Minggu, 17 Oktober 2010

PLAYGROUP AR ROHMAH
















Laron oh....Laron



Waktu itu hari Sabtu malam selepas magrib terlihat anak-anak kecil sedang bermain-main menangkapi laron yang terbang mengitari lampu. Hup...hup....tampak Coki yang juga tidak mau kalah dengan teman yang lain. Ayo Bobi lekas bantu aku, pegangi laronnya jangan sampai lepas, kata Coki sembari mengibas-ngibaskan sarungnya ke arah laron yang beterbangan. Ini...ini cepat masukkan ke plastik....Iya..iya, jawab Bobi.

Tak lama kemudian adzan Isyak berkumandang “Allahuakbar....Allahuakbar...” tapi anak-anak kecil itu masih asyik berlarian-larian mengejar laron. Sampai akhirnya Ustad Khoiri, imam di masjid itu mengingatkan “Ayo anak-anak segera ambil air wudhu, kita segera sholat”. Anak-anak yang lain segera bergegas, tapi Coki rupanya masih keasyikan. “Coki ayo..tuh sudah iqomah...sambil meletakkan plastik laronnya. Iya bentar sahut Coki. Tapi Coki terus saja memunguti laron-laron yang sudah tidak bersayap akibat sabetan sarungnya, sampai akhirnya Coki menemukan sebuah lubang di tanah, di situ keluar masuk laron-laron yang buannyaaak sekali. Sambil tersenyum Coki mendekati lubang itu dan mengamatinya “wah ini sepertinya gua laron, pasti di dalam lebih banyak lagi laronnya, wah aku nggak perlu susah-susah menangkap yang di bawah lampu itu...”.

Coki mengambil ranting kecil dan mulailah mengorek-ngorek lubang di tanah itu, dan benar saja langsung brul...brul...rayap kecil-kecil berhamburan dari lubang itu. Coki semakin keasyikan mengorek sambil memegangi sarung dan plastik laronnya. Tiba-tiba ada tangan yang menepuk bahunya, lho ngapain? Saking kagetnya, plastik laron terlepas dari tangannya dan berhamburanlah laron-laron di dalamnya, keluar dan mengerubuti tubuhnya. Sponta Coki teriak-teriak sambil mengibas-ngibaskan tangannya untuk mengusir laron-laron yang menempel di bajunya..Ah.. Bobi bikin kaget , bentak Coki. Bobi terdiam, tidak menyangka Coki marah beneran. Ustad Khoir menghampiri “ada apa Coki, Bobi?” Coki yang sudah terlanjur marah, matanya mulai merah dan bibirnya bergetar, langsung berlari tanpa menjawab Ustad Khoir.

Sesampainya di rumah, Bobi langsung melempar sandal uwing....uwing....membuka pintu gubrak....tanpa ucap salam...trus langsung ke kamar dan bruk...langsung tengkurap di atas bantal. Ibu Coki yang melihat geleng-geleng kepala, pasti habis bertengkar. Ibu segera menyusul ke kamar. Coki menutup kepalanya dengan sarung, Coki...mau cerita sama ibu nak? Hik...hik...bertengkar lagi ya? Hik..hik...sama Bobi? Hik...hik...mau cerita sekatang apa besok? Hik...hiiiiiiik......tangis Coki semakin keras sambil merapatkan sarung yang menutupi kepalanya. Ya sudah ibu tidak memaksa, sekarang Coki tidur dulu, oiya jangan lupa cuci kaki dan berdoa sebelum tidur, kata ibu sembari mencium kepala Coki yang tertutup sarung.

Coki merasa amat jengkel dan marah dengan Bobi, dia yang membuat laron-laronnya lepas, padahal Coki yang sudah capek-capek menangkapinya satu-satu tapi gara-gara Bobi semuanya berantakan.....keluh Coki di dalam hati. Ssstttt....Coki sudah sudah tertidur...tapi lho...lho...lho...Coki tadi kan belum cuci kaki dan berdoa sebelum tidur, wah...wah...wah...

Di dalam tidurnya Coki bermimpi, mimpi apa ya ? oh...ternyata mimpi bertemu dengan laron-laron, tapi laron yang ini pakai baju dan bisa bicara, saat melihat Coki laron itu menyapa kamu Coki ya...Coki kaget..agh....i..iya... hmm kata laron yang lain, kemudian laron-laron itu saling berbisik-bisik wesss..wessss.... wiss....sssst....cisssss....cussss.....Tapi Coki berusaha tenang dan terus berjalan melewati laron-laron itu meski sebenarnya Coki bingung hendak kemana...lama-lama Coki mempercepat langkahnya karena merasa semua laron melihat ke arahnya...akhirnya Coki berlari kencang.....dan bruk...Coki terjatuh karena menabrak sesuatu. Ketika mendongakkan kepalanya Coki semakin terkejut karena yang ditabrak adalah seekor laron yang amaaaat besar, dia memakai celemek dan membawa sothil di salah satu tangannya. Beb...bebbb.....ap..ap... kata Coki sambil tergagap-gagap. Oh...jadi kamu ya yang namanya Coki?!! Hah!!!! Ep..eppp..beb.... Coki gemetaran. Kamu yang telah mengganggangu anak-anakku, sini kamu biar tak goreng jadi rempeyek...ayo sini..!!!!! sambil berusaha menangkap Coki. Coki segera bangkit dan berusaha lari sekuat tenaga, tapi berkali-kali jatuh karena kakinya terbelit-belit sarung, dia bangun lagi....jatuh lagi....bangun...lagi sampai akhirnya Coki merasa ada yang menangkap kakinya, Coki terjatuh dan menangis sambil teriak ampun...ampun...uminya laron...ampun uminya laron....Coki kapok....Coki berusaha meronta dan menendang-nendangkan kakinya tapi sepertinya pegangan di kakinya semakin erat....dan semakin erat....

Coki... Coki..., akhirnya Coki terbangun ternyata yang memegang kakinya adalah Umi Coki sendiri. Coki kaget bercampur lega hehhh...hehhh....Umi...Coki takut....Coki mimpi buruk, Coki mimpi akan digoreng sama uminya laron.... Umi mengernyitkan dahi, lho kok... Iya tadi soalnya pas sholat Isya Coki tidak sholat tapi mengorek-ngorek rumah laron....sembari terengah-engah Coki berusaha menceritakan kejadian di masjid tadi.

Oh...jadi begitu, Alhamdulillah....jawab Umi. Lho Coki mimpi buruk tapi kok Umi malah Alhamdulillah sih...protes Coki, Itu artinya Coki masih disayang Allah, Allah mencoba mengingatkan Coki lewat mimpi supaya Coki tidak menyiksa laron-laron itu, mengerjakan sholat Isya dulu, lalu cuci kaki dan berdoa sebelum tidur. Coba kalau Coki tidak mimpi, pasti Coki masih tidur pulas sampai pagi dan tidak sholat Isya iya kan, trus besoknya Coki pasti mau menagkapi laron-laron itu lagi.....ah iya ya Umi, Alhamdulillah....

Akhirnya Coki segera bangun, wudhlu, dan sholat Isya sambil ditunggui Umi karena Coki masih ngeri jika ingat mimpinya yang akan dijadikan rempeyek oleh uminya laron hi.... kata Coki sambil bergidik.

Keterangan:
Alhamdulillah atas ijin Allah cerpen inilah yang mengantarkan saya meraih juara I pada lomba mendongeng untuk guru KB dan TA sekecamatan Dau, Malang.

Cerita Boneka; Aku Berani Bersekolah

AKU BERANI BERSEKOLAH
Tokoh :
1. Ayah
2. Ibu
3. Bobo (anak)
4. Umi (Bu Guru)
Properties :
1. Tas sekolah kecil
2. Boneka tikus

Pada hari Minggu sore, Bobo sedang ngobrol dengan ibu dan ayah.
Bobo Ayah, Ibu, Bobo senang besok sudah mau masuk sekolah. Bobo sudah lama ingin sekolah seperti teman Bobo yang lain.

Ibu Alhamdulillah, Ayah dan Ibu juga senang.

Ayah Besok pagi ayah yang anter Bobo ya...

Bobo Hore.....Bobo mau dianter ayah, tapi ayah tidak perlu masuk kelas ya...

Ayah Tentu saja, ayah hanya akan mengantar Bobo sampai di depan pintu gerbang saja, dan menitipkan Bobo sama Umi di sekolah, kan ayah langsung kerja...

Bobo Em.....tapi yah, kira-kira Umi di sekolah mau nggak dititipi Bobo? Nanti jangan-jangan kalau ayah sudah pergi nanti Bobo ditinggal sama Umi

Ibu Lho Bobo kan nanti bisa main juga sama teman-teman baru

Bobo Tapi Bobo kan belum kenal, nanti kalau ada yang jahat bagaimana? Hik...hik...Bobo minta anter ibu aja biar ditunggu sampe pulang sekolah ya.......

Ayah Ya boleh...tapi ingat meski besok ditunggui Ibu, Bobo tetap harus mandiri ya...

Bobbo Siiip, InsyaAllah

Malam harinya, Bobo tidak bisa tidur nyenyak karena memikirkan hari pertamanya sekolah. Nah bisa ditebak kan kalau pagi harinya Bobo kemudian bangun kesiangan.

Ibu Bobo...ayo bangun....segera sholat subuh dan mandi....

Bobo (masih tidur sambil ngorok) em....dikit lagi

Ayah Ayo lekas, biar tidak terlambat sekolah....

Bobo (terkejut karena mendengar kata sekolah) apa sekolah?.....aaa.....Ibu, ayah...gimana ini Bobo terlambat aaa......

Bobo kemudian segera bergegas sholat subuh, mandi, dan sarapan pagi.

Bobo Ibu...Bobo sudah siap berangkat....!!

Ibu Ayah, Ibu mengantar Bobo sekolah ya

Bobo Ayah, Bobo berangkat dulu ya...

Ayah Iya Bobo sayang, ayah juga mau berangkat kerja. Ingat di meski ada Ibu, Bobo tetap harus mandiri ya. Hati-hati di jalan...

Bobo dan Ibu Assalamualaikum.....

Ayah Waalaikumsalam

Sepanjang perjalanan, Bobo berjalan sembari menyanyi lirih, wah nampaknya hatinya sangat senang, tapi ketika sudah dekat dengan gebang sekolah, tiba-tiba Bobo menghentikan langkahnya dan menarik tangan Ibunya kuat-kuat.

Ibu Astagfirullahaladziim, ada apa Bobo?

Bobo (sambil berbisik) Umi-uminya sudah datang belum Bu...

Ibu Em kelihatannya sudah, itu di dekat gerbang, sudah ada Umi berjajar-jajar

Bobo Waduh.....kalau teman yang lain

Ibu Sepertinya juga sudah banyak yang datang, ada apa

Bobo Em....Bobo malu....Bobo jadi kepingin pipis, Bobo besok aja ya masuk sekolahnya....

Ibu Lho...lho...kok...kemarin kan Bobo semangat

Bobo Tapi Bobo sekarang malu sama Umi-umi

Ibu Kan diantar Ibu,

Bobo Nanti kalau Bobo tidak punya teman bagaimana?

Ibu Pasti Umi-umi mau menemani Bobo sampai bobo punya teman

Bobo Waduh sekolahnya besok aja ya Bu.....pokoknya besok....hik...hik..sekarang bobo pulang......(sembari menguatkan pegangan tangannya ke Ibu)

Tiba-tiba ada salah satu Umi yang menghampiri, namanya Umi Viku

Umi Assalamualaikum anak manis, lho kenapa menangis

Bobo (menangis semakin keras) aa....ayo pulang bu (sambil menarik-narik tangan Ibu)

Ibu Ini ada Umi, ayo sayang kita ke dalam aja

Bobo Enggak mau (sambil terus meronta)

Umi Subhanallah Umi punya kejutan lho buat Bobo (sambil menggandeng tangan Bobo untuk diajak masuk ke kelas)

Kemudian Umi mengambil sesuatu dari dalam laci meja kelas, kira-kira apa ya......?

Umi Wah ini dia ternyata umi punya tikus kecil, tikus kecil ini buat Bobo, anak yang berani berangkat ke sekolah

Ibu Wah terimakasih umi, ayo Bobo bilang apa?

Bobo (sambil malu-malu, Bobo menerima pemberian Umi, dan terisak-isak mengucapkan....) terimakasih Umi

Umi Iya sayang, coba senyum dulu, nanti pasti Umi beri tikus lagi yang lebih banyak dan besar, adik manis mau?

Bobo Iya....mau....(sambil tersenyum)

Tak lama kemudian Bobo, sudah tidak takut lagi sama Umi, eh Bobo juga sudah punya teman baru, ada Cici, Dudu, Bebe, dan banyak lagi, sampai-sampi Bobo lupa kalau sudah waktunya pulang. Dan sesampainya di rumah......

Bobo Buk ternyata Umi baik ya......teman-teman Bobo juga tidak ada yang nakal

Ibu Alhamdulillah, ibu senang

Bobo Buk, besok Bobo tidak usah ditungguin lagi, Bobo sudah tidak takut lagi kok

Ibu Subhanallah, itu baru anak Ibu yang pemberani (sambil memeluk Bobo)