Jumat, 19 Juli 2013

Internet oh Internet



Selama di Indonesia, saya merasa kesulitan menikmati fasilitas teknologi yang satu ini, terutama di desa saya. Meski demikian saya tetap berusaha agar bisa menikmati dan memaksimalkan internet, salah satunya dengan cara melalui handphone, tapi sungguh menguras pulsa dan kurang maksimal karena banyak errornya. Akhirnya memutuskan membeli modem yang waktu itu harganya masih hampir 1 juta, sekarang lebih murah sepertinya ya. Saya membeli paket unlimited, Alhamdulillah lumayan bisa surf di dunia maya meski harus mencari jam yang tepat agar surfing lancar, biasanya jam 3 pagi. Saat siang atau sore kecepatannya sangat-sangat lambat, kalau ingin serius internetan bisa jadi ketiduran nungguin :-(


Selama di Indonesia saya belum terlalu tergantung dengan internetan, masih lancar dengan call dan text, masih cukup, jika perlu info lain masih bisa cari buku, atau tanya teman, seperti resep, dan sebagainya, juga bisa dengan melihat TV langganan agar tetap update pengetahuan.


Tak lama kemudian saya harus ikut suami kesini, kebutuhan akan internet berubah 180 derajat. Disini semuanya memerlukan internet, seperti daftar ke perusahaan air, perusahan gas dan listrik, mencari sekolah, membayar tagihan, pinjam buku di perpustakaan dan sebagainya, sangat tergantung internet. Mau tidak mau harus berlangganan internet, setiap rumah memiliki internet, seperti hal yang wajib. Meski rumah disini saling berdekatan, atau hanya beda lantai, semua berlangganan internet.


Suatu saat, saya dan suami bertemu dengan seorang pekerja perpustakaan di perjalanan menuju ke London. Dia menjelaskan bahwa perpustakaannya kini sedang sibuk mengubah buku-buku fisik dalam bentuk sotware (digitalisasi), karena semua orang sudah berkutat dengan internet maka buku digital ini dianggap semakin penting keberadaannya, untuk mempermudah peminjam, meski banyak juga orang yang menyukai buku berbentuk fisik. Keunggulan buku digital ini adalah peminjam dapat meminjam buku dimana saja sepanjang memiliki jaringan internet untuk mendownload buku yang akan dipinjamnya. Peminjam juga tidak perlu repot-repot mendatangi perpustakaan untuk mengembalikan, karena buku digital ini akan otomatis terdelete oleh program jika masa pinjamnya telah habis. Sayangnya tidak semua buku bisa ditemukan dalam bentuk digital, terutama buku-buku tua yang rentan dan dianggap penting bagi negara.


Di saat yang lain saya bertemu dengan calon volunteer di sebuah kursus bahasa Inggris, saya mencoba ramah dengan bertanya ini itu, termasuk darimana dia tahu informasi pendaftaran volunter. Dengan cepat dia menjawab "From internet, everything is on internet now", mendengar jawabannya, pertanyaan yang saya lontarkan tadi seperti pertanyaan kurang cerdas, emang iya...namanya juga basa basi he...he...he3... Itu menjadi pertanyaan terakhir yang saya lontarkan padanya.


Suatu saat, anak saya pulang sekolah membawa surat pemberitahuan dari sekolah, di sana tertera alamat email dan facebook, sesaat kemudian saya like page nya. Setelah itu setiap pemberitahuan kegiatan sekolah di posting disana, jadi harus rajin-rajin mengecek, terkadang mereka mengumumkan jam pulang lebih awal karena suatu hal, atau penutupan sekolah karena salju tebal. Selain sekolah, pihak city council juga sering mem post pemberiahuan di facebook, seperti jadwal pengambilan sampah, jalan yang ditutup, kegiatan libur sekolah, dan sebagainya. Otomatis harus eksis di facebook dong hi...hi...hi... Oiya jangan lupa cek email juga, tagihan-tagihan biasanya dikirim kesana. Suami juga mengirim angka meteran listrik dan gas lewat email karena petugas tidak mengecek meteran setiap bulan.


Jika ingin mendapatkan hiburan murah meriah, maka yang dituju adalah You Tube. Disini memiliki televisi adalah sesuatu yang mahal bagi kami. Televisinya bisa jadi gratis karena kami mendapat "lungsuran" dari teman-teman yang pulang kembali ke Indonesia. Tapi untuk mendapatkan siaran televisinya, kita harus membayar lisensi sebesar 100 sekian pound setiap tahunnya. Selain menurut kami mahal, saya dan suami juga kawatir dengan tayangan malam hari dan iklan-iklannya yang sering membuat khilaf, jadi lebih aman You Tube aja deh, bisa memilih tayangan yang sesuai dengan kebutuhan.


Biasanya saat senggang, Saya, suami, dan anak saya bukan mengobrol, tapi masing-masing mematung dengan gadget masing-masing. Kami rukun kok, hanya saja tidak berbincang satu sama lain, karena bisa jadi kami memang berada di satu ruangan, yaitu kamar, tapi suami saya sedang rapat dengan orang-orang di luar kota. Saya sibuk menyapa teman-teman di Indonesia, dan anak saya asyik menonton film kartun kesukaannya lewat You Tube. Sesekali kami saling bertegur sapa, lalu kembali asyik dengan kesibukan masing-masing. Suatu bentuk kerukukan yang indah bukan? Internet oh internet, mendekatkan yang jauh dan menjauhkan yang dekat.


~saatnya kelur dari dunia maya~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar