Selasa, 26 Februari 2013

Balada Kekenyangan



Hari ini ceritanya lapar mata. Setelah sehari sebelumnya secara tidak sengaja menemukan cara membuat samosa versi saya sendiri, dan mendapat hidangan berupa bubur jagung dari tetangga, malam harinya merenung memikirkan kedua makanan tersebut. Yang jelas ueennaaak poll, buktinya saya sampai kepikiran malam-malam sambil merem melek membayangkan kedua makanan tersebut.

"Betapa nikmatnya jika sore hari ada samosa hangat, ditemani bubur jagung manis, emmmm, slurps..." bayangan itulah yang melayang-layang di benak saya. Akhirnya pagi tadi setelah semua pekerjaan rutin selesai, segera saya searching di internet "cara membuat bubur jagung manis". Ada banyak informasi yang keluar, saya klik salah satu yang menurut feeling paling sesuai, Alhamdulillah berjodoh. setelah itu saya catat lengkap resepnya. Emmm sebuah langkah kecil dari rencana besar telah dimulai ha..ha.....ha......hush.

Saya punya ide bagaimana kalau saya mengundang beberapa teman yang kebetulan jadwalnya hari ini lewat depan rumah (karena ada kursus maksudnya) supaya masak dan makannya lebih semangat he3...Akhirnya langkah kedua terlaksana, mengirim pesan kepada teman yang dimaksud. Langkah selanjutnya adalah menyiapkan bahan yang akan dibuat isi samosa. Setelah dipikir-pikir, baiknya saya buat aja deh isi samosanya, jadi pas teman-teman datang bisa langsung bungkus kulitnya dan goreng, nggak pakai lama.

Langkah ketiga terlaksana, setelah kupas sana-sini, iris sana-sini, oseng, kasih bumbu, incip, selesai deh. Alhamdulillah, penyelesaiannya tinggal dikerjakan bareng-bareng. Thiiiiing......lampu berkedip, inget aha....sekarang giliran bikin bubur jagung manis dulu ah. Kebetulan saya sudah mulai lapar juga membayangkannya. Nggak pakai lama, jadilah bubur jagung manis improvisasi, hemmm yummi....nggak pakai lama juga, saya sudah habis 1 mangkuk, eh 2 mangkuk, cuma 2 mangkuk saja....

Eh nggak terasa sudah jam 2 siang, pantesan tadi laper buanget. TIba-tiba terdengar pintu diketuk....nah teman saya dateng. Ok kita mulai, bungkus-bungkus samosa. Idealnya, samosa itu berbentuk segitiga, karena ruwet akhirnya saya memutuskan menggulungnya seperti lumpia, ceritanya samosa menyamar jadi lumpia gitu. Tapi teman saya satu ini tidak menyerah, terus berusaha membuat bentuk segitiga samosa, ayo....You can do it! Jadi deh, tinggal goreng, kita nikmati sama-sama pakai cocolan saos sambal ABC impor dari Indonesia!

Tak lama kemudian, teman saya satu lagi datang, langsung meluncur ke dapur....lipat-lipat kulit lumpia, goreng-goreng..... Seneng deh ke dapur rame-rame...seru... Diantara kegiatan-kegiatan itu, entah berapa kali samosa yang masuk ke perut saya....nggak kepikiran untuk menghitung juga waktu itu, udah keasyikan. Setelah bla...bla...bla....selesai. Teman-teman pamit pulang, hmm ...lega rasanya sudah bisa mengundang teman-teman meski hanya dengan acara yang sederhana. Kapan-kapan lagi ah...InsyaAllah.

Alhamdulillah, mbak Ara dan abinya sudah pulang dari sekolah. Abi dan mbak Ara lalu makan sore, saya ikutan karena masih merasa lapar, nasi + lauk, samosa, bubur jagung manis, dan seterusnya.... Abi lalu kembali ke kampus lagi. Saya beres-beres dapur, eh kok tiba-tiba perut nyeri....astaghfirullahaladziim.... setelah diingat-ingat pasti ini bukan karena magh kambuh gara-gara telat makan seperti yang biasa saya alami. Tapi kali ini lebih karena kekenyangan.... saya sudah makan berlebihan hari ini. Ya Allah maafkan hambamu ini.....

Sesak rasanya perut ini, tidak nyaman untuk digunakan beraktifitas. Saya jadi ingat bahwa apapun yang berlebihan memang tidak baik, makanya seorang muslim selalu dianjurkan untuk berinfak, bersedekah, diwajibkan berzakat, berpuasa agar apa yang dimiliki tidak dimanfaatkan berlebihan bagi dirinya sendiri. Termasuk berhenti makan sebelum kenyang....Subhanallah

Jam setengah 7 malam, tetangga datang, membawakan sepiring kue nikmat.....tergoda? Sangat....apalagi sebelumnya kue itu saya lihat di FB, teman yang membuatnya yang mengup-load, hemmmm rejeki...tapi perut ini masih sesak....setelah dipandangi...direnungi, bismillah saya mengambil keputusan. Akhirnya saya simpan dulu kue itu, untuk saya nikmati esok paginya, insyaAllah...terimakasih ya Allah, Engkau telah memberiku pelajaran yang sangat berharga kepadaku hari ini, meski melalui proses yang sederhana. Semoga mereka yang senantiasa berlebih-lebihan menikmati segala sesuatu yang --apalagi--  bukan miliknya segera Engkau bukakan pintu hatinya, Amin.

Termikasih kepada:
Mbak Indah Puji Mulyani + Dik Alvy
Mbak Ari Pusparini + Mas Dzakka
Mbak Kiki (atas foto kuenya dan kuenya he3...)

NB: sebelum saya menyimpan kue yang enak itu, maaf saya mencicip sedikit toppingnya, sedikit kok, istilahnya sak ndulit, hanya untuk menghilangkan rasa penasaran saja sebelum kue itu harus masuk kulkas. See you tomorrow nice cake...:-)

# Keesokan harinya
Alhamdulillah saya akhirnya bisa menikmati cakenya mbak Kiki sepuas hati, Subhanallah uenak banget.... Abinya Ara sampai sampai heran melihat saya asyik duduk di karpet sambil menggumam aneh, hemmm....hemm...yummi... " ngapain mi?" ...."eh ini bi enak...em..." konsentrasi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar