Rabu, 10 September 2014

Abdullah bin Ummi Maktum


Saya mengetahui nama tokoh ini saat sedang membaca terjemahan surat Abasa, dan nama ini terdapat pada keterangan kecil di bawah bagian terjemahan. Saya jadi penasaran, siapa beliau ini sehingga namanya berkaitan erat dengan Al-Qur'an khususnya surat Abasa.

Siapakah Beliau?
Nama sebenarnya adalah Abdullah bin Umar bin Syuraikh. Beliau adalah sepupu Ummul Mu'minin Khadijah binti Khuwalid ra. Ayahnya bernama Qais bin Zaid, ibunya bernama 'Atikah binti Abdullah. Ibunya bergelar Umi Maktum karena anaknya, yaitu Abdullah lahir dalam keadaan buta. Beliau adalah sahabat suku Quraisy yang termasuk hijrah ke Madinah rombongan pertama. Beliau sampai di Madinah sebelum kedatangan Rasulullah SAW. Beliau juga termasuk kelompok yang pertama masuk Islam.  Beliau juga banyak menerima siksaan dari orang-orang kafir Quraisy seperti halnya yang dialami oleh mereka yang pertama-tama masuk Islam. Setiap waktu luangnya selalu beliau isi dengan menambah ilmu Islam.

Kisah Turunnya Surat Abasa
Pada masa-masa awal, Rasulullah sering mengadakan dialog dengan pemimpin-pemimpin Quraisy, mengharapkan semoga mereka masuk Islam. Pada suatu hari baginda sedang berhadapan dengan Utbah bin Rabi'ah, Syaibah bin Rabi'ah, 'Amr bin Hisyam (Abu Jahal), Umayyah bin Khalaf, dan Al Walid bin Mughirah (ayah dari Sayyidina Khalid bin Al Walid).
Rasulullah SAW berunding dan bertukar pikiran dengan mereka tentang Islam. Baginda sangat ingin mereka menerima dakwah dan menghentikan penganiayaan terhadap para sahabat baginda. Saat itu Rasulullah SAW berdakwah dengan sungguh-sungguh, tiba-tiba Abdullah bin Ummi Maktum datang meminta dibacakan kepadanya ayat-ayat Al-Qur'an. Kata Abdullah, "Ya Rasulullah! Ajarkan kepadaku ayat-ayat yang telah diajarkan Allah kepadamu!"
Rasul yang mulia tidak memperdulikan permintaan Abdullah bahkan berpaling lalu meneruskan pembicaraannya dengan pemimpin Quraisy tersebut. Mudah-mudahan dengan Islamnya mereka, Islam bertambah kuat, dan dakwah bertambah lancar. Selesai berbicara dengan mereka, Rasulullah SAW mencoba hendak pulang, tetapi tiba-tiba penglihatan beliau gelap, dan kepala beliau terasa sakit seperti terkena pukulan. Kemudian Allah mewahyukan kepadanya Surat Abasa ayat 1- 16 yang artinya sebagai berikut:
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang
  1. Dia (Muhammad) berwajah masam dan berpaling,
  2. karena seorang butatelah datang kepadanya (Abdullah bin Ummi Maktum).
  3. Dan tahukah engkau (Muhammad) barangkali dia ingin menyucikan dirinya (dari dosa),
  4. atau dia (ingin) mendapatkan pengajaran yang memberi manfaat kepadanya?
  5. Adapaun orang yang merasa dirinya serba cukup (pembesar-pembesar Quraisy),
  6. maka engkau (Muhammad) memberi perhatian kepadanya,
  7. padahal tidak ada (cela) atasmu kalau dia tidak menyucikan diri (beriman).
  8. Dan adapun orang yang datang kepadamu dengan bersegera (untuk mendapatkan pengajaran),
  9. sedang dia takut (kepada Allah),
  10. engkau (Muhammad) malah mengabaikannya.
  11. Sekali-kali jangan (begitu). Sungguh (ajaran-ajaran Allah) itu suatu peringatan,
  12. maka barangsiapa menghendaki, tentulah dia akan memperhatikannya,
  13. di dalam kitab-kitab yang dimuliakan (di sisi Allah),
  14. yang ditinggikan (dan) disucikan,
  15. di tangan para utusan (malaikat),
  16. yang mulia lagi berbakti.
Enambelas ayat itulah yang disampaikan Jibril Al-Amin ke dalam hati Rasulullah SAW berhubungan dengan peristiwa Abdullah bin Ummi Maktum, yang senantiasa dibaca sejak diturunkan sampai sekarang, dan akan terus dibaca sampai hari Kiamat.
Sejak hari itu Rasulullah tidak lupa memberikan tempat yang mulia bagi Abdullah. Apabila dia datang, Baginda mempersilahkannya duduk di tempat duduk beliau. Bertanya keadaannya, dan beliau penuhi kebutuhannya. Tidaklah heran kalau beliau memuliakan Abdullah sedemikian rupa karena teguran dari Allah itu sangat tegas.

Sang Muazzin
Setelah Rasulullah SAW tiba di Madinah, beliau mengangkat Abdullah bin Ummi Maktum serta Bilal bin Rabbah menjadi muazzin Rasulullah SAW. Saat bulan Ramadhan, tugas mereka bertambah. Bilal azan untuk membangunkan kaum muslimin untuk bersahur, dan Abdullah azan ketika masuk Subuh agar semua orang menghentikan makan, minum, dan segala aktivitas yang membatalkan puasa, dan menunaikan sholat.

Abdullah adalah Orang Kepercayaan Rasulullah
Demi memuliakan Abdullah, beberapa kali Rasulullah mengangkatnya menjadi wali kota Madinah menggantikan baginda apabila meninggalkan kota. Sebanyak 13 kali jawatan tersebut diamanahkan kepada Abdullah, di sumber yang lain 17 kali Abdullah diamanahi jabatan tersebut, wallahualam.

Syahid
Setelah perang Badar, Allah menurunkan ayat-ayat Al-Qur'an yang mengangkat derajat kaum muslimin yang berperang fi-sabilillah. Allah melebihkan derajat mereka yang pergi berperang dibanding dengan mereka yang tidak. Ayat-ayat tersebut sangat memberi kesan di hati Abdullah bin Ummi Maktum. Akhirnya beliau pun meminta ijin kepada Rasulullah SAW agar diijinkan turut serta dalam perang.

Pada tahun 14 H, Abdullah bin Ummi Maktum masuk ke dalam pasukan Perang Qadisyiah, yaitu perang melawan kerajaan Persia, dengan mengenakan baju besinya, tampil gagah, dan bertugas memegang panji bendera Islam.

Pada hari ketiga, pasukan Islam di bawah pimpinan Amirul Mukminin Umar bin Khattab ra. meraih kemenangan terbesar dalam sejarah peperangan Islam pada masa itu. Namun kemenangan tersebut juga harus dibayar dengan gugurnya para syuhada, diantara mereka adalah sahabat dan muadzin Rasulullah SAW, Abdullah bin Ummi Maktum ra. Semoga Allah menerima amalan-amalan beliau dan memasukkan kita dan beliau ke dalam syurga Allah SWT, amin.


Sumber:
  • http://kisahmuslim.com/abdullah-bin-ummi-maktum-sang-muadzin-rasulullah/
  • http://www.kisahteladan.info/sahabat/abdullah-ummi-maktu.html (tapi terakhir kali saya buka, servernya error)

#Ayat hari ini:
Surat Al Fajr (Fajar) ayat 6-10

6. Tidakkah engkau (Muhammad) memperhatikan bagaimana Tuhanmu berbuat terhadap kaum 'Ad?
7. (Yaitu) penduduk Iram (ibu kota kaum 'Ad) yang mempunyai bangunan-bangunan yang tinggi,
8. yang belum pernah dibangun (suatu kota) seperti itu di negeri-negeri lain.
9. dan (terhadap) kaum Samud yang memotong batu-batu besar di lembah,
10. dan (terhadap) Fir'aun yang mempunyai pasak-pasak (bangunan yang besar),

Tidak ada komentar:

Posting Komentar