Minggu, 25 Agustus 2013

Keciput Salah Arah


Kemarin saya memutuskan untuk membuat keciput, kue zaman saya kecil dulu. Ide ini muncul dari obrolan saya dengan seorang teman tentang makanan kecil, akhirnya muncullah kata keciput, dan kata gampang, gampang membuatnya maksudnya. Selain itu semua bahan sudah tersedia di rumah, terutama wijen yg beberapa bulan lalu saya beli di sebuah toko China.

Langkah berikutnya adalah mengunjungi mbah google, mencari resep di internet. Resep pertama yang saya temukan sedikit ribet karena cara memasaknya harus digoreng 2 kali agar hasil keciputnya renyah. Saya memutuskan untuk mencari resep lain, akhirnya saya menemukan resep dan cara memasak yang sederhana.
Saya mengambilnya dari majalah Femina,
Bahannya antara lain:
~ tepung beras ketan 200 gr
~ telur 3 butir
~ gula 4 sendok makan
~ garam 1/2 sendok teh
~ wijen
~ minyak untuk menggoreng

Setelah menyiapkan dan mencampur semua bahan kecuali wijen dan minyak, mulailah saya menguleni adonan, tapi setelah dirasa, hasilnya sangat encer sekali sehingga tidak mungkin untuk dibentuk bulat. Karena merasa hanya mengandalkan resep saja kurang berhasil, berikutnya menggunakan kekuatan insting, semoga instingnya benar ya...

Saya memutuskan untuk menambahkan tepung ketan dan gula hingga adonan kalis dan mudah dibentuk. Nah selesai, giliran menyiapkan wajan dan minyak, serta taburan wijen. Adegan dilanjutkan dengan membentuk adonan bulat-bulat seperti kelereng. Mbak Ara ikut membantu, tapi bulatannya sebesar bola bekel, awalnya saya biarkan, lalu saya ingatkan lagi agar bulatannya kecil-kecil saja, tentu saja saran saya diselingi beberapa pertanyaan dengan awalan "mengapa", mengapa begini, mengapa begitu, wah urusan bisa jadi seribet bikin KTP di kelurahan nih.

Ok proses bulat-bulat lancar, sekarang menggoreng. Setelah minyak cukup panas, saya masukkan adonan demi adonan, setelah tak lama kemudian, satu persatu adonan mulai mengambang tanda matang. Lha, setelah dilihat penampakannya, tuh kenapa keciputnya tersenyum ya? Alias merekah seperti kue onde-onde ketawa. Dalam hati, ndak papa lah, toh cuma penampakannya saja barangkali.

Setelah matang, saya angkat keciput dari wajan, lalu saatnya mencoba. lalu apa yang terjadi? Ternyata rasanya pun seperti onde-onde ketawa, tidak renyah, melainkan sedikit lunak. Wah keciputnya salah arah nih, tujuan akhirnya kan harusnya jadi keciput, kenapa jadi onde-onde ketawa mini? Ehm...lain kali resep memasaknya tambah GPS, biar tidak salah arah.

Alhamdulillah dua customer setia saya bilang enak.....tanpa syarat he3....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar