Senin, 01 Juni 2015

Kisah Akhir dari Sebuah Keluarga Kecil

 
Saya bertemu dengan pasangan ini saat kami sedang berkunjung ke salah satu tempat wisata di dekat rumah kami. Waktu itu saya tertarik untuk terus memperhatikan keluarga kecil dengan satu anak ini. Awalnya karena saya terkesima dengan wajah cantik si istri, dan suami di sebelahnya yang terlihat gagah, serta seorang anak yang lincah, sungguh serasi. Gerak-gerik mereka juga menggambarkan keharmonisan keluarga mereka. Dalam hati saya amat terkagum-kagum dan turut berbahagia melihat kegembiraan mereka yang sedang menikmati suasana di tempat wisata, meskipun saya tidak mengetahui mereka sama sekali.

Waktu demi waktu pun berlalu. Suatu hari saya berkunjung ke rumah seorang kawan, nah di sanalah terjadi sesuatu yang mengejutkan saya. Saya dikenalkan dengan salah seorang teman sekaligus tetangganya yang ternyata perempuan cantik yang secara sembunyi-sembunyi telah saya perhatikan dulu. Saya pun bersalaman dengannya dan mengenalkan diri, anak semata wayangnya juga turut serta saat itu. Kamipun saling bertukar cerita ringan. Cara berceritanya yang antusias, lucu, cara tertawanya yang segar semakin menambah kecantikan wajahnya sekaligus menunjukkan bahwa dia wanita yang menarik dan kuat, sekaligus supel dalam pergaulan.

Hari-hari berikutnya setiap kali saya berkunjung ke rumah kawan saya, hampir bisa dipastikan saya bertemu dengannya karena lumayan sering perempuan ini singgah ke rumah kawan saya yang satu ini. Begitu seterusnya hingga beberapa bulan berlalu. Namun belakangan saya pun sudah jarang bertemu, bahkan hampir tidak pernah melihatnya lagi. Saya tidak terlalu peduli dan tidak menyadari perubahan itu.
 
Tiba-tiba suatu hari, kawan saya ini menawarkan jika ada rumah dijual cepat. Karena sedang tidak mencari rumah, maka saya tidak begitu perhatian dengan info yang dia sampaikan. Setelah sekian lama barulah kawan saya bercerita jika rumah yang dijual adalah rumah perempuan yang selama ini saya kagumi. Alasan dijual cepat bukan karena sedang butuh uang melainkan agar pembagian harta gono-gini dapat segera terselesaikan. Lho kok pembagian harta gono-gini?
 
Ternyata sekian lama tidak bertemu sudah terangkai kisah yang teramat panjang dan rumit di antara perempuan itu dengan suaminya. Entah seperti apa liku-liku perjalanan episode hidupnya, hingga terjadi peristiwa pencetus yang menyebabkan mereka harus menempuh jalan hidup masing-masing. Saya sebut sebagai peristiwa pencetus karena mungkin saja sebenarnya ada banyak masalah yang kian lama kian menggunung dan akhrinya tinggal menunggu waktu untuk meletus.
 
Peristiwa pencetus itu tidak lain adalah karena sosial media. Perempuan cantik itu rupanya kembali terseret kenangan masa lalu saat bertemu teman SMP nya dulu melalui dunia maya. Obrolan demi obrolan tanpa sadar mendekatkan hati keduanya dan menjadi pemicu perpisahan tersebut. Demikianlah kisah keluarga kecil bahagia itu harus berakhir. Sungguh semuanya serba diluar dugaan. Semoga kita semua bisa mengambil pelajaran dari kisah ini. Tak lupa selalu memohon kepada Allah SWT agar senantiasa diberi perlindungan, dan semoga Allah melimpahkan rahmat-Nya kepada beliau dan kita semua, amin.
 
 
 
 
 
 
Surat Al-Baqarah (Sapi Betina) ayat 221-225:
 
221. Dan janganlah kamu nikahi perempuan musyrik, sebelum mereka beriman. Sungguh, hamba sahaya perempuan yang beriman lebih baik daripada perempuan musyrik meskipun mereka menarik hatimu. Dan janganlah kamu nikahkan orang (laki-laki) musyrik (dengan perempuan yang beriman) sebelum mereka beriman. Sungguh, hamba sahaya laki-laki yang beriman lebih baik daripada laki-laki musyrik meskipun dia menarik hatimu. Mereka mengajak ke neraka, sedangkan Allah mengajak ke surga dan ampunan dengan izin-Nya. (Allah) menerangkan ayat-ayat-Nya kepada manusia agar mereka mengambil pelajaran.
 
222. Dan mereka menanyakan kepadamu (Muhammad) tentang haid. Katakanlah, "Itu adalah sesuatu yang kotor." Karena itu jauhilah istri pada waktu haid; dan jangan kamu dekati mereka sebelum mereka suci. Apabila mereka telah suci, campurilah mereka sesuai dengan (ketentuan) yang ditentukan Allah kepadamu. Sungguh, Allah menyukai orang yang tobat dan menyukai orang yang menyucikan diri.
 
223. Istri-istrimu adalah ladang bagimu, maka datangilah ladangmu itu kapan saja dengan cara yang kamu sukai. Dan utamakanlah (yang baik) untuk dirimu. Bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa kamu (kelak) akan menemui-Nya. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang yang beriman.
 
224. Dan janganlah kamu jadikan (nama) Allah dalam sumpahmu sebagai penghalang untuk berbuat kebajikan, bertakwa dan menciptakan kedamaian di antara manusia. Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui.
 
225. Allah tidak menghukum kamu karena sumpahmu yang tidak kamu sengaja, tetapi Dia menghukum kamu karena niat yang terkandung dalam hatimu. Allah Maha Pengampun, Maha Penyantun. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar