Selasa, 21 Januari 2014

Mengenal Perpustakaan



Pertama kali saya mengunjungi perpustakaan di Newcastle adalah saat beberapa bulan yang lalu, yaitu ke City Library. Perpustakaannya sangat besar, terdiri dari beberapa lantai. Tiap lantai dihubungkan dengan lift dan tangga. Di lantai paling bawah ada deretan buku-buku baru, beberapa komputer, dan meja resepsionis.

Saat itu saya, suami, dan anak saya berniat membuat kartu anggota, kami segera mencari informasi ke salah seorang resepsionis, penjaganya seorang laki-laki saat itu. Syarat pembuatan kartu anggota, sederhana saja, yaitu melampirkan salah satu surat penting yang disitu tertulis identitas nama, dan tempat tinggal kita. Surat penting itu bisa berupa passport, tagihan bank, surat kontrak rumah, SIM, dan semacamnya. 

Di UK tidak mengenal adanya KTP seperti yang ada di Indonesia, jadi surat-surat penting itu menjadi salah satu alat penunjuk identitas kita. Oiya, salah satu surat penting itu hanya ditunjukkan saja pada petugas pembuat kartu anggota perpustakaan, dan memasukkannya dalam data base mereka. Tidak perlu difotokopi, atau harus ditinggal, hanya perlu ditunjukkan saja. Kemudian mereka membuatkan kartu, kartunya mirip dengan kartu ATM, ada barcode, juga ada pin untuk mengaksesnya.

Fasilitas yang didapat sebagai anggota perpustakaan antara lain,

  • Meminjam 10 buku fisik sekaligus dalam jangka waktu 1 bulan, dan buku-buku tersebut dapat dikembalikan ke perpustakaan pemerintah dimana saja di dalam area Newcastle.
  • Meminjam 5 buku digital dalam jangka waktu peminjaman juga 1 bulan.
  • Menggunakan komputer perpustakaan selama 1 jam secara cuma-cuma.
  • Mendapatkan informasi melalui email seputar kegiatan yang diadakan di perpustakaan. Kegiatan itu bisa berupa craft club untuk anak-anak, story telling, bermacam-macam lomba, berbagai macam perayaan seperti helloween dan sebagainya. 
Selesai membuat kartu, kami menuju lantai 3 tempat buku anak-anak. Disana terdapat rak-rak buku yang lucu dan unik bentuknya. Koleksi buku anak-anaknya sangat banyak. Tempat duduknya juga nyaman. Bisa memilih duduk di sofa, atau di karpet, atau di sebuah tempat yang menyerupai panggung, jadi agak tinggi. Saat itu banyak pengunjung di area buku anak, yaitu orang tua dan anak-anaknya. Suasananya sedikit riuh karena para orang tua sibuk membacakan buku pada anak-anaknya. Jadi terdengar bersahutan.

Tidak ada yang merasa terganggu, semua terlihat asyik mendengarkan cerita yang dibacakan orang tuanya masing-masing. Ada juga beberapa anak yang bermain berlarian kesana-kemari. Juga tidak ada petugas perpustakaan yang galak, menghardik suara-suara riuh seperti gambaran perpustakaan yang saya lihat di tayangan-tayangan televisi. Semuanya merasakan suasana yang rileks dan menyenangkan menyelami satu demi satu cerita di balik buku-buku itu.

Ara juga sangat sibuk waktu itu, mengambili beberapa buku yang menurutnya menarik dan meminta abinya untuk membacakannya. Saya sendiri larut membaca beberapa buku anak-anak yang cerita dan gambarnya sangat imajinatif. Buku anak-anak juga mudah dipahami, terutama bagi saya yang masih perlu banyak mengenal kosa kata bahasa Inggris. Saya belum tertarik untuk membaca novel, apalagi jurnal berbahasa Inggris, Road Dahl is the best.

Hari itu kami memutuskan untuk tidak meminjam buku fisik terlebih dahulu. Namun sesampainya di rumah, saya mencoba mengaktifkan aplikasi peminjaman buku digital. Alhamdulillah berhasil, sampailah petualangan Road Dahl di rumah kami. Saya juga mendownload buku audio buat Ara, biasanya dia mendengarkan buku itu sebelum tidur, lumayan untuk pengganti dongeng sebelum tidur.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar