti nabi Isa as yang disembah kaum Nasrani, dan Uzair yang disembah kaum Yahudi, keduanya sama-sama dianggap anak Allah. Hal ini seperti dalam firman Allah SWT surat At-Taubah ayat 30 "Dan orang-orang Yahudi berkata, "Uzair putra Allah," dan orang-orang Nasrani berkata, "Al-Masih putra Allah." Itulah ucapan yang keluar dari mulut mereka. Mereka meniru ucapan orang-orang kafir yang terdahulu. Allah melaknat mereka; bagaimana mereka sampai berpaling?"
  • Menyembah rahib atau pendeta. Adi bin Hatim ra. pernah bertanya kepada Rasulullah mengenai hal tersebut, seraya berkata, "Sebenarnya mereka tidak menyembah pendeta atau rahib mereka." Rasulullah SAW menjawab, "Benar, tetapi para rahib atau pendeta itu telah mengharamkan yang halal dan menghalalkan yang haram, sementara mereka mengikutinya. Bukankah itu tindak penyembahan terhadap mereka?"
  • Menyembah thaghuut. Istilah thaghuut diambil dari kata thughyaan yang artinya melampaui batas. Maksudnya segala sesuatu yang disembah selain Allah. Setiap seruan para Rasul intnya adalah mengajak kepada tauhid dan menjauhi thaghuut seprti dalam firman Allah SWT dalam surat An-Nahl ayat 36. Dan tauhid yang murni tidak akan bisa dicapai tanpa menghindar dari menyembah thaghuut, seperti dalam surat Al-Baqarah ayat 256. "Tidak ada paksaan dalam (menganut) agama (Islam), sesungguhnya telah jelas (perbedaan) antara jalan yang benar dengan jalan yang sesat. Barangsiapa ingkar kepada thaghuut dan beriman kepada Allah, maka sungguh dia telah berpegang (teguh) pada tali yang sangat kuat yang tidak akan putus. Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui.
  • Menyembah hawa nafsu. Hawa nafsu adalah kecenderungan untuk melakukan keburukan. Seseorang yang menuhankan hawa nafsu akan cenderung mengutamakan keinginan nafsunya di atas cintanya kepada Allah. Dengan demikian ia telah menaati hawa nafsunya dan menyembahnya. Seperti yang dijelaskan dalam surat Al-Furqaan ayat 43. "Sudahkan engkau (Muhammad) melihat orang yang menjadikan keinginannya sebagai tuhannya. Apakah engkau akan menjadi pelindungnya?"
Sedangkan menurut macamnya, syirik dibagi menjadi 2, yaitu syirik besar dan syirik kecil. Dari kedua macam ini, masing-masing mempunyai 2 dimensi, yaitu yang zhahir (tampak), dan khafiy (tersembunyi). Berikut penjelasannya:

Syirik Besar (asy-syirkul akbar)
Adalah tindakan menyekutukan Allah dengan makhluk Nya. Dikatakan syirik besar karena pelakunya tidak akan diampuni dosanya, dan tidak akan masuk surga Allah. Hal ini seperti dalam firman Allah dalam surat An-Nisaa ayat 16, "Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni dosa selain itu bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan barangsiapa mempersekutukan (sesuatu) dengan Allah, maka sungguh, dia telah tersesat jauh sekali."
  • Syirik besar zhahir contohnya adalah menyembah bintang, matahari, bulan, patung, batu, pohon besar, dan manusia (menyembah Fir'aun, raja-raja, Budha, Isa bin Maryam, malaikat, jin, dan syetan).
  • Syirik besar khafiy contohnya adalah meminta kepada orang-orang yang sudah meninggal dengan keyakinan bahwa mereka bisa memenuhi apa yang mereka yakini, atau menjadikan seseorang sebagai pembuat hukum, menghalalkan sekaligus mengharamkan seperti yang seharusnya menjadi hal Allah SWT.
Syirik Kecil (asy-syirkul asghar) 
Adalah tindakan yang mengarah kepada syirik tetapi belum sampai ke tingkat keluar dari tauhid, hanya saja mengurangi kemurniannya.
  • Syirik kecil zhahir, dibagi menjadi 2, yaitu berupa lafal (pernyataan), dan perbuatan. Contoh syirik dalam bentu ini misalnya bersumpah dengan nama selain Allah dan mengarah ke syirik seperti demi nabi, demi Ka'bah, demi kakek dan nenek. Dalam sebuah hadist Rasulullah bersabda, "Siapa yang bersumpah dengan selain Allah, maka ia kafir dan musyrik" (HR. Turmidzi; 1535). Contoh lafal yang mengarah ke syirik pernyataan misalnya mengatakan "Kalau tidak karena Allah dan si fulan niscaya ini tidak akan terjadi." Memberikan nama anak dengan nama Abdul Ka'bah (artinya hamba Ka'bah), dan yang sejenisnya. Sedangkan contoh syirik zhahir berupa perbuatan misalnya mengalungkan jimat dengan keyakinan bahwa itu bisa menyelamatkan dari mara bahaya.
  • Syirik kecil khafiy, biasanya berupa niat atau keinginan seperti riya' dan sum'ah, yaitu ingin melakukan tindak ketaatan kepada Allah dengan niat ingin dipuji orang. Seperti firman Allah SWT dalam surat Al-Baqarah ayat 264 yang artinya, "Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu merusak sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan penerima), seperti orang yang menginfakkan hartanya karena riya' (pamer) kepada manusia dan dia tidak beriman kepada Allah dan hari akhir. Perumpamaannya (orang itu) seperti batu yang licin yang di atasnya ada debu, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, maka tinggallah batu itu licin lagi. Mereka tidak memperoleh sesuatu apapun dari apa yang mereka kerjakan. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang kafir." Sedangkan dalam hadist, Rasulullah bersabda, "Siapa yang menampakkan amalnya dengan maksud riya' Allah akan menyingkapnya di hari Kiamat, dan siapa yang menunjukkan amal shalihnya dengan maksud ingin dipuji orang, Allah mengeluarkan rahasia tersebut di hari Kiamat." (HR. Bukhari 11/288 dan Muslim no 2987).
Sebab-sebab Syirik
Ada 3 sebab utama munculnya perilaku syirik, yaitu:

1. Al Jahlu (kebodohan)
Oleh karena itu, masyarakat sebelum datangnya Islam disebut dengan masyarakat jahiliyah, karena mereka tidak tahu mana yang benar dan mana yang salah. Dalam kondisi yang penuh dengan kebodohan, orang-orang cenderung berbuat syirik karena tidak mengetahui apa yang sebenarnya harus mereka perbuat.
2. Dha'ful Iimaan (lemahnya iman)
Seseorang yang imannya lemah cenderung berbuat maksiat, sebab rasa takutnya kepada Allah tidaklah kuat. Lemahnya rasa takut kepada Allah ini akan dimanfaatkan oleh hawa nafsu untuk menguasai diri seseorang. Ketika seseorang dibimbing oleh hawa nafsunya, maka tidak mustahil ia akan jatuh ke dalam perbuatan-perbuatan syirik seperti memohon kepada pepohonan besar karena segera ingin kaya, pergi ke dukun untuk memikat hati seseorang, dan lain sebagainya.
3. Taqliid (meniru dan mengikuti).
Al-Qur'an selalu menggambarkan bahwa orang-orang yang menyekutukan Allah selalu memberi alasan mereka melakukan itu karena mengikuti jejak nenek moyang mereka. Seperti dalam firman Allah SWT surat Al-A'raf ayat 28 yang artinya, "Dan apabila mereka melakukan perbuatan keji, mereka berkata, "Kami mendapati nenek moyang kami melakukan yang demikian, dan Allah menyuruh kami mengerjakannya." Katakanlah, "Sesungguhnya Allah tidak pernah menyuruh berbuat keji. Mengapa kamu membicarakan tentang Allah apa yang tidak kamu ketahui?""

Bahaya-bahaya Syirik
Beberapa bahaya syirik diantaranya adalah:

  • Syirik adalah kezaliman yang nyata.

Seperti dalam firman Allah SWT dalam surat Al-Luqman ayat 13 yang artinya "Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, ketika dia memberi pelajaran kepadanya, "Wahai anakku!Janganlah engkau mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar."" Mengapa disebut kezaliman yang besar. Sebab dengan berbuat syirik seseorang telah menjadikan dirinya sebagai hamba makhluk yang sama dengan dirinya yang tidak berdaya apa-apa.

  • Syirik merupakan sumber khurafat.

Khurafat adalah kepercayaan dalam konsep animisme dan dinamisme, merupakan bid'ah dalam bidang akidah. Orang-orang yang meyakini bahwa selain Allah bisa memberi manfaat atau bahaya berarti ia telah siap melakukan segala khurafat dengan mendatangi para dukun, kuburan-kuburan angker, dan mengalungkan jimat di lehernya.

  • Syirik adalah sumber ketakutan dan kesengsaraan.

Allah SWT berfirman dalam surat Ali-Imran ayat 151 yang artinya "Akan Kami masukkan rasa takut ke dalam hati orang-orang kafir, karena mereka mempersekutukan Allah dengan sesuatu yang Allah tidak menurunkan keterangan tentang itu. Dan tempat kembali mereka ialah neraka. Dan (itulah) seburuk-buruk tempat tinggal (bagi) orang-orang zalim."

  • Syirik merendahkan derajat kemanusiaan si pelakunya.
Firman Allah SWT dalam surat Al-Hajj ayat 31 yang artinya "(Beribadahlah) dengan ikhlas kepada Allah, tanpa mempersekutukanNya. Barangsiapa mempersekutukan Allah, maka seakan-akan dia jatuh dari langit lalu disambar oleh burung, atau diterbangkan angin ke tempat yang jauh."

  • Syirik menghancurkan kecerdasan manusia.

Firman Allah SWT dalam surat Yunus ayat 18 yang artinya "Dan mereka menyembah selain Allah, sesuatu yang tidak dapat mendatangkan bencana kepada mereka dan tidak (pula) memberi manfaat, dan mereka berkata, "Mereka itu adalah pemberi syafaat kami di hadapan Allah". Katakanlah, "Apakah kamu akan memberitahu kepada Allah sesuatu yang tidak diketahui-Nya apa yang di langit dan tidak (pula) yang di bumi?" Mahasuci Allah dan Mahatinggi Dia dari apa yang mereka persekutukan itu."

  • Orang-orang musyrik tidak akan mendapat ampunan Allah dan akan masuk neraka selama-lamanya.

Hal ini disampaikan Allah SWT dalam surat An-Nisaa' ayat 116 yang artinya "Allah tidak akan mengampuni dosa syirik (mempersekutukan Allah dengan sesuatu), dan Dia mengampuni dosa selain itu bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan barangsiapa mempersekutukan (sesuatu) dengan Allah, maka sungguh, dia telah tersesat jauh sekali." Dalam dalam surat Al-Maidah ayat 72 yang artinya "Sungguh, telah kafir orang-orang yang berkata, "Sesungguhnya Allah itu dialah Al-Masih putra Maryam." Padahal Al-Masih (sendiri) berkata, "Wahai Bani Israil! Sembahlah Allah, Tuhanku dan Tuhanmu." Sesungguhnya barangsiapa mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka sungguh, Allah mengharamkan surga baginya, dan tempatnya ialah neraka. Dan tidak ada seorang penolong pun bagi orang-orang zalim itu."

Sumber:
  • http://www.dakwatuna.com/2007/11/02/295/hal-hal-yang-membatalkan-syahadat-bagian-1/#axzz3C8vA0hpe
  • http://www.islam-institute.com/mujassimah-musyabbihah-adalah-aqidah-kaum-wahabi-salafi.html
  • http://www.alkhoirot.net/2012/08/hukum-taqlid.html
  • http://www.risalahislam.com/2013/10/pengertian-tahayul-bidah-dan-khurafat.html

#Ayat hari ini
Surat Al Ghasyiyah (Hari Pembalasan) ayat 16-20

16. dan permadani-permadani yang terhampar.
17. Maka tidakkah mereka memperhatikan unta, bagaimana diciptakan?
18. Dan langit, bagaimana ditinggikan?
19. Dan gunung-gunung bagaimana ditegakkan?
20. Dan bumi bagaimana dihamparkan?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar