Selasa, 07 Juli 2015

Ada Apa Dengan Background Pelangi?

Ini dia foto pelangi saya :-D
 
Beberapa hari yang lalu, saya membuat poster Ramadhan dengan foto keluarga dan background pelangi di belakangnya. Saya perlu klarifikasi di sini (kayak orang penting aja), bahwa saya bukan salah satu pendukung kaum LGBT yang gaungnya sungguh luar biasa di negeri yang katanya kaum muslimnya terbesar di dunia. Yang kedua, saya membuat poster itu sebelum ramai-ramainya pelangi di facebook yang katanya sebagai penanda dukungan terhadap kaum ini. Yang ketiga, dari dulu saya sangat mengagumi pelangi sebagai salah satu keindahan yang diciptakan Allah dan proses terbentuknya pelangi ini juga diajarkan saat saya masih di bangku sekolah, dan masih sangat mengagumkan bagi saya.
 
Saya merasa sedih ketika pelangi diambil alih oleh orang-orang yang mencari pembenaran tentang nilai-nilai mereka. Mereka telah menyempitkan keagungan Allah dan keindahan di baliknya. Kenapa saya sebut mencari pembenaran? Yah...karena tidak ada yang benar sedikitpun dari mereka, jika di dalam Al-Quran saja kaum ini dilaknat, lalu pembenaran macam apa lagi yang di cari? Jika ada yang menyela "Lho kok mengait-ngaitkan dengan agama? Jika agama dan firman Allah saja kita abaikan, maka kita mau gunakan apalagi sebagai tolak ukur kebenaran? Pendapat manusia yang merasa lebih paham tentang hak asasi manusia? Subhanallah.
 
Setelah peristiwa itu, jika mendengar kata pelangi, tanpa sadar otak ini teringat dengan "mereka" Bahkan saat saya mengomentari corak baju teman saya dengan kata "Lho pelangi?", teman saya dengan cepat menyahut "Ih.....jangan gitulah". Ternyata privatisasi pelangi ini sungguh memiliki dampak yang besar, akankah anak-anak menyanyi lagu pelangi dengan riang hati? Atau para guru dan orang tua sudah enggan dan memilih untuk tidak lagi mengajarkan lagu itu pada anak maupun anak didik mereka karena khawatir dianggap pro dengan kaum ini. Wallahualam, semoga Allah melindungi negri ini seperti kutipan ustad Yusuf Mansur "Bikin dosa aja udah masalah. Apalagi sampe berbangga, & amp; mendeclare tanpa bersalah ttg dosa itu. Semoga Allah menyelamatkan kita semua."
  
Bagi yang marah membaca tulisan saya ini, saya klarifikasi lagi bahwa saya tidak membenci pelakunya, saya juga tidak phobia dengan mereka, namun saya membenci perilaku mereka. Kita tidak dianjurkan untuk membenci pelaku dosanya, namun membenci perbuatannya karena kita tidak pernah tahu bagaimana akhir kisah dari mereka. Semoga Allah memberi kekuatan pada kita semua untuk meraih dan menerima hidayah Nya, amin.

NB: Wah tulisan saya kok lama-lama bernada kemarahan ya...kelihatan kalau curhatnya beneran hehehe

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar