Minggu, 09 Agustus 2015

Berkunjung ke Kielder Water and Forest Park

Kielder Castle edited by me
 

First Step, komunitas tempat di mana saya mengikuti berbagai macam kursus, mengadakan wisata musim panas. Salah satu tempat yang menjadi pilihan untuk dikunjungi adalah Kielder Water and Forest Park. Pada hari H, kami semua (para murid-murid kursus) berkumpul di First Step jam 9 pagi. Perjalanannya lumayan lama juga, sekitar 1,5 jam menggunakan bus double decker yang berukuran jumbo itu. Sebenarnya jika menggunakan kendaraan yang lebih kecil tidak akan menghabiskan waktu selama itu di perjalanan. Berhubung bodi bus yang besar, jadi harus mengambil jalan yang proper, demikian kata salah satu tutor menjelaskan lamanya perjalanan. Tapi memang lumayan jauh, kira-kira berjarak 2 mil lagi jika ingin mampir ke Scotland hehehe.... Tapi kita tidak mampir ke sana. Beruntung pula Scotland tidak jadi memisahkan diri dengan UK, seandainya pun mampir ke sana maka kita tidak perlu ribet-riber mengurus visa.
 
Sesampainya di lokasi, kami disuguhi dengan pemandangan danau yang sangat luas dengan perahu-perahu kecil di dalamnya dan bebek-bebek yang berenang kesana-kemari, serta perbukitan di ujung mata. Rupanya itu bukan danau, melainkan waduk buatan manusia, yah mirip waduk Selorejo di Jawa Timur. Dari waduk inilah kebutuhan sebagian besar sumber air warga UK dipenuhi, termasuk juga yang di rumah saya. Namun jika diamati dengan seksama, lho kok airnya berwarna bening kemerahab? Jadi ini yang kita minum? Gleg.... Mungkin itu warna dari pantulan mineral yang ada di bawahnya.
 

Kilder Water edited by me
Cuaca pagi itu tidak begitu cerah, sepanjang perjalanan nampak mendung menggantung di langit. Bahkan sempat menjatuhkan airnya berupa bulir-bulir gerimis yang membuat kami untuk berteduh sejenak di rumah-rumahan kecil di sana. Rumah itu rupanya berfungsi sebagai penyimpan berbagai macam peralatan yang berhubungan dengan air, ada pelampung, alat memancing, dan lain sebagainya. Sembari menunggu berhentinya gerimis, saya menikmati pemandangan sambil sesekali mengambil gambar. Sebenarnya gerimisnya tidak akan membuat baju kami terlalu basah, namun karena suhu yang lumayan dingin, jadi kami sebisa mungkin menghindari guyuran air agar tidak masuk angin, maklum orang Indonesia gampang masuk angin hehehe...

Setelah tidak lagi gerimis, saya, anak saya dan teman-teman lain menuju ke play ground yang ada di area itu. Terdapat beberapa play ground di sana yang dibedakan berdasarkan usia dan kemampuan motoric anak, jadi tinggal pilih saja mau yang mana. Arena permainan masih sedikit basah, kami meminta anak-anak agar berhati-hati jika licin karena terlihat beberapa genangan lumpur di sana- sini. Meskipun prusutan dan arena bermain lainnya masih basah, anak-anak rupanya semangatnya tidak berkurang, asyik aja mencobai satu-persatu arena yang ada, bahkan saat kami para bunda mengajak pergi, eh si anak-anak ini sempet-sempetnya mencuri-curi waktu sebelum benar-benar beranjak pergi.
 
Kami menelurusi sisi yang lain dari Kielder, yaitu tempat observasi Kielder Osprey, semacam burung besar (mirip gagak) dengan bulu berwarna campuran antara hitam dan putih. Di tempat itu disediakan beberapa teropong yang mampu menjangkau sarang burung Osprey di hutan di ujung waduk sana. Atau jika ingin melihat lebih jelas, dapat melihat melalui sebuah televisi yang mengeluarkan gambar dari kamera yang diletakkan tepat di atas sarang sehingga bisa melihat secara live kegiatan apa saja yang Osprey lakukan di sarang mereka.

Replika sarang Osprey

Hampir 2 jam kami menelusuri area waduk buatan manusia itu, selanjutnya kami semua kembali ke dalam bus untuk berpindah lokasi ke Kielder Castle. Kurang lebih perjalanannya menghabiskan waktu 20 menitan. Setiba di sana, kami disambut dengan kastil tua di tengah bukit, cuaca semakin dingin saat itu. Apalagi saya dan anak saya yang salah kostum, dari rumah berpakaian ala musim lumayan panas, ternyata di lokasi cuacanya seperti musim lumayan dingin hehehe... Rupanya winter belum juga move on.

Sesampainya di sana, pertama kali yang kami cari adalah toilet, abaikan dulu pemandangan yang lainnya, langsung meluncur ke sana. Di mana toiletnya? Ya di dalam kastil itu. Jangan bayangkan kastil tua yang horor dengan hantu noni-noni londo inggris. Kastilnya ini begitu masuk gerbang, disambut mobil antik yang parkir cantik, serta meja dan kursi tempat orang-orang menikmati minuman hangat. Eh...di dalam kastil ada cafenya, lebih ramai lagi. Selanjutnya kita naik ke lantai 2, nah ini baru nuansa kastil yang sesungguhnya. Di dalamnya semacam museum, antara lain isinya tentang pengetahuan burung Osprey, selanjutnya patung-patung petinggi pada masa kejayaan kastil, lukisan foto penghuni kastil, dan lain-lain. Yang paling ngeri menurut saya adalah peralatan berburu yang dipajang di sebuah ruangan, alatnya aneh-aneh dan mengerikan seperti di film horror.

Maaf wajahnya saya pixel karena belum ijin sama ortunya hehehe...
Meski kaki-kaki ini semakin lemah untuk melangkah, tapi semangat ini masih belum luntur untuk terus menyusuri dan menguak keindahan-keindahan yang ada di area kastil. Kami pun memutuskan untuk ke sebuah maze yang dibuat dari bebatuan. Anak-anak semangat sekali karena merasa tertantang, sementara saya cemas jika terparangkap dalam maze itu, lalu gak bias pulang, lalu sampe gelap, malam, lalu....nguk ngelantur. Karena saya ini tipe wanita yang mudah kesasar, ke tempat wudhu masjid aja nyasar apalagi ke mystery maze ini #lebay mode on. Alhamdulillah, kami semua bisa keluar dari maze dengan selamat.
 
Lanjut, kali ini kami ingin ke bagian hutannya. Dengan hanya mengikuti petunjuk arah yang ada "Forest (panah)" karena kami terpisah dari rombongan yang telah lebih dahulu menuju ke hutan. Lho panahnya kok ada 2, warna hijau dan merah? Dengan gagah berani saya memutuskan untuk mengikuti panah warna merah, kami menyusuri jalan setapak, jembatan kayu dengan sungai bergemiricik di bawahnya, pohon-pohon tinggi, semak-emak belukar yang meraih-raih kaki, dan sampailah kita di.....area perumahan. Yah rupanya panah merah itu menuju ke area perumahan warga. Ya sudahlah, eits tapi di sana ada play ground, anak-anak pun kembali bersuka ria meskipun kita sudah salah jalan. Di sana pula terdapat taman yang imut buatan warga setempat. Ehm...foto-foto dulu di sana siapa tahu taman ini bias direalisasikan di Indonesia, aamiin.
 
Setelah puas nyasar, kami semua harus kembali ke kastil tempat kita semua berkumpul sebelum pulang karena bus nya parker di sana. Istirahat sebentar sambil menghabiskan bekal hingga waktunya pulang tiba. Alhamdulillah perjalanan hari itu lancar meski sempat diwarnai sedikit kehebohan tentang lenyapnya setumpuk tas kresek (untuk kantong muntah) secara misterius. Situasi sempat sedikit genting karena peran tas kresek itu sangat penting bagi penumpang "pemabuk". Alhamdulillah, di saat terakhir menjelang pulang, kresek berhasil ditemukan. Horeee....para "pemabuk" itu pun tersenyum lega.


Playground



Perahu yang tampak mungil

Taman



 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar