Sabtu, 20 Juli 2013

Apa Itu Keterlambatan Berbicara dan Berbahasa?



Setiap anak memiliki rentang waktu perkembangannya sendiri-sendiri. Ada anak di usia 1 tahun sudah mampu mengucapkan kata-kata dengan baik dan memiliki jumlah penguasaan kosa kata yang banyak, namun ada juga yang di usianya 4 tahun masih memiliki suku kata yang sedikit dan kesulitan merangkai kata. Di sisi yang lain keterlambatan ini bisa membaik dengan sendirinya, dalam artian anak bisa mengejar ketertinggalannya dengan kemampuan anak sebayanya, namun ada juga yang memerlukan usaha ekstra agar anak mampu mencapai kemampuan sesuai dengan usianya. Usaha yang dilakukan sejak dini tentu saja akan membawa pengaruh yang lebih baik.


Orang tua biasanya memiliki insting yang bagus dalam menilai perkembangan anaknya. Melalui observasi yang dilakukan setiap hari selama proses pengasuhan, orang tua bisa menilai apakah anaknya sudah tumbuh dan berkembang sesuai dengan yang diharapkan atau tidak. Untuk mengetahui apakah seorang anak mengalami gejala keterlambatan berbicara dan bahasa, berikut ini adalah standar atau norma gambaran normal perkembangan bicara dan bahasa sesuai dengan rentang usia.


Istilah berbicara dan berbahasa biasanya digunakan secara bergantian, atau saling menggantikan. Sebenarnya dua kata tersebut memiliki perbedaan arti. 

~Kemampuan berbicara lebih dimaksudkan kepada kemampuan dalam melakukan komunikasi secara verbal, dan bagaimana membentuk dan menghasilkan kata-kata. Sementara kemampuan berbahasa memiliki pengertian yang lebih luas lagi yaitu kemampuan menguasai komunikasi secara verbal, non verbal, dan tertulis. Keterlambatan berbicara lebih mudah dikenali oleh orang tua, karena si anak ditengarai mengalami kesulitan dalam berbicara atau menguasai kosa kata. 
~Keterlambatan berbahasa, nampak pada kesulitan anak dalam memahami kalimat atau perintah yang diberikan, sehingga lebih nampak ke arah gangguan perilaku daripada sebagai salah satu bentuk keterlambatan berbahasa.

Bentuk-bentuk dari anak yang mengalai keterlambatan ini ada beberapa macam, yaitu:
~Pada beberapa anak, mereka mampu mengucapkan kosa kata dengan benar, namun kesulitan untuk menghubungkan lebih dari 2 kosa kata sekaligus. 
~Ada juga anak yang mengalami kesulitan dalam memahami perintah namun mampu menggunakan kata atau frase untuk mengungkapkan keinginannya. 
~Dan ada juga yang sudah mampu berbicara dengan baik namun kesulitan untuk memahami perintah yang diberikan padanya.
~Pada kasus yang lain, anak lebih banyak meniru atau mengulang apa yang diucapkan orang lain daripada menghasilkan kata-kata sendiri.

Yang perlu juga diperhatikan adalah ketika membicarakan tentang keterlambatan dalam berbicara hendaknya tidak saja memperhatikan kemampuan bicara itu sendiri melainkan juga memperhatikan kemampuan anak dalam mendengar, dan memahami suatu petunjuk yang diberikan.


Lantas bagaimana menengarai apakah seorang anak mengalami keterlambatan dalam berbicara dan berbahasa? Berikut ini adalah cara yang sederhana, yaitu membandingkan kemampuan anak saat ini dengan norma-norma umum perkembangan bicara dan bahasa anak berdasarkan rentang usianya.


Usia 12 bulan pertama:

Pada rentang usia ini, anak seharusnya sudah mampu merespon suara disekelilingnya, merasa terkejut jika tiba-tiba mendengar suara yang keras. Mereka juga mulai mencoba menirukan kata sederhana yang diasosiasikan terutama dengan seseorang disekitarnya seperti mama, papa.

Usia 12 sampai 18 bulan:

Pada usia ini, anak mulai memiliki 1 atau 2 kosa kata dan mulai dapat merangkainya dengan komunikasi non verbal, seperti "dada" (melambai), atau "mam mam" (yang berarti makan). Memasuki bulan ke 15, anak-anak mulai mampu memahami perintah sederhana, misalnya "ambil kue", "ambil boneka". Mencapai usia ke 18 bulan, mereka seharusnya memiliki setidaknya 20 kosa kata sederhana yang mereka pahami. 

Usia 18 sampai 24 bulan:

Anak-anak pada usia ini kemampuan berbicara dan berbahasanya sudah mulai berkembang. Memasuki usia ke 24 bulan, anak setidaknya memiliki 50 perbendaharaan kosa kata, dan mampu menghubungkan 2 kata secara sederhana seperti "mau makan", "minta susu", dan lain sebagainya. Kemampuannya dalam memahami dan mengikuti instruksi juga semakin berkembang. Mereka mulai mampu memahami dan melakukan 2 perintah secara berurutan seperti "ambil bonekamu lalu letakkan di meja". Di usia ini anak juga sudah mampu mengidentifikasi benda-benda sederhana di sekitarnya atau naggota tubuhnya seperti mata, hidung, telinga, dan sebagainya.

Usia 2 sampai 3 tahun:

Pada usia ini, kemampuan anak untuk menyerapdan mempelajari kosa kata baru semakin bertambah. Setiap hari mereka menambah penguasaannya terhadap kata-kata baru yang sering mereka dengar dari lingkungan di sekitarnya. Mereka juga sudah mulai berbicara menggunakan kalimat sederhana. Pada usia yang ke 3 mereka sudah mampu mengidentifikasi bentuk dan warna. Dan membedakan konsep yang lebih rumit seperti di atas, di bawah, besar, dan kecil.

Faktor Penyebab:

Beberapa kemungkinan yang menjadi faktor penyebab anak mengalami keterlambatan dalam berbicara dan berbahasa antara lain 
~Oral motor problem, dalam hal ini adanya ketidaksinambungan antara saraf pada otak dengan bibir, lidah, dan rahang yang berpengaruh pada ketidakmampuan anak dalam mengucapkan kata dengan jelas. Otomatis kesulitan dalam hal ini akan menimbulkan keterlambatan dalam hal yang lain juga.
~Gangguan pendengaran, menyebabkan anak kesulitan untuk mengerti, menirukan, dan mengucapkan kata yang diajarkan secara akurat. Gangguan pendengaran ini bisa diakibatkan oleh infeksi telinga. Infeksi yang parah dapat mengakibatkan kesulitan dalam mendengar yang tentu saja akan mempengaruhi perkembangan anak dalam menguasai kata dan berbahasa.
~Gangguan atensi, kemampuan anak dalam memfokuskan perhatian juga mempengaruhi kemampuaannya dalam menerima kosa kata baru. Sehingga ketika orang tua atau orang disekitarnya mencoba mengenalkan kata-kata baru padanya, anak tidak akan menyerapnya karena tidak memperhatikan stilumulus yang diberikan padanya.
~Kebiasaan buruk dalam berkata-kata, maksudnya disini adalah, saat anak belajar kosa kata baru, terkadang mereka mengalami kesulitan dalam pengucapannya misalkan kata buku menjadi butu, kentang menjadi katan. Di situasi tertentu orang tua atau orang dewasa mengetahui kesalahan itu namun bukan membenarkan secara perlahan-lahan melainkan menirukan dan mempertahankan kesalahan itu, dengan turut berkata yang sama dengan yang dikatakan si anak.


Sumber:
www.kidsdevelopment.co.uk
www.screening.nhs.uk
www.kidshealth.org

Tidak ada komentar:

Posting Komentar