Senin, 15 April 2013

London....London....(lagu Changcutter)

London Bridge

Kemarin adalah pengalaman pertama saya dan keluarga jalan-jalan ke London, tujuan utamanya untuk mengurus passpor suami, side effect nya ya jalan-jalan biar nggak rugi. Saya jadi teringat lagunya London dari Changcutter, dalam benak saya kenapa mereka menciptakan lagu tentang London, pastilah kota itu sangat mengesankan bagi mereka terutama bagi si pencipta lagunya. Masih dalam benak saya lagi, kenapa Changcutter badannya kurus-kurus dan nada suaranya terdengar lemas saat menyanyikan lagu itu? Kemarin itulah saya menemukan jawabannya....begini ceritanya

Beberapa hari sebelum hari H saya banyak-banyak berdoa, memohon kepada Allah semoga perjalanan saya dan keluarga dilancarkan. Saya memohon secara khusus kepada Allah untuk perjalanan ini karena saya merasa nervous sekali meskipun ada suami tapi mendengar beberapa teman-teman yang pernah ke sana kok "mengerikan" menurut saya jadinya saya merasa ngeri juga sebelum berangkat, maklum perjalanan ke kota besar untuk yang pertama kalinya. Jangankan ke London, ke Jakarta aja begitu sampai di stasiun Gambir saya akan mempertahankan posisi dimana saya turun dari kereta api, menunggu hingga bantuan datang (red: suami datang menjemput di tempat saya berdiri he3....). selain itu saya gampang sekali panik orangnya.

Nah hari H tiba. Jam setengah 9 pagi kita berangkat ke central station Newcastle, Alhamdulillah ndak nyasar. Begitu sampai langsung melihat jadwal, mencari platform yang dimaksud, menunggu kereta, naik, mencari tempat duduk, pass, duduk dengan enak. Ah...lega begitu dalam hati, langkah pertama sudah terlewati dengan lancar. Masih deg-deg an karena tantangan yang saya khawatirkan adalah saat naik tube.

Sampai di King Cross (yang kata mbak Ara artinya Raja menyeberang, ya....betul juga sih) kita kebingungan karena melihat banyak orang berlalu lalang, ada yang berjalan tergesa-gesa, ada yang antri panjang di loker tiket, ada juga yang antri di mesin mirip ATM, ada juga yang sibuk melihat-lihat petunjuk. Kita memutuskan melihat petunjuk dan peta tube yang berukuran besar di depan pintu masuk. Kita muterin papan itu 2 sampai 3 kali kal ndak salah seperti orang thawaf karena bingung membaca petunjuk itu dari mana dulu. Nah...ada lampu di kepala, akhirnya misteri terpecahkan juga, kita menemukan tube mana yang akan kita naiki. Oiya waktu itu kita sudah membeli tiket online sampai ke Paddington.

Ini dia tube yang sesuai tujuan, kita bergegas lari menuju platform sesuai panah petunjuk...tiba-tiba...eits...di ujung lorong kok tiba-tiba panah petunjuk memisah tapi nama tubenya sama...nah lho, mau masuk platform yang mana? Tarik nafas, saya dan suami baca petunjuk lagi yang mana yang menuju Paddington, ini dia. Huff...lega setelah masuk ke tube. Tinggal nunggu dan melihat papan pengumuman digital untuk menunggu kapan kita turun. ALhamdulillah sampai Paddington jam 1, belum terlambat untuk mengurus passpor di KBRI. Saatnya mencari petunjuk selanjutnya untuk menuju ke KBRI. Suami mengambil tablet, menyalakannya, ditunggu....loading...masyaAllah internetnya tidak bisa digunakan, disana tertulis "SIM block" bla...bla..bla... yang intinya SIM tidak bisa digunakan untuk internet, padahal dulu bisa lho, karena pulsa pernah over limited jadi SIM nya dipindah ke HP yang jadul, skrg dipindah ke tablet lagi tidak bisa berfungsi...ya Allah. Saya mulai panik namun hanya diam saja biar suami tidak bertambah panik. Mbak Ara...terlihat santai dia, malah menyanyi-nyanyi...karena senang sudah sampai di London, belum tahu kepanikan emak bapaknya he3...
panik, ngutak-atik internet

Kita memutuskan untuk mencari papan-papan petunjuk, ndak ada....kita bertanya ke orang sekitar tentang alamat yang tertulis di situs KBRI yang telah disalin oleh suami, dan...jawabannya beragam ada yang bilang di ujung jalan setelah jembatan, ada yang bilang harus naik tube dulu, tapi semua akhiran jawabannya sama kok "but I'm not sure"....eeeaaaaa puyeng kan kita??? Akhirnya kita putuskan untuk berjalan kaki sambil mencari petunjuk, sambil mencoba terus menyalakan internet di tablet, capek, tarik nafas, duduk. Cling....lampu di kepala, telepon ke KBRI, agak lega....tapi beberapa kali telepon tidak ada yang angkat...ya Allah...rasanya bingung kemana lagi harus bertanya. Jadi ingat tausyiahnya ustad Yusuf Mansyur, "Allah dulu, Allah lagi, Allah terus"...dalam kepanikan saya coba terapkan berharap ada keajaiban. Saya bershalawat dalam hati, sementara suami mengutak-atik tablet, kita bertiga duduk di bangku pingiran danau buatan di Paddington sambil melihat pemandangan indah, sambil teteap bershalawat mengharap tiba-tiba ada yang datang nyamperin, nanya ke kita, terus nganterin ke tempat tujuan plus keliling jalan-jalan....astaghfirullah...jadi menghayal...sholawat lagi ah.... Mbak Ara merengek..."Ayo jalan....aku dah capek nih ke hotel dulu aja ya...". Nah dari situ abinya dapat ide untuk menelepon ke Wisma....Subhanallah, Allah telah menunjukkan pertolongannya lewat mbak Ara, kita sudah 2 jam di situ muter-muter. Alhamdulillah ada yang menerima telepon, mbak Ledy namanya, kita disaranin naik tube ini, turun di stasiun itu, dan jalan ke arah anu, begitulah kira-kira petunjuknya. Kita balik ke stasiun Paddington....lagi. Sekali lagi dapet piring cantik kayaknya.
tersesat

Walah...tantangan berikutnya...kita sudah tidak memegang tiket, lha terus naik tube pakai apa ya....beli oyster. Dimana?...yang ada mesin-mesin oyster dimana-mana untuk top up, lha kartunya? Ngubek-ngubek isi stasiun Paddington deh...tanya ke sana-kemari, Alhamdulillah ketemu. Nah nyari tube kali ini lancar, aman dan terkendali karena pengalaman pertama tadi. Sampai juga ke stasiun yang dimaksud. Keluar dari stasiun tengok kanan kiri nyari petunjuk menuju Grosvenor Road...ya ini dia   ayo kita let's go....Kok KBRI belum keliatan batang hidungnya ya....setelah jalan lumayan jauh samar-samar saya melihat bendera merah putih dari kejauhan tertutupi ranting-ranting pohon yang tinggi. Subhanallah senangnya rasa hati menemukan apa yang selama ini dicari-cari. Saya segera mengambil kamera dan mengambil gambar bendera kebangsaan sang saka merah putih yang berkibar di bumi London. Ingin rasanya berlari dan berteriak "berhasil...berhasil...hore...." ala Dora...tapi faktor U mengurungkan niat saya.
ini lho yang dicari-cari

Eh jam berapakah sekarang? KBRI tutup jam 4 kan? Ya Allah ini sudah jam 4 lewat 10 menit....ingin menangis rasanya. Akhirnya kita tetap mencoba untuk mengetuk pintu KBRI, memencet-mencet bel di pintu...agak lama, tiba-tiba muncul perempuan muda yang mempersilahkan kita masuk. Kita meminta maaf karena terlambat, mbaknya bilang "ndak papa kok". Trus bertanya kira-kira ada keperluan apa? "Mengurus passpor mbak" jawab suami. "O di bawah pak kantornya, tapi jam segini kayaknya sudah tutup, coba lihat aja ke bawah masih ada orang atau tidak". Nyuuuut...dalam hati saya...oh no...kita segera turun ke tangga bawah, mengetuk berkali-kali, saya antusias ngintip-intip di jendela, masih ada orang terlihat sedang mengetik sesuatu, tambah semangat lagi mengetuk pintunya. Alhamdulillah dibukakan oleh bapak-bapak, kita dipersilahkan masuk dan ditanyai keperluan kami. "Masih bisakah kami mengurus perpanjangan passpor Pak?", "oiya ndak papa, bisa-bisa, wah kelihatannya capek ya...sini ibuk sama adiknya duduk dulu istirahat". Subhanallah....terharu karena Allah telah memberikan pertolonganNya lagi, padahal waktu itu sudah jam 4 lewat 20 menit tapi beliaunya masih mau melayani. Alhamdulillah, dikasih coklat pula sama bapaknya.

Semua proses selesai jam 6 kalau tidak salah. Kita pamit pulang dan tidak lupa mengucapkan banyak terimakasih atas kebaikan hatinya mau lembur demi melayani kita. Naik tube lagi menuju ke wisma merdeka. Sampai sana kira-kira jam 6.30 an. Begitu sampai wisma, makan, sholat, terus siap-siap bobo. Kita sudah ndak sanggup lagi melakukan perjalanan malam itu, capek kelas berat, capek tingkat kabupaten pokoknya.
di Wisma Merdeka

Besok paginya kita memutuskan untuk mengunjungi Buckingham Palace, harapannya semoga bisa melihat pergantian pasukan kerajaan, atau dapat bonus melihat prince dan princess. Mbak Ara sangat pengen sekali bertemu dengan Cinderela, dalam benaknya disanalah tempat para princess Disney tinggal, ada Snow White, Rapunzel dan kawan sejawatnya he3...

Sesampainya di sana, wow...sudah berjubel manusia dari segala penjuru negara. Samar-samar terdengar suara drum band. Rupanya kita sedikit terlambat menyaksikan adegan pergantian pasuka kerajaan itu. Akhirnya dengan modal badan kecil, kita merangsek masuk diantara jubelan manusia untuk mendapatkan pemandangan yang kita nantikan itu. Yang berhasil saya lihat sementara ini hanya hitam-hitam helm para prajurit, atau kalau ndak ya...sepatunya prajurit, bagian badannya belum terlihat he3....maklum ngliatnya kalo ndak mendongak ya...nyelip dari bawah jadi dapetnya kalo ndak helm ya kaki....yah...disyukuri saja dulu.
berjubel

Beberapa saat kemudian, para penonton melonggar, nah...saya kebagian tempat yang enak akhirnya...tapi lho kok....mana tontonannya? Mana prajuritnya? Walah mereka sudah bergeser to posisinya, pantesan penonton di sekitar tempat saya berdiri kok pada melonggar, ternyata mereka bubar pindah ke lokasi lain mengikuti prajurit yang ternyata berbaris menuju tempat lain. Nggak papa lah saya tetap bertahan di tempat itu, optimis barangkali prajuritnya kembali ke tempat itu lagi, ternyata ndak juga. Ya sudah kita melihat sedapatnya saja, motret sedapetnya saja campur dengan kepala-kepala penonton lain, merekam sedapatnya juga....positif thinking.

Eh...ternyata rejeki, ada 2 pangeran yang sedang berdiri jauh di depan tempat kita berdiri. Langsung saya ambil gambar, di zoom untuk memastikan siapakah mereka berdua. Nah dapet fotonya, tapi sampai sekarang kita penasaran itu pangeran siapa ya? Emang pangeran beneran? Begitu dalam benak. Yakin sih itu pangeran karena penonton lain pun juga mengambil gambar mereka, atau jangan-jangan penonton pun nggak yakin siapa mereka? Walah-walah...
pangeran bukan ya?

Setelah melihat pergantian pasukan kerajaan hingga usai, kita melanjutkan perjalanan ke Big Ben. Perhatikan kata "perjalanan", itu berarti menunjukkan bahwa kita menempuhnya dengan jalan pakai kaki, lumayan. Sepanjang perjalanan kita melewati taman yang indah, di dalam taman itu kita melihat sejenis pohon yang kita duga sakura dari Jepang. Kita sempat bertanya kepada turis yang kita kira dari Jepang, ternyata mereka menjawab tidak tahu karena mereka ternyata orang China, bukan Jepang...we...kecele... Ambil gambar bunga Sakura ah....
Sakura bukan?

Sampai di Big Ben kita foto-foto lagi, eits penasaran gedhe an mana Big Ben sama jam Gadang ya? Kita lanjutkan perjalanan lagi dengan jalan kaki....Kita melewati kasil-kastil ,museum-museum, ambil gambar sudah, kita ndak masuk ke dalam museum karena menghemat waktu dan tenaga. Kita berjalan lagi menuju ke London Eye. Ambil gambar dari jauh...ckrik...ckrik... Dari situ untuk ke London Eye ternyata perlu naik perahu motor. Kita beli tiket, Alhamdulillah dapet diskon banyak karena abinya menunjukkan kartu mahasiswanya, dan Mbak Ara menunjukkan oysternya, saya menunjukkan niat baik saya saja he3...karena ndak punya kartu apa-apa. Kartu pelajar saya yang jaman SMP tidak laku disini. Lanjut, oiya tapi kita memutuskan untuk tidak naik London Eye, kita langsung meluncur ke Tower of London. Di sana kita tidak naik towernya juga, kaki sudah mulai capek lagi soalnya. Kita duduk-duduk menikmati es krim dan pemandangan, berrrr London dingin hari itu.
Dingin-dingin makan yang dingin?

Setelah es krim habis, kita memutuskan untuk ke King Cross saja, jalam-jalan di sekitar sana sambil menunggu jadwal kereta api kembali ke Newcastle. Sampai King Cross, kita ndak tahu mau kemana, melihat peta kok ya ndak nemu tempat wisata di sana. Akhirnya kita jalan kaki menyusuri trotoar, semampunya kaki kita dah pokoknya. Capek, kita berhenti di depan sebuah bangunan besar dengan patung besar berpose jongkok, dalam hati itu bangunan apa ya....setelah lama duduk-duduk di situ baru kita tahu kalau itu adalah British Library...ahai...kok ya ndak dibaca dari tadi lho petunjuknya. Kemudian kita memutuskan untuk masuk ke Library untuk sekedar beristirahat memulihkan lutut dan pundak yang mulai cenut-cenut karena beban bawaan yang lumayan. Di sana kita ke kamar kecil dan sholat di lorong perpustakaan.
British Library

Puas beristirahat, lalu jalan lagi deh ke stasiun King Cross. Kita sempet salah masuk ke stasiun yang internasional, karena memang letaknya berhadap-hadapan dengan stasiun nasional, jadi wajar dong salah masuk. Pas lihat pengumumam kok tujuannya Paris, bla...bla...bla...pokoknya nama kota yang aneh-aneh. Akhirnya kita bertanya ke petugas san ditunjukkan stasiun yang di depannya. Nah baru lega karen papan pengumumannya sudah bukan yang aneh-aneh lagi. Cari tempat duduk ah....mbak Ara masih sibuk senyam-senyum, mengatur pose karena sedang dipotret abinya.
menunggu jadwal kereta

Oh London.....oh lututku.... Pengalaman pertama yang membawa bahagia juga pegal dan linu-linu. Sekarang jadi tahu mengapa Changutter badannya kurus, mungkin kesasar-sasar juga di London. Mungkin pengalaman kesasar di London itulah yang membuat mereka sangat terkesan dengan kota itu dan menggubahnya dalam sebuah lagu....London...London. Andaikan prasangku salah tentang kurusnya Changcutter, setidaknya saya memang kesasar di London he3...dan saya juga kurus....jauh sebelum saya kesasar di London.

Semoga pengalaman ini bermanfaat bagi pembaca terutama untuk mengantisipasi kesasar, dan kecapekan di jalan. Teman saya memberi tips, sebaiknya membawa cadangan lutut selama melakukan perjalanan di sana, terutama seperti kita yang nota bene back-packer alias paket hemat.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar