Tidak terasa sebentar lagi akan memasuki tahun 2015 Masehi. Dapat kabar dari rumah Kasembon kalau di sana sekarang sedang "ngumpul". Ada Bulek sekeluarga, dan kakak sekeluarga, yang menginap di sana selama liburan ini. Membayangkan betapa ramainya di rumah mungil Kasembon, berbagi ruangan dengan 3 keluarga, masyaAllah pasti menyenangkan.
Tahun baru, entah harus senang atau sedih. Senang karena Allah SWT masih memberikan rizki kepada kami sekeluarga berupa umur, kesehatan, kebahagiaan, bisa berkumpul bersama keluarga, Alhamdulillah. Sedih karena banyak bencana terjadi di tanah air tercinta. Belum terhapus duka karena longsor di Banjarnegara beberapa hari lalu, sudah menyusul kecelakaan pesawat yang bertolak dari Surabaya menuju Singapura. Seorang kawan dari Italy bercerita bahwa saat beribadah di gereja, seluruh jemaat turut mendoakan dan berbelasungkawa atas kecelakaan yang terjadi. Rupanya kecelakaan pesawat ini menebarkan duka ke seluruh benua. Semoga Allah SWT melimpahkan rahmat kepada seluruh keluarga yang ditinggalkan, amin. Allah sungguh Maha Penyayang kepada seluruh umat manusia.
Rupanya tahun baru ini masih dihiasi pro dan kontra, kali ini perihal dunia maya. Jika beberapa hari yang lalu pro dan kontra terkait dengan boleh tidaknya mengucapkan selamat natal, maka kali ini topiknya berubah, yaitu tentang boleh tidaknya merayakan Tahun Baru. Banyak teman yang mengupload postingan-postingan yang sesuai dengan selera dan nilai mereka terhadap tahun baru. Ujung-ujungnya mereka perang komentar antara yang pro dan yang kontra. Ada juga yang sampai menjelek-jelekan salah seorang ustadz yang mencoba memberitahukan fakta tentang perayaan tahun baru Masehi.
Saya pribadi selama ini belum pernah merayakan tahun baru sekalipun. Suatu kali ada niat untuk turut merayakan dengan sekedar "melekan" atau nonton film sampai pagi, namun keinginan selalu terkalahkan dengan kebutuhan biologis, yaitu rasa kantuk. Saya belum pernah berhasil terjaga selama "setahun", begitu istilahnya. Di lain waktu saya merasa kurang "sreg" di hati jika harus memaksakan diri untuk "melekan" di malam hari, bagaimana bisa sreg, sholat malam saja saya masih sulit menegakkan badan, lalu apa iya saya harus memaksakan diri demi "melekan" tahun baruan?
Begitupun hari ini, saya, suami, dan anak menikmati hari di rumah. Awalnya kami berencana ingin menikmati kembang api di pusat kota bersama kawan, namun sejak awal sudah sedikit ragu karena dinginnya cuaca di Newcastle. Selain itu, sejak beberapa hari yang lalu saya mengundang seorang kawan untuk datang ke rumah siang hari ini sekedar menikmati sedikit menu Indonesia. Kami pun asyik mengobrol sambil nyemil ini itu, dan menikmati soto ayam dengan sambal kecap buatan abinya Ara. Tema obrolannya pun beraneka macam, mulai dari aneka kuliner dari negara asalnya, sampai kisah meletusnya gunung Visuvius yang sangat bersejarah itu, hingga tak terasa jam sudah menunjukkan pukul 6.30 malam. Kami sungguh menikmati perbincangan hari ini. Lalu teman saya pun berpamitan pulang. Kamipun sudah melupakan rencana kami untuk melihat kembang api di pusat kota.
Ara sudah tidur di samping saya, sementara abinya masih sibuk dengan laptopnya.
#Ayat hari ini
Surat Al-Baqarah (Sapi Betina) ayat 11-15:
11. Dan apabila dikatakan kepada mereka, "Janganlah berbuat kerusakan di bumi!" Mereka menjawab, "Sesungguhnya kami justru orang-orang yang melakukan perbaikan."
12. Ingatlah, sesungguhnya merekalah yang berbuat kerusakan, tetapi mereka tidak menyadari.
13. Dan apabila dikatakan kepada mereka, "Berimanlah kamu sebagaimana orang lain telah beriman!" Mereka menjawab, "Apakah kami akan beriman seperti orang-orang yang kurang akal itu beriman?" Ingatlah, sesungguhnya mereka itulah orang-orang yang kurang akal, tetapi mereka tidak tahu.
14. Dan apabila mereka berjumpa dengan orang yang beriman, mereka berkata, "Kami telah beriman." Tetapi apabila mereka kembali kepada setan-setan (para pemimpin) mereka, mereka berkata, "Sesungguhnya kami bersama kamu, kami hanya berolok-olok."
15. Allah akan memperolok-olokkan mereka dan membiarkan mereka terombang-ambing dalam kesesatan.