Pengalaman naik bis siang tadi sungguh mengesankan. Seperti biasa sepulang kursus saya segera menuju ke bus stop. Tampak beberapa orang yang sedang mengantri, sayapun segera bergabung dalam antrian. Kebetulan di depan saya ada seorang nenek tua yang duduk di kursi roda, dan di belakangnya ada seorang ibu yang membantu mendorong kursi roda tersebut.
Alhamdulillah tidak lama kemudian bis yang ditunggu sudah datang. Bis berhenti tepat di depan bus stop. Melihat ada calon penumpang yang berkursi roda, sopir pun segera tanggap, keluar dari bis, lalu mengeluarkan slide (semacam papan besi untuk memudahkan kursi roda agar bisa dinaikan ke dalam bus. Awalnya si ibu menolak untuk naik ke dalam bis terlebih dulu karena sebenarnya si ibu dan nenek ini antriannya di tengah, namun semua pengantri mempersilahkan ibu itu untuk masuk ke dalam bis terlebih dahulu.
Tampaknya si ibu kesulitan mendorong kursi roda tersebut, dan pak sopir pun segera bergegas memberikan bantuan. Yah, pak sopir memang sangat sigap. Saya tersenyum-senyum sendiri melihat pemandangan indah ini. Setelah ibu dan nenek itu naik, sopir merapikan slide dan kembali ke tempat duduknya. Kemudian barulah antrian calon penumpang masuk ke dalam bis satu persatu dengan tertib.
Banyak hal yang bias saya ambil dari kejadian sehari-hari naik bis seperti yang saya tuliskan di atas:
- Antri
Ketika mendatangi bus stop, biasanya orang-orang segera membentuk antrian dengan sendirinya. Antrian bias jadi sangat panjang jika bis sesekali datang terlambat dari jadwal. Meskipun demikian, saat bis yang ditunggu tiba, mereka naik bis tetap dengan tenang alias tidak srudak-sruduk. Awalnya saya heran, naik bis saja harus antri seperti ini. Kalau tidak mengantri malah malu sendiri.
- Tempat duduk
Biasanya jika bisnya bertingkat, maka anak-anak muda banyak yang duduk di atas. Ini juga memberi kesempatan pada orang-orang senior yang kemampuan geraknya terbatas, mereka yang membawa kereta dorong, dan disable bisa mendapat tempat duduk, terutama saat jam-jam sibuk.
- Terimakasih
Sebelum turun dari bis, biasanya, atau hampir selalu semua penumpangnya mengucapkan terimakasih kepada sopir. Hemmm kebiasaan yang bagus bukan? Semoga hal baik ini bisa ditularkan dan diterapkan di negara kita, dengan syarat sopir nyetirnya tidak ugal-ugalan ya... hehehe... Khawatirnya bukan ucapan terimakasih yang ada malah penumpang marah-marah ke sopir karena ngebut.
Surat Al-Baqarah (Sapi Betina) ayat 111-115:
111. Dan mereka (Yahudi dan Nasrani) berkata, "Tidak akan masuk surga kecuali orang Yahudi atau Nasrani." Itu (hanya) angan-angan mereka. Katakanlah, "Tunjukkan bukti kebenaranmu jika kamu orang yang benar."
112. Tidak! Barangsiapa menyerahkan diri sepenuhnya kepada Allah, dan dia berbuat baik, dia mendapat pahala di sisi Tuhannya dan tidak ada rasa takut pada mereka dan mereka tidak bersedih hati.
113. Dan orang Yahudi berkata, "Orang Nasrani itu tidak memiliki sesuatu (pegangan)," dan orang-orang Nasrani (juga) berkata, "Orang-orang Yahudi tidak memiliki sesuatu (pegangan), "padahal mereka membaca Kitab. Demikian pula orang-orang yang tidak berilmu, berkata seperti ucapan mereka itu. Maka Allah akan mengadili mereka pada hari Kiamat, tentang apa yang mereka perselisihkan.
114. Dan siapakah yang lebih zalim daripada orang yang melarang di dalam masjid-masjid Allah untuk menyebut nama-Nya, dan berusaha merobohkannya? Mereka itu tidak pantas memasukinya kecuali dengan rasa takut (kepada Allah). Mereka mendapat kehinaan di dunia dan di akhirat mendapat azab yang berat.
115. Dan milik Allah timur dan barat. Kemanapun kamu menghadap di sanalah wajah Allah. Sungguh, Allah Mahaluas, Maha Mengetahui.